BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir
Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir berada di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, dengan batas wilayah sebagai berikut:
- Utara : berbatasan dengan Lingkungan IX Kelurahan Paya Pasir
Kecamatan Medan Marelan - Selatan
: berbatasan dengan Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan
- Timur : berbatasan dengan Lingkungan II Kelurahan Paya Pasir
Kecamatan Medan Marelan - Barat
: berbatasan dengan Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir memiliki luas area sebesar 42 Ha. Jumlah penduduk di Lingkungan I sebanyak 1.593 jiwa dengan jumlah
laki-laki sebanyak 772 jiwa dan perempuan sebanyak 821 jiwa. Jumlah kepala keluarga di Lingkungan I yaitu sebanyak 379 KK. Lingkungan I
terdiri dari 125 rumah permanen, 164 rumah semi permanen dan 45 rumah kumuh.
Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir memiliki sarana kesehatan yang terdiri dari 1 praktek dokter, 1 praktek bidan dan 1 posyandu. Sarana
perekonomian yang ada di Lingkungan I terdiri dari 8 kedai sampah dan 2 tempat doorsmeer. Sarana ibadah yang ada di Lingkungan I hanya ada 1
Universitas Sumatera Utara
musholla. Sarana pendidikan yang ada di Lingkungan I terdiri dari 1 gedung Sekolah Dasar dan 1 PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Sarana
olah raga yang terdapat di Lingkungan I adalah lapangan bulu tangkis. Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir merupakan lingkungan yang
paling dekat jaraknya dengan TPA sampah Kota Medan yaitu TPA Terjun. Jarak antara Lingkungan I dengan TPA Terjun yaitu ± 600 m. Beberapa
rumah penduduk yang ada di Lingkungan I bahkan jaraknya ada yang 5 m. Rumah-rumah tersebut termasuk rumah yang non permanen atau
bahkan termasuk rumah kumuh.
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Karakteristik Balita 4.2.1.1 Umur
Gambaran karakteristik balita berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Balita Berdasarkan Umur di
Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Umur bulan
f Mean
SD Min.
Max.
0-9 11
14,3 2,99 = 3
1,362 0-9
bulan 50-59
bulan 10-19
20 26,0
20-29 21
27,3 30-39
11 14,3
40-49 12
15,6 50-59
2 2,6
Total 77
100 3
1,362 0-9
50-59
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa lebih banyak balita yang berumur pada interval 20-29 bulan yaitu sebanyak 21 balita 27,3.
Universitas Sumatera Utara
Rerata dari umur balita yaitu 3 dengan simpangan baku 1,362. Nilai minimum dari umur balita yaitu pada interval 0-9 bulan dan nilai
maksimum 50-59 bulan.
4.2.1.2 Jenis Kelamin
Gambaran karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Balita Berdasarkan Jenis
Kelamin di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Jenis Kelamin Balita n
Laki-laki 41
53,2 Perempuan
36 46,8
Total 77
100
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa lebih banyak balita yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 41 balita 53,2
dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 36 balita 46,8.
4.2.2 Karakteristik Responden 4.2.2.1 Umur
Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Umur tahun
f Mean
SD Min.
Max.
20-24 19
24,7 2,35 = 2
1,133 20-24
tahun 40-44
tahun 25-29
30 39,0
30-34 13
16,9 35-39
12 15,6
40-44 3
3,9
Total 77
100 2
1,133 20-24 40-44
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden yang berumur pada interval 25-29 tahun yaitu sebanyak 30
responden 39,0. Rerata dari umur responden yaitu 2 dengan simpangan baku 1,133. Nilai minimum dari umur responden yaitu pada interval 20-24
tahun dan nilai maksimum 40-44 tahun.
4.2.2.2 Jenis Pekerjaan
Gambaran tentang karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Jenis Pekerjaan n
Ibu Rumah Tangga 54
70,1 Wiraswasta
5 6,5
Karyawan 3
3,9 Buruh
6 7,8
Asisten Rumah Tangga 1
1,3 PemulungTukang Botot
8 10,4
Total 77
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 54 responden
70,1.
