Kisah Nabi Ismail a.s.

Pelajaran 8 Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. 91 Selain itu Sarah mengetahui kehamilan Hajar mengandung anak dari Nabi Ibrahim a.s. Sarah tambah cemburu. Sebagai wanita ia merasa tersisih. Apalagi perhatian Nabi Ibrahim lebih banyak tercurah kepada Hajar. Sarah merasa kalah. Padahal, Hajar tidak lebih baik dari dirinya. Sebelumnya Hajar adalah seorang pelayan yang dihadiahkan dari Mesir untuk Nabi Ibrahim a.s. Sarah merasa diacuhkan. Hari demi hari Nabi Ibrahim a.s lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Hajar. Sebab, Nabi Ibrahim a.s memang sangat menginginkan anak. Hatinya sangat bahagia dan gembira. Sebab, ada keturunan yang akan menjadi penerusnya. Setelah sampai waktunya Hajar melahirkan seorang putra yang memiliki rupa yang bagus. Dialah Nai Ismail a.s.

2. Hijrah ke Mekah

Ketika Nabi Ismail a.s. masih bayi Nabi Ibrahim dan Hajar merencana- kan hijrah pindah demi menjaga perasaan Sarah istri tertua, akhirnya Nabi Ibrahim a.s membawa Hajar dan Ismail. Nabi Ibrahim hanya bias bertawakal kepada Allah Swt. Sepenuhnya ia berserah diri kepada Allah. Hanya ada satu keyakinan, tak mungkin Allah Swt. menelantarkan hamba-Nya. Akhirnya sampailah Nabi Ibrahim dan Hajar serta Ismail di suatu tempat yang sekarang disebut Mekah Al-Mukaramah. Lelah masih belum hilang, perintah Allah Swt. sudah datang. Di Mekah, Hajar dan Ismail ditinggalkan. Padahal tempat itu sangat tandus dan gersang. Tak ada air dan kehidupan. Tak terlihat hewan dan tumbuhan. Hajar sempat merasa khawatir dan kaget seraya memohon agar tidak ditinggalkan di tempat yang tidak ada makanan dan minuman, di tempat yang gersang, padahal ia harus mengurus anak. Ismail masih membutuhkan susu dan makanan. Dari mana semua itu bisa didapatkan, sedangkan tempat itu begitu sepi. Nabi Ibrahim a.s hanya mendengarkan. Batinnya merasakan beban yang teramat berat. Tangisan dan keluhan Hajar membuat suaranya serak. Kerongkongan terasa kering. Hati tak tega meninggalkan anak dan istrinya di tempat seperti itu. Namun, Nabi Ibrahim sadar. Itu kehendak Allah. Pasti ada hikmah dibalik semua ini. Hatinya yakin bahwa Allah Swt. akan melindungi keluarganya. Perlahan-lahan, Nabi Ibrahim a.s berkata, “Dinda sayang, ini merupakan kehendak Allah. Oleh karena itu bertawakallah kepada-Nya. Yakinlah akan rahmat-Nya, tak mungkin Dia menelantarkan hamba-Nya. Mendengar perkataan dan penjelasan Nabi Ibrahim, Hajar manjadi yakin bahwa walaupun ia dan putranya ditinggalkan di tanah yang tandus dan sepi, mereka akan tetap dapat hidup dengan baik. Allah Swt. selalu memberikan jaminan dan perlindungan kepada mereka dengan membantu Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV 92 kebutuhan makan dan minum mereka. Ketika Nabi Ibrahim ingin meninggalkan mereka, ia berdoa kepada Allah Swt. Artinya : Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau Baitullah yang dihormati, ya Tuhan yang demikian itu agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. Q.S. Ibrahim 14 : 37.

3. Sejarah Sumur Zam-Zam

