Siklus Hidup Lalat Pola Hidup Lalat

yang dapat memindahkan atau menularkan agent infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut sebagai penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman jatuh ke tempat tersebut. Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat Suska, 2007. Menurut Depkes RI 2001, penularan penyakit oleh lalat terjadi secara mekanis, dimana bulu-bulu badannya, kaki-kaki serta bagian tubuh yang lain dari lalat merupakan tempat menempelnya mikroorganisme penyakit yang dapat berasal dari sampah, kotoran manusia dan binatang. Bila lalat tersebut hinggap ke makanan manusia, maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan dimakan oleh manusia sehingga akhirnya akan timbul gejala sakit pada manusia yaitu sakit pada bagian perut serta lemas. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, thypus perut, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.

2.2.2 Siklus Hidup Lalat

Dalam kehidupan, lalat dikenal memiliki 4 empat tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Siklus Hidup Lalat Berdasarkan Depkes RI 2001, siklus hidup lalat dibagi menjadi 4 stadium: 1 Stadium pertama stadium telur Bentuk telur lonjong, bulat dan berwarna putih dengan panjang kurang lebih 1 mm. Setiap bertelur, lalat akan menghasilkan 120-130 butir telur dan akan menetas dalam waktu 8-16 jam. Pada suhu rendah dibawah 12-13°C telur tidak akan menetas. Gambar 2.2 Telur Lalat Universitas Sumatera Utara 2 Stadium kedua stadium larva Telur yang menetas akan menjadi larva yang berwarna putih kekuningan dengan panjang 12-13 mm. Lama stadium ini 2-8 hari tergantung pada temperatur setempat. Larva ini selalu bergerak dan makan dari bahan-bahan organik. Temperatur yang disukai larva lalat adalah 30-35°C. Gambar 2.3 Larva Lalat 3 Stadium ketiga stadium pupa Akhir dari fase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makanan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Fase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur ± 35°C. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Pupa Lalat 4 Stadium keempat stadium dewasa Stadium ini dimulai dari keluarnya lalat muda yang sudah dapat terbang antara 400-900 m. Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa adalah 6-20 hari. Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci dan mempunyai 4 garis yang agak gelap dipunggungnya. Pada kondisi normal, lalat betina dewasa dapat bertelur sampai lima kali dan umumnya umur lalat sekitar 2-3 minggu tetapi pada kondisi yang lebih sejuk bisa sampai 3 bulan. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin. Gambar 2.5 Lalat Dewasa Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Pola Hidup Lalat

Pola hidup lalat terbagi menjadi beberapa bagian. Adapun pola hidup lalat adalah sebagai berikut Depkes RI, 2001: 1 Tempat Peristirahatan Pada siang hari apabila lalat tidak sedang mencari makan, lalat beristirahat di tempat-tempat yang sejuk seperti di dinding, lantai, rumput dan tempat-tempat sejuk lainnya. Lalat juga suka dengan tempat yang berdekatan dengan makanan serta terlindung dari angin dan matahari terik. Di dalam rumah, lalat beristirahat pada pinggiran tempat makan, kawat listrik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 m. 2 Tempat Perindukan Tempat perindukan yang disenangi oleh lalat adalah tempat yang basah seperti sampah basah organik, kotoran binatang, tumbuh- tumbuhan busuk. a. Kotoran hewan Tempat perindukan lalat yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru normalnya lebih kurang satu minggu. b. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan Lalat suka hinggap dan juga berkembang biak baik pada sampah, sisa makanan, serta buah-buahan yang ada di dalam rumah maupun di pasar. Universitas Sumatera Utara c. Kotoran organik Lalat berkembang biak pada kotoran organik seperti kotoran hewan dan kotoran manusia. d. Air kotor Lalat berkembang biak pada permukaan air kotor yang terbuka. 3 Kebiasaan Makan Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, dari makanan yang satu ke makanan yang lain. Lalat suka dengan kotoran serta darah dan lalat juga sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia sehari- hari seperti buah-buahan, gula, susu dan makanan lainnya. 4 Lama Hidup Pada musim panas, lalat dapat bertahan hidup antara 2-4 minggu. Pada musim dingin, lalat dapat bertahan hidup sampai 70 hari. 5 Temperatur Lalat mulai terbang pada temperatur 15°C dari aktifitas optimumnya pada temperatur 21°C. Pada temperatur di bawah 7,5°C lalat tidak aktif dan diatas 45°C terjadi kematian. 6 Kelembaban Kelembaban erat kaitannya dengan temperatur setempat. 7 Cahaya Lalat merupakan serangga yang bersifat fototrofik, yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari lalat tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Penyakit yang Disebabkan Oleh Lalat

Dokumen yang terkait

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

5 20 104

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 0 14

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 1 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

2 2 5

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

1 1 31

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 2 3

1. Dapur Rumah Responden - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

1 2 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Definisi Diare - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

0 4 48

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

0 0 9

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN TAHUN 2015

0 0 17