Pengertian Perjanjian Pengertian Umum Perjanjian dan Syarat Sah Perjanjian

40 melaksanakan sesuatu hal. 3 Dari pristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Dengan demikian, hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan, disampingnya sumber-sumber lain. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakuan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perkataan perjanjian dan persetujuan itu adalah sama artinya. Begitupun dengan kontrak, lebih sempit karena ditunjukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis. 4 Istilah kontrak atau perjanjian terkadang masih dipahami secara rancu. Banyak pelaku bisnis mencampuradukan kedua istilah tersebut seolah merupakan pengertian yang berbeda. Agus Yudha Hernoko menjelaskan mengenai istilah kontrak dan perjanjian bahwasanya dalam Burgerlijk Wetboek selanjutnya disingkat BW menggunakan istilah overeenkomst dan Contract untuk pengertian yang sama. Hal ini secara jelas dapat disimak dari judul Buku III titel kedua Tentang “Perikatan- perikatan yang lahir dari kontrak dan perjanjian” yang dalam bahasa aslinya bahasa Belanda, yaitu : “Van nerbintenissen die uit contract of overeenkomst geboren worden”. 5 Pengertian ini juga didukung pendapat banyak sarjana, akan tetapi Subekti memiliki pendapat yang berbeda mengenai istilah “perjanjian atau persetujuan” 3 Subekti, Hukum Perjanjian, Cet 21, Jakarta : Intermasa, 2001, h.1 4 Ibid, h. 1 5 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, Jakarta : Kencana, 2010, h. 13 41 dengan “kontrak”. Menurut Subekti istilah kontrak mempunyai pengertian lebih sempit karena ditunjukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis. Sedangkan sarjana lain, seperti Potheir tidak memberikan pembedaan antara kontrak dan perjanjian , namun membedakan pengertian contrack dengan convention pacte. Disebut convention pacte yaitu perjanjian dimana dua orang atau lebih menciptakan, menghapuskan opheffen, atau mengubah wijzegen perikatan.Sedangkan contract adalah perjanjian yang mengharapkan terlaksananya perikatan. 6

2. Syarat Sah Suatu Perjanjian

Perjanjian yang sah menurut hukum artinya perjanjian yang memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga ia diakui oleh hukum legally concluded contract. 7 Menuut ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian harus memperoleh empat syarat diantaranya : 8 a. Sepakat b. Cakap c. Mengenai suatu hal tertentu d. Suatu sebab yang halal 6 Ibid, h. 13 7 Subekti, Hukum Perjanjian, h.1 8 Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Jakarta : Kencana, 2004, h.1 42 Jika suatu perjanjian telah memenuhi syarat sebagaimana disebutkan di atas, maka perjanjian tersebut menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang mengikatnya. Sepakat atau juga dinamakan perizinan, dimaksud bahwa kedua subyek yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau seiya-sekata mengenai hal- hal pokok dari perjanjian yang diadakan itu. Kesepakatan para pihak merupakan unsur mutlak terjadinya suatu kontrak. Kesepakatan ini dapat terjadi dengan berbagai cara, namun yang paling penting adalah adanya penawaran dan penerimaan atas penawaran tersebut. 9 Seseorang yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum pada asasnya. Setiap orang yang sudah dewasa atau aqilbaliq dan sehat pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Dalam Pasal 1330 kitab undang-undang Hukum Perdata disebut sebagai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian adalah : 1 Orang-orang yang belum dewasa 2 Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan 3 Perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh Undang-undang, dan semua orang kepada siapa Undang-undang telah melarang membuat perjanjian- pejanjian tertentu. 10 9 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 14 10 Subekti, Hukum Perjanjian. Cet 21. h.17