BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu
rancangan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach. Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni tahun 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita umur 6-59 bulan yang bertempat tinggal di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir
Kecamatan Medan Marelan Kota Medan tahun 2015, yaitu sebanyak 77 balita.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh anggota populasi total sampling yang berjumlah 77 balita, sedangkan untuk respondennya
adalah ibu dari balita.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer
diperoleh langsung
dari hasil
wawancara menggunakan kuesioner dan observasi oleh peneliti secara langsung
kepada responden mengenai kejadian diare, kepadatan lalat, kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar ibu balita, kebiasaan cuci tangan sebelum
makan ibu balita, kebiasaan balita buang air besar, sarana air bersih, penyediaan jamban, sarana pembuangan air limbah dan sarana
pembuangan sampah.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data kasus diare pada balita yang diperoleh dari puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Medan
Marelan yaitu puskesmas Terjun, buku, jurnal, serta literatur-literatur yang mendukung penelitian.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
1 Melakukan wawancara langsung kepada responden ibu yang memiliki balita bertempat tinggal di Lingkungan I Kelurahan Paya
Pasir mengenai kejadian diare pada balita menggunakan alat bantu kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
2 Melakukan pengukuran mengenai angka kepadatan lalat di dapur rumah responden dengan menggunakan fly grill dan hand counter
alat untuk menghitung lalat yang hinggap di fly grill. 3 Melakukan wawancara langsung kepada responden ibu yang
memiliki balita bertempat tinggal di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir mengenai personal hygiene yang meliputi kebiasaan ibu cuci
tangan setelah buang air besar, kebiasaan ibu cuci tangan sebelum memberi makan balita dan kebiasaan balita buang air besar yang
menggunakan alat bantu kuesioner. 4 Melakukan observasi langsung kepada responden mengenai sanitasi
dasar yang meliputi sarana air bersih, penyediaan jamban, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah.
3.4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner
b. Lembar observasi c. Fly grill
d. Hand counter e. Stopwatch
f. Alat tulis
g. Kamera digital
Universitas Sumatera Utara
3.5 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, lalu dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
1 Editing yaitu melakukan pengecekan termasuk kelengkapan dan kejelasan isi kuesioner.
2 Coding yaitu mengubah hasil kuesioner dalam bentuk kode. 3 Skoring yaitu masing-masing variabel diberi nilai agar mudah untuk
dikelompokkan jawabannya dan mengkategorikan responden sesuai dengan jumlah nilai jawaban yang dijawabnya.
4 Entry yaitu memasukkan data hasil kuesioner ke dalam program komputer, yaitu dengan menggunakan program SPSS.
5 Cleaning yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak.
3.6 Variabel dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepadatan lalat, personal hygiene yang meliputi kebiasaan cuci tangan setelah buang air
besar ibu balita, kebiasaan cuci tangan sebelum makan ibu balita dan kebiasaan balita buang air besar, sanitasi dasar yang meliputi sarana air
bersih, penyediaan jamban, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah.
Universitas Sumatera Utara
2 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada
balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.
3.6.2 Definisi Operasional
1. Diare merupakan suatu keadaan dimana balita pada umur 6-59 bulan mengalami buang air besar lembek dan cair atau dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya 3 kali sehari dalam satu bulan terakhir.
2. Kepadatan lalat adalah jumlah lalat yang hinggap di fly grill yang diukur di dapur rumah responden. Masing-masing tempat diukur 30
menit dan minimal 10 kali. 3. Personal hygiene adalah cara merawat diri untuk memelihara
kesehatan fisik dan psikis, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan dan juga kebiasaan buang
air besar di jamban. 4. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar ibu balita
adalah kebiasaan ibu balita mencuci tangan dengan sabun disertai air yang mengalir secara benar setelah buang air besar.
5. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan ibu balita adalah kebiasaan ibu balita mencuci tangan dengan sabun disertai air yang
mengalir secara benar sebelum memberi makan balita.
Universitas Sumatera Utara
6. Kebiasaan balita buang air besar adalah kebiasaan balita buang air besar di tempatnya jamban.
7. Sanitasi dasar adalah status kesehatan dasar yang meliputi sarana air bersih, penyediaan jamban, sarana pembuangan air limbah dan sarana
pembuangan sampah. 8. Sarana air bersih adalah upaya ketersediaan air bersih yang
merupakan milik pribadi, memenuhi persyaratan jenis sumber air terlindung
dan memiliki jarak sumber air bersih ≥ 10 m dari sumber pencemar.
9. Penyediaan jamban adalah upaya ketersediaan jamban yang merupakan milik pribadi dengan jenis jamban leher angsa dan
memiliki tangki septik. 10. Sarana pembuangan air limbah adalah kepemilikan saluran
pembuangan air limbah secara individu dengan saluran tertutup. 11. Sarana pembuangan sampah adalah upaya pengelolaan sampah milik
pribadi, kedap air dan dibuang di tempat tertutup.
3.7 Aspek Pengukuran
1. Kejadian Diare Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner tentang
kejadian diare pada balita dalam satu bulan terakhir. Kategori
:
Universitas Sumatera Utara
a. Diare, jika balita mengalami diare dalam satu bulan terakhir, tinja cair lembek dengantanpa lendir dan darah dan frekuensinya lebih
dari 3 kali dalam sehari. b. Tidak diare, jika balita tidak mengalami diare dalam satu bulan
terakhir, tinja tidak cair lembek dengantanpa lendir dan darah dan frekuensinya tidak lebih dari 3 kali dalam sehari.
2. Kepadatan Lalat Data diperoleh dengan melakukan pengukuran angka kepadatan
lalat di dapur rumah responden dengan menggunakan: a. Fly grill
b. Hand counter, untuk menghitung lalat yang hinggap di fly grill Fly grill diletakkan di dapur rumah responden. Jumlah lalat yang
hinggap pada fly grill selama 30 detik dihitung dengan menggunakan hand counter. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali
perhitungan 10 x 30 detik dan 5 perhitungan yang tertinggi dibuat rata-ratanya lalu dicatat sebagai angka kepadatan lalat dengan satuan
per ekor block grill. Angka rata-rata ini merupakan petunjuk indeks populasi lalat dalam suatu lokasi tertentu.
Interpretasi hasil pengukuran pada setiap lokasi atau block grill adalah sebagai berikut Depkes RI, 2001:
e. 0 – 2 : rendah atau tidak menjadi masalah.
f. 3
– 5 : sedang atau perlu tindakan pengendalian terhadap tempat perkembangbiakan lalat.
Universitas Sumatera Utara
g. 6 – 20: tinggi atau populasi cukup padat, perlu
pengamanan terhadap tempat-tempat perindukan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendalian. h.
≥ 21 : sangat tinggi sehingga perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat
perkembangbiakan lalat dan pengendalian lalat. 3. Personal Hygiene
Data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner. Instrumen kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang variabel
independen kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar ibu balita, kebiasaan cuci tangan sebelum makan ibu balita dan kebiasaan balita
buang air besar. a. Kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar ibu balita
Pengukuran variabel kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar ibu balita menggunakan kuesioner sebanyak 3 pertanyaan.
Skor 1 untuk jawaban Ya dan skor 0 untuk jawaban Tidak. Variabel kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar ibu balita
dikategorikan menjadi 2 yaitu: 1 Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar.
2 Tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebiasaan cuci tangan sebelum makan ibu balita Pengukuran variabel kebiasaan cuci tangan sebelum makan
ibu balita menggunakan kuesioner sebanyak 3 pertanyaan. Skor 1 untuk jawaban Ya dan skor 0 untuk jawaban Tidak. Variabel
kebiasaan cuci tangan sebelum makan ibu balita dikategorikan menjadi dua yaitu:
1 Mencuci tangan dengan sabun sebelum memberi makan balita.
2 Tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum memberi makan balita.
c. Kebiasaan balita buang air besar Pengukuran variabel kebiasaan balita buang air besar
menggunakan kuesioner sebanyak 1 pertanyaan. Skor 1 untuk jawaban Ya dan skor 0 untuk jawaban Tidak. Variabel kebiasaan
balita buang air besar dikategorikan menjadi dua yaitu: 1 Balita buang air besar di jamban.
2 Balita tidak buang air besar di jamban. Skor untuk variabel personal hygiene:
- Baik, jika skor yang diperoleh responden 5-7
- Buruk, jika skor yang diperoleh responden 0-4
Universitas Sumatera Utara
4. Sanitasi Dasar Data diperoleh dengan observasi langsung menggunakan lembar
observasi yang
sesuai dengan
Kepmenkes RI
Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan.
Kategori :
a Sarana air bersih memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.
b Jamban sarana pembuangan kotoran memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, leher angsa dan memiliki tangki septik.
c Sarana pembuangan air limbah memenuhi persyaratan kesehatan jika ada, dialirkan ke selokan tertutup saluran kota untuk diolah lebih
lanjut. d Sarana pembuangan sampah memenuhi persyaratan kesehatan jika
ada, kedap air dan bertutup. Skor untuk variabel sanitasi dasar:
Nilai x Bobot 25 -
Sehat, apabila skor ≥ 334. -
Tidak sehat, apabila skor 334.
3.8 Metode Analisis Data