Pelajaran 2 Sifat Jaiz Allah Swt.
15
Firman Allah :
. . .
Apa saja yang dikehendaki dan dipilih Allah itulah yang akan terjadi. Dengan demikian mungkin saja sesuatu itu terjadi dan mungkin juga tidak terjadi.
Misalnya tentang kematian manusia ada anak yang masih kecil sudah meninggal, tetapi sebaliknya orang tua yang sudah berumur 100 tahun masih hidup.
Jaiz bagi Allah, seorang anak pejabat jadi pesuruh kantor, mungkin juga anak seorang petani kecil jadi presiden. Jaiz bagi Allah seorang anak bodoh menjadi
pandai kalau ia belajar, sebaliknya yang pandai menjadi bodoh lantaran ia malas. Sifat jaiz sangat berkaitan erat dengan takdir. Dalam ajaran Islam takdir
dibedakan menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mualak.
1. Takdir Mubram
Takdir mubram yaitu ketentuan atau keputusan Allah Swt. yang telah terjadi yang tidak mungkin dapat diubah. Namun harus diterima dengan
ikhlas. Misalnya kelahiran dan kematian seseorang, jenis kelamin, dan terjadinya hari kiamat.
Firman Allah Swt.
. . .
. .
Artinya : Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki ...
Q.S. Al-Qasas 28 : 68
Wa rabbuka yakhluqu ma yasya’u wa yakhtaru...
Artinya : “...Bagi setiap umat mempunyai ajal batas waktu. Apabila ajalnya tiba, mereka
tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun” Q.S. Yunus 10 : 49
Sadarilah bahwasanya kejadian atau peristiwa yang menimpa kita semua merupakan cobaan dan ujian, apakah kita bisa menjadi hamba Allah
yang tabah dan sabar atau tidak. Musibah yang menimpa kita semua itu merupakan Jaiz bagi Allah, dari-Nya.
...Likulli ummatin ajalun, iza ja’a ajaluhum fala yasta’khiruna sa‘ataw wa la yastaqdimuna.
.
Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV
16
2. Takdir Mualak
Takdir mualak yaitu keputusan atau ketetapan Allah Swt. yang kemungkinan masih bisa diubah dengan doa yang ikhlas serta usaha yang
maksimal. Misalnya : orang bodoh bisa berubah pintar jika belajar dengan giat, rajin dan tekun. Orang miskin bisa menjadi kaya jika ada usaha dan
bekerja yang ulet dan sungguh-sungguh. Firman Allah Swt.
. . . . . .
Artinya : “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah;
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
” Q.S. At-Tagabun 64 : 11
Ma asaba mim musibatin illa bi’iznillahi, wa may yu’mim billahi yahdi qalbahu, wallahu bikulli syai’in ‘alimun.
. .
Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendi ri...” Q.S. Ar-Ra’d 13 : 11
Dari uraian di atas jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar
berusaha. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita. Oleh sebab itu kita harus berusaha. Jika ingin pandai, hendaklah belajar
dengan tekun, jika ingin kaya bekerjalah dengan rajin. Setelah itu berdoa.
Dengan berdoa kita kembalikan semua urusan kita kepada Allah Swt. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan
rida dan ikhlas.
.
...Innallaha la yugayyiru ma biqaumin hatta yugayyiru ma bi’anfusihim... .