Perjanjian Lisensi Pengertian Lisensi dan Perjanjian Lisensi

50 atau perusahaan yang memiliki aset HaKI diperbolehkan untuk memberikan aset HaKI yang dimilikinya kepada perusahan lain untuk pemanfaatan sebesar-besarnya. Suatu aset HaKI berdasarkan Lisensi. 32 Perjanjian Lisensi adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih, yang mana satu pihak yang memegang hak bertindak sebagai pihak yang memberikan Lisensi. Sedangkan pihak yang lain bertindak sebagai pihak yang menerima lisensi. Pengertian Lisensi sendiri adalah izin untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu obyek yang dilindungi oleh hak atas kekayaan intelektual untuk jangka waktu tertentu. Sebagai imbalan atas pemberian lisensi tersebut.Penerima lisensi wajib membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. 33 Menurut UU No 15 Tahun 2001 Tentang Merek pada pasal 1 angka 13, Lisensi Merek adalah izin yangdiberikan pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak dan bukan pengalihan hak untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan jasa yang didaftarkan pada waktu dan syarat tertentu. 34 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Perjanjian Lisensi Merek adalah perjanjian antara pihak pemilik merek pemberi lisensi merek dengan pihak penerima lisensi merek dan bukan merupakan pengalihan hak berupa izin yang diberikan pemilik merek terdaftar 32 Ibid, h. 331 33 Gunawan Widjaja, Lisensi dan waralaba Suatu Panduan Praktis Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 9 34 Dikutip dari Pasal 1 angka 13 Undang-undang No 15 tahun 2001 tentang Merek 51 kepada seseorang atau beberapa atau badan hukum untuk menggunakan merek, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang didaftarkan. Perjanjian lisensi wajib dimohonkan pencatatannya kepada DJHKI dengan dikenai biaya .Akibat hukum dari adanya pencatatan perjanjian lisensi tersebut adalah bahwa perjanjian lisensi tersebut selain berlaku bagi para pihak, juga mengikat pihak ketiga. 35 Perjanjian lisensi bersifat “partai dan konsensual”, oleh karena itu harus memenuhi ketetentuan pasal 1320 KUH Perdata. Dan berdasarkan asas-asas yang ditentukan pasal 1338 KUH Perdata. Bentuk perjanjian lisensi ditegaskan dalam pasal 44 ayat 1 UU : “Perjanjian lisensi dituangkan dalam bentuk akta perjanjian. Tidak dijelasakan apakah bentuk aktanya otentik atau tidak. Akan tetapi mengingat hubungan lisensi sangat penting, maka sangat beralasan untuk menetapkan perjanjiannya berbentuk akta otentik hal ini dilihat dalam RPP Rancangan Peraturan Pemerintah tentang perjanjian lisensi, bentuk yang dikehendaki adalah akta otentik. 36

C. Pertimbangan Pemberian Lisensi Merek

Alasan ekonomi memang alasan yang lebih kuat mengapa para pemilik hak atas keayaan intelektual atau pengusaha melisensikan haknya kepada orang lain, karena adanya royalti yang menjanjikan maka banyak sekali pemilik hak atas kekayaan intelektual yang menggunakan perjanjian lisensi ini untuk usahanya. 35 Ahmad M. Ramli, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual Tangerang : Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektua, 2013, h. 29 36 Oktamalia, “Pengaturan Perjanjian Lisensi Merek Ditinjau dari Undang-undang No. 15 tahun 2001 di PT. Astra Honda Motor ,” Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 2004, h.37 52 Menurut Nicolas S. Gikkas dalam International Licensing of Intellectual Property : The Promise and The Peril, ada sembilan alasan seorang pengusaha memilih pemberian lisensi dalam upaya pembangunan usahanya : 1. Lisensi menambah sumber daya pengusaha pemberi Lisensi secara tidak langsung. 2. Lisensi tidak memungkinkan perluasan wilayah usaha secara tidak terbatas 3. Lisensi memperluas batas dari produk hingga dapat menjangkau pasar yang semula berada di luar pangsa pasar pemberi Lisensi. 4. Lisensi mempercepat proses pengembangan usaha bagi industri-industri padat modal dengan menyerahkan sebagian proses produksi melalui tekhnologi yang dilisensikan 5. Melalui lisensi, penyebaran produk juga menjadai lebih mudah dan terfokus pada pasar. 6. Melalui lisensi sesungguhnya pemberi lisensi dapat mengurangi tingkat kompetisi hingga pada batas waktu tertentu. 7. Melalui lisensi pemberi lisensi maupunn penerima lisensi dapat melakukan trade off atau barter tekhnologi. Ini berarti para pihak mempunyai kesempatan untuk mengurangi biaya yang diperlukan untuk memperoleh suatu tekhnologi yang diperlukan. 8. Lisensi memberikan keuntungan dalam bentuk nama besar dan goodwill dari pemberi lisensi. 9. Pemberian lisensi memungkinkan pemberi lisensi untuk sampai pada batas tertentu melakukan kontrol atas pengelolaan jalannya kegiatan usaha yang dilisensikan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. 37 Sistem lisensi ini sudah lama dikenal sejak berlakunya Undang-undang No 21 tahun 1961 tentang merek yang sekarang telah diubah menjadi Undang-undang No 15 tahun 2001 tentang merek. Praktek lisensi diadakan atas dasar asas kebebasan berkontrak sebagaimana yang diatur dalam KUHPerdata. Pada umumnya sebelum menerima lisensi orang mempertimbangkan baik- baik, objek yang ditawarkan dengan lisensi itu diteliti dulu dengan baik. Terutama di 37 Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, h.16