4.2.2.3 Pendidikan Terakhir
Gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Lingkungan I Kelurahan Paya
Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Pendidikan Terakhir n
Tamat SD 20
26,0 Tamat SMP
30 39,0
Tamat SMASMK 26
33,8 Sarjana
1 1,3
Total 77
100
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sedikit lebih banyak responden yang memiliki pendidikan terakhir pada jenjang SMP yaitu
sebanyak 30 responden 39,0 diikuti dengan yang memiliki pendidikan terakhir pada jenjang SMASMK yaitu sebanyak 26 responden 33,8.
4.2.3 Variabel Dependen
4.2.3.1 Kejadian Diare pada Balita
Kejadian diare pada balita adalah penyakit diare yang dialami oleh balita dalam satu bulan terakhir. Gambaran mengenai kejadian diare dapat
dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Balita di
Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Kejadian Diare n
Diare 33
42,9 Tidak Diare
44 57,1
Total 77
100
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa lebih banyak balita yang tidak mengalami diare dalam satu bulan terakhir yaitu sebanyak 44
balita 57,1 dibandingkan dengan balita yang mengalami diare yaitu sebanyak 33 balita 42,9.
Tabel 4.7 Distribusi Kejadian Diare Berdasarkan Frekuensi pada
Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
f n
1 kali sebulan 27
81,8 2-3 kali sebulan
6 18,2
Total 33
100
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa balita yang mengalami diare dengan frekuensi 2-3 kali dalam satu bulan terakhir
sebesar 18,2.
4.2.4 Variabel Independen
4.2.4.1 Kepadatan Lalat
Kepadatan lalat adalah tingkatan keberadaan lalat di dapur rumah responden. Berdasarkan jumlah skor pada perhitungan kepadatan lalat,
maka dapat dikategorikan menjadi sedang dan tinggi. Gambaran mengenai kepadatan lalat di dapur rumah responden dapat dilihat pada Tabel 4.8
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kepadatan Lalat di Dapur Rumah
Responden di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Kepadatan Lalat n
Tinggi 51
66,2 Sedang
26 33,8
Total 77
100
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kepadatan lalat dengan kategori tinggi yaitu sebanyak
51 responden 66,2.
4.2.4.2 Personal Hygiene
Personal hygiene adalah upaya responden dalam menjaga kebersihan diri sendiri dan balitanya. Pertanyaan pada kuesioner mengenai
personal hygiene terdiri dari 7 butir pertanyaan. Gambaran mengenai personal hygiene berdasarkan jawaban responden dapat dilihat pada Tabel
4.9 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
No. Pertanyaan
Personal Hygiene Ya
Tidak Total
n Persentase
n Persentase
n Persentase
1. Apakah ibu mencuci tangan setelah buang air
besar? 77
100 77
100
2. Apakah ibu mencuci tangan dengan sabun setelah
buang air besar? 74
96,1 3
3,9 77
100
3. Apakah ibu mencuci tangan dengan menggosok
tangan, sela-sela jari dan kuku setelah buang air besar?
8 10,3
69 89,7
77 100
4. Apakah ibu mencuci tangan sebelum memberi
makan balita ibu? 59
76,7 18
23,3 77
100
5. Apakah ibu mencuci tangan dengan sabun
sebelum memberi makan balita ibu? 25
32,4 52
67,6 77
100
Universitas Sumatera Utara
6. Apakah ibu mencuci tangan dengan menggosok
tangan, sela-sela jari dan kuku sebelum memberi makan balita ibu?
7 9,1
70 90,9
77 100
7. Apakah balita ibu buang air besar di jamban?
56 72,8
21 27,2
77 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pada umumnya responden sudah mencuci tangan setelah buang air besar 100 dan
menggunakan sabun 96,1 tetapi tidak menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku 89,7. Sebagian besar responden sudah mencuci tangan
sebelum memberi makan balita 76,7 tetapi tidak menggunakan sabun 67,7 dan tidak menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku 90,9.
Sebagian besar balita responden sudah buang air besar di jamban 72,8. Pada variabel personal hygiene berdasarkan jumlah skor responden
pada perhitungan jawaban pertanyaan mengenai personal hygiene dapat dikategorikan menjadi buruk dan baik. Gambaran mengenai personal
hygiene dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene di Lingkungan I
Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Personal Hygiene n
Buruk 51
66,2 Baik
26 33,8
Total 77
100
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki personal hygiene dengan kategori buruk yaitu
sebanyak 51 responden 66,2.
