Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV
100
memberi manfaat dan juga madarat. Termasuk ayahnya yang tercinta, Azar, adalah seorang pembuat patung yang kemudian disembahnya.
Dengan bimbingan dan didikan dari Allah Swt., ketika malam tiba ia dengan pikiran sehatnya, merenung dan belajar tentang alam sekitar.
Dilihatnya malam penuh dengan kemegahan dan keindahan. Bintang dan bulan menghiasi langit yang begitu indah, sehingga ia menyangka bahwa
bintang dan bulan adalah Tuhanku. Namun, ketika malam hilang dan berganti siang, dilihatlah matahari yang bersinar terang menerangi bumi,
ia berkata inilah Tuhanku.
Dalam benaknya, tidak mungkin Tuhan bila malam dan siang menghilang. Tuhanku tidak akan pernah hilang. Dorongan Allah Swt.
semakin kuta untuk mengantarkan ia menuju ilmu kebenaran, bahwa Tuhanku adalah Tuhan yang menciptakan bulan dan bintang ketika malam.
Tuhanku adalah Tuhan yang menciptakan matahari ketika siang. Tuhanku adalah Tuhan yang menciptakan alam beserta isinya. Tuhanku adalah Tuhan
yang patut disembah oleh segenap manusia.
2. Ketaatan Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah Swt.
Ketaatan dan kesungguhan ibadah Nabi Ibrahim a.s kepada Allah Swt. sangatlah kuat. Nabi Ibrahim a.s. juga memiliki kesabaran dan kepatuhan
yang luar biasa ketika dihadapkan dengan ujian dan cobaan. Mulai dari perintah Allah Swt. terhadap dirinya untuk pergi hijrah, meninggalkan anak
dan istrinya di tempat yang gersang dan tandus, dan perintah Allah Swt. untuk berkhitan diusia tua. Semua itu ia yakini dan laksanakan dengan
ikhlas. Ia tidak ragu dan takut untuk melaksanakannya.
Ketika Allah Swt. menyuruh untuk membangun Kakbah Baitullah ia kerjakan dengan sungguh-sungguh beserta anaknya Nabi Ismail a.s. Puncak
ujian ketaatan dan kesungguhan Nabi Ibrahim yaitu ketika Allah Swt. menyuruhnya untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail a.s.
ia pun segera melaksanakannya dengan tanpa takut dan ragu sedikitpun. Sehingga akhirnya Allah Swt. tampakan kebesaran dan kekuasaan-Nya.
3. Taat dan setia kepada orang tua
Nabi Ibrahim a.s berbeda keyakinan dengan ayahnya. Azar ayah Nabi Ibrahim a.s adalah seorang yang ahli dalam membuat patung sesembahan,
sedangkan Nabi Ibrahim a.s adalah seorang yang taat dan patuh kepada Allah Swt. Walaupun berbeda keyakinan nampaknya tidak menghalanginya
untuk taat dan berbuat baik kepada ayahnya. Nabi Ibrahim a.s selalu menghormati dan mentaati segala perintahnya.
Pelajaran 9 Perilaku Terpuji Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
101
Ketika ayahnya menyuruh untuk menjual patung-patung ke kota, Nabi Ibrahim a.s. tetap taat dan melaksanakannya. Bahkan Nabi Ibrahim a.s.
selalu mendoakan ayahnya semoga mendapat petunjuk dan ampunan dari Allah Swt. Firman Allah Swt.
Artinya : “Dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang sesat.
Q.S. Asy-Syu‘ara’ 26 : 86
4. Kelembutan dan kesopanan Nabi Ibrahim a.s. dalam berdakwah
Sebagai seorang Nabi, Nabi Ibrahim memiliki akhlak yang mulia, ia selalu mengutamakan kelembutan dan kesopanan dalam berdakwah. Ia
tidak memaksa dan menekan orang lain agar mengikuti ajarannya. Nabi Ibrahim a.s tidak pernah sedikitpun melakukan perbuatan yang tercela dan
jelek. Akhlak yang baik selalu ia utamakan dalam mengajak orang lain. Tutur katanya lembut dan sopan, indah kata-katanya dan baik perilakunya.
Allah Swt. mengisahkan tentang kelembutan dan kesopanan Nabi Ibrahim a.s dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 42.
Wagfir li’abi innahu kana minad-dallina.
. .
Artinya: “Ingatlah ketika dia Ibrahim berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku Mengapa
engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak pula dapat menolongmu sedikitpun?
Q.S. Maryam 19 : 42
5. Keteguhan dan keberanian Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. adalah manusia yang memiliki iman yang teguh disertai keberanian menegakkan kebenaran. Nabi Ibrahim a.s rela
mengorbankan nyawanya hanya demi kebenaran. Ia tidak gentar dan takut menghadapi Raja Namruz yang ganas dan bengis.
Iz qala li’abihi ya abati lima ta‘budu ma la yasma‘u wa la yubsiru wa la yugni ‘anka syai’an.
. .