Sanitasi Dasar Variabel Independen

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pada umumnya responden sudah mencuci tangan setelah buang air besar 100 dan menggunakan sabun 96,1 tetapi tidak menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku 89,7. Sebagian besar responden sudah mencuci tangan sebelum memberi makan balita 76,7 tetapi tidak menggunakan sabun 67,7 dan tidak menggosok tangan, sela-sela jari dan kuku 90,9. Sebagian besar balita responden sudah buang air besar di jamban 72,8. Pada variabel personal hygiene berdasarkan jumlah skor responden pada perhitungan jawaban pertanyaan mengenai personal hygiene dapat dikategorikan menjadi buruk dan baik. Gambaran mengenai personal hygiene dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015 Personal Hygiene n Buruk 51 66,2 Baik 26 33,8 Total 77 100 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki personal hygiene dengan kategori buruk yaitu sebanyak 51 responden 66,2.

4.2.4.3 Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh responden. Poin-poin pada lembar observasi mengenai sanitasi dasar terdiri dari 4 butir poin. Gambaran mengenai sanitasi dasar yang dimiliki Universitas Sumatera Utara responden berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara No. Sarana Sanitasi Kriteria n Persentase Total n Persentase 1. Sarana Air Bersih a. Tidak ada b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan 1 56 15 5 1,3 72,8 19,4 6,5 77 100 2. Jamban Sarana Pembuangan Kotoran a. Tidak ada b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungaikolam c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, 9 11,7 77 100 Universitas Sumatera Utara disalurkan ke sungaikolam d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank e. Ada, leher angsa, septic tank 68 88,3 3. Sarana Pembuangan Air Limbah a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah b. Ada, diserapkan tetapi mencemari sumber air jarak dengan sumber air 10 m c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka d. Ada, diserapkan tetapi tidak mencemari sumber air jarak dengan sumber air 10 m e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup saluran kota untuk diolah lebih lanjut 8 12 49 7 10,3 15,6 63,7 9,1 77 100 Universitas Sumatera Utara 1 1,3 4. Sarana Pembuangan Sampah a. Tidak ada b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup c. Ada, kedap air dan tidak bertutup d. Ada, keddap air dan bertutup 35 29 7 6 45,5 37,7 9,1 7,7 77 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar memiliki sarana air bersih milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat kesehatan 72,8. Pada umumnya responden memiliki jamban sarana pembuangan kotoran berleher angsa dan ada septic tank 88,3. Sebagian besar responden memiliki SPAL saluran pembuangan air limbah yang dialirkan ke selokan terbuka 63,7. Responden lebih banyak yang tidak memiliki sarana pembuangan sampah 45,5. Berdasarkan jumlah skor pada perhitungan sanitasi dasar yang dimiliki responden, maka dapat dikategorikan menjadi tidak sehat dan sehat. Gambaran mengenai sanitasi dasar di rumah responden dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Sanitasi Dasar Responden di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015 Sanitasi Dasar n Tidak Sehat 71 92,2 Sehat 6 7,8 Total 77 100 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden umumnya memiliki sanitasi dasar dengan kategori tidak sehat yaitu sebanyak 71 responden 92,2.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan narasi dengan analisis statistik Universitas Sumatera Utara Chi square. Adanya hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen ditunjukkan dengan nilai p 0,05.

4.3.1 Hubungan antara Kepadatan Lalat dengan Kejadian Diare

Dokumen yang terkait

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

5 20 104

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 0 14

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 1 2

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

2 2 5

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

1 1 31

Hubungan Sanitasi Dasar dan Kepadatan Lalat Dengan Kejadian Diare pada Penghuni Rumah Susun Seruwai Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2016

0 2 3

1. Dapur Rumah Responden - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

1 2 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Definisi Diare - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

0 4 48

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

0 0 9

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PAYA PASIR KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN TAHUN 2015

0 0 17