4.2.4.3 Sanitasi Dasar
Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh responden. Poin-poin pada lembar observasi mengenai sanitasi dasar
terdiri dari 4 butir poin. Gambaran mengenai sanitasi dasar yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
responden berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.11
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
No. Sarana Sanitasi
Kriteria n
Persentase Total
n Persentase
1. Sarana Air Bersih
a. Tidak ada b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesehatan d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan 1
56
15
5 1,3
72,8
19,4
6,5 77
100
2. Jamban Sarana
Pembuangan Kotoran a. Tidak ada
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungaikolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, 9
11,7 77
100
Universitas Sumatera Utara
disalurkan ke sungaikolam d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic
tank e. Ada, leher angsa, septic tank
68 88,3
3. Sarana Pembuangan
Air Limbah a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
teratur di halaman rumah b. Ada, diserapkan tetapi mencemari sumber
air jarak dengan sumber air 10 m c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka
d. Ada, diserapkan tetapi tidak mencemari sumber air jarak dengan sumber air 10
m e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup saluran
kota untuk diolah lebih lanjut 8
12
49 7
10,3
15,6
63,7 9,1
77 100
Universitas Sumatera Utara
1 1,3
4. Sarana Pembuangan
Sampah a. Tidak ada
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup d. Ada, keddap air dan bertutup
35 29
7 6
45,5 37,7
9,1 7,7
77 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar memiliki sarana air bersih milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat
kesehatan 72,8. Pada umumnya responden memiliki jamban sarana pembuangan kotoran berleher angsa dan ada septic tank 88,3.
Sebagian besar responden memiliki SPAL saluran pembuangan air limbah yang dialirkan ke selokan terbuka 63,7. Responden lebih
banyak yang tidak memiliki sarana pembuangan sampah 45,5. Berdasarkan jumlah skor pada perhitungan sanitasi dasar yang
dimiliki responden, maka dapat dikategorikan menjadi tidak sehat dan sehat. Gambaran mengenai sanitasi dasar di rumah responden dapat dilihat
pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Sanitasi Dasar Responden di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan Kota Medan Tahun 2015
Sanitasi Dasar n
Tidak Sehat 71
92,2 Sehat
6 7,8
Total 77
100
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden umumnya memiliki sanitasi dasar dengan kategori tidak sehat yaitu sebanyak 71
responden 92,2.
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Data
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan narasi dengan analisis statistik
Universitas Sumatera Utara
Chi square. Adanya hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen ditunjukkan dengan nilai p 0,05.
4.3.1 Hubungan antara Kepadatan Lalat dengan Kejadian Diare
pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Analisis hubungan antara kepadatan lalat dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan Kota Medan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Analisis Hubungan antara Kepadatan Lalat dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan
Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Kepadatan Lalat
Kejadian Diare pada Balita
Total
RP 95 CI
Diare Tidak Diare
n n
n
Tinggi 26
33,8 25
32,5 51
66,2 1,387
1,014- 1,895
Sedang 7
9,1 19
24,7 26
33,8
Total
33 42,9
44 57,1
77 100
RP=Rasio Prevalen p=0,044
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa kepadatan lalat kategori tinggi, dijumpai balita yang mengalami diare
sebesar 33,8 sedikit lebih banyak dibandingkan dengan balita yang tidak mengalami diare yaitu sebesar 32,5. Pada kepadatan lalat dengan
kategori sedang, dijumpai balita yang tidak mengalami diare dalam satu bulan terakhir sebesar 24,7 lebih banyak dibandingkan dengan yang
mengalami diare yaitu sebesar 9,1. Rasio prevalen kejadian diare pada
Universitas Sumatera Utara
balita yang rumahnya memiliki kepadatan lalat tinggi dibandingkan dengan yang kepadatan lalat rumahnya sedang adalah 1,387 95
CI=1,014-1,895. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square
diperoleh nilai p 0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kepadatan lalat dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan I
Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan tahun 2015.
4.3.2 Hubungan antara
Personal Hygiene dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan Kota Medan Tahun 2015
Analisis hubungan antara personal hygiene dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan Kota Medan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Analisis Hubungan antara Personal Hygiene dengan
Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan
Tahun 2015
Personal Hygiene
Kejadian Diare pada Balita
Total
RP 95 CI
Diare Tidak Diare
n n
n
Buruk 28
36,4 23
29,9 51
66,2 1,623
1,182- 2,229
Baik 5
6,5 21
27,3 26
33,8
Total 33
42,9 44
57,1 77
100 RP=Rasio Prevalen
p=0,003
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa personal hygiene kategori buruk, dijumpai balita yang mengalami diare
sebesar 36,4 sedikit lebih banyak dibandingkan dengan balita yang tidak mengalami diare yaitu sebesar 29,9. Pada personal hygiene dengan
kategori baik, dijumpai balita yang tidak mengalami diare dalam satu bulan terakhir sebesar 27,3 lebih banyak dibandingkan dengan yang
mengalami diare yaitu sebesar 6,5. Rasio prevalen kejadian diare pada balita yang memiliki personal hygiene buruk dibandingkan dengan yang
personal hygiene baik adalah 1,623 95 CI=1,182-2,229. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square
diperoleh nilai p 0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan I
Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan tahun 2015.
4.3.3 Hubungan antara Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan
Marelan Kota Medan Tahun 2015
Analisis hubungan antara sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan
Kota Medan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Analisis Hubungan antara Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan
Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015
Sanitasi Dasar
Kejadian Diare pada Balita
Total
RP 95 CI
Diare Tidak Diare
n n
n
Tidak Sehat 33
42,9 38
49,4 71
92,2 1,158
1,030- 1,302
Sehat -
- 6
7,8 6
7,8
Total 33
42,9 44
57,1 77
100 RP=Rasio Prevalen
p=0,034 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa
sanitasi dasar kategori tidak sehat, dijumpai balita yang tidak mengalami diare dalam satu bulan terakhir sebesar 49,4 sedikit lebih banyak
dibandingkan dengan balita yang mengalami diare yaitu sebesar 42,9. Pada balita yang mengalami diare dalam satu bulan terakhir tidak ada yang
rumahnya memiliki sanitasi dasar kategori sehat sedangkan balita yang tidak diare dan memiliki sanitasi dasar kategori sehat sebesar 7,8. Rasio
prevalen kejadian diare pada balita yang rumahnya memiliki sanitasi dasar tidak sehat dibandingkan dengan yang sanitasi dasar sehat adalah 1,158
95 CI=1,030-1,302. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact Test dikarenakan 2 cells 50,0 mempunyai nilai expected count 5 diperoleh
nilai p 0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita di Lingkungan I Kelurahan
Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Hasil penelitian pada karakteristik responden menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang berumur 23 tahun yaitu sebesar 15,6.
Rerata dari umur responden yaitu 29 dengan simpangan baku 5,601. Nilai minimum dari umur responden yaitu 20 yang artinya responden termuda
berumur 20 tahun dan nilai maksimum 44 yang artinya reponden tertua berumur 44 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden, dijumpai bahwa lebih banyak responden yang memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 39,0 diikuti responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMASMK yaitu sebanyak 33,8.
Pada tingkat pendidikan SMP dan SMASMK, responden kurang mendapatkan pelajaran dan pengetahuan mengenai kesehatan dengan
kurangnya keinginan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kesehatan misalnya saja dengan membaca buku-buku tentang
kesehatan maka jika telah terbiasa banyak membaca buku akan lebih mudah mengembangkan pengetahuan tentang kesehatan. Berbeda halnya
dengan responden yang berpendidikan terakhir sarjana terlebih lagi apabila responden menempuh pendidikan sarjana di bidang kesehatan. Responden
yang memiliki pendidikan terakhir sarjana walaupun tidak di bidang
Universitas Sumatera Utara
kesehatan sedikit lebih banyak mempunyai pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan.
Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani. Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan
cita-cita tujuan pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat Fuad,
2005. Menurut Notoatmodjo 2003, pendidikan kesehatan pada
hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan
bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilakunya.
Pada jenis pekerjaan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 70,1.
Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk merawat dan memperhatikan balitanya termasuk
dalam hal kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Kejadian Diare