dahulu dan lumpurnya harus ada pengeraman 3 minggu untuk digunakan di permukaan tanah sebagai pupuk.
2.4.4 Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan
lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah wastes diartikan sebagai
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan
sendirinya Notoatmodjo, 2007. Menurut Notoatmodjo 2007, sumber-sumber sampah terdiri dari:
a. Sampah yang berasal dari pemukiman domestic wastes b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
c. Sampah yang berasal dari perkantoran d. Sampah yang berasal dari jalan raya
e. Sampah yang berasal dari industri industrial wastes f.
Sampah yang berasal dari pertanianperkebunan g. Sampah yang berasal dari pertambangan
h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan Pengelolaan sampah merupakan suatu bidang yang berhubungan
dengan pengaturan terhadap penimbunan; penyimpanan sementara, pengumpulan,
pemindahan atau
pengangkutan, pemrosesan
dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-
Universitas Sumatera Utara
prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat seperti teknik engineering, perlindungan alam conservation, keindahan dan pertimbangan-
pertimbangan lainnya, serta mempertimbangkan sikap masyarakat. Pengelolaan sampah pada saat ini merupakan masalah yang kompleks
karena semakin banyaknya sampah yang dihasilkan, beraneka ragam komposisinya, makin berkembangnya kota, terbatasnya dana yang tersedia
dan masalah lainnya yang berkaitan Mubarak dan Chayatin, 2009. Cara-cara pengelolaan sampah menurut Notoatmodjo 2007 antara
lain: a. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab
itu, mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat
pengumpulan sampah
tersebut harus
diangkut ke
tempat penampungan sementara TPS sampah dan selanjutnya ke tempat
pembuangan akhir TPA sampah. Mekanisme, sistem atau cara pengangkutannya untuk di daerah
perkotaan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah,
khususnya dalam hal pendanaan. Di daerah pedesaan pada umumnya dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS
Universitas Sumatera Utara
maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan biasanya didaur ulang menjadi pupuk.
b. Pemusnahan dan pengolahan sampah Pemusnahan danatau pengolahan sampah padat ini dapat
dilakukan melalui berbagai cara, antara lain: 1 Ditanam landfill, yaitu pemusnahan sampah dengan membuat
lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
2 Dibakar inceneration, yaitu memusnahkan sampah dengan dibakar dalam tungku pembakaran incenerator.
3 Dijadikan pupuk composting, yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk kompos khususnya untuk sampah organik seperti dedaunan,
sisa makanan dan sampah-sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa, sedangkan di daerah perkotaan
hal ini perlu dibudidayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dan anorganik,
kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, pupuk tersebut dapat dijual atau dipakai sendiri. Sampah anorganik
dibuang kemudian dipungut oleh pemulung. Dengan demikian maka masalah persampahan akan berkurang.
Menurut Slamet 2009, pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek langsung dan tidak langsung. Yang
dimaksud dengan efek langsung adalah efek yang disebabkan karena
Universitas Sumatera Utara
kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya saja seperti sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, sampah yang
karsinogen, teratogenik dan sebagainya. Selain itu, ada pula sampah yang mengandung kuman patogen sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri.
Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah
biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara fakultatif dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis. Dekomposisi anaerobik akan
menghasilkan cairan yang disebut leachate beserta gas. Leachate atau lindi ini adalah cairan yang mengandung zat padat tersuspensi yang sangat halus
dan hasil penguraian mikroba yang biasanya terdiri dari Ca, Mg, Na, K, Fe, Klorida, Sulfat, Fosfat, Zn, Ni, CO
2
, H
2
O, N
2
, NH
3
, H
2
S, H
2
dan Asam organik Slamet, 2009.
Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah. Sampah bila ditimbun sembarangan
dapat menjadi sarang lalat dan tikus. Lalat merupakan vektor berbagai macam penyakit perut. Demikian juga halnya dengan tikus, selain merusak
harta benda masyarakat, tikus juga sering membawa pinjal yang dapat menyebarkan penyakit pest Slamet, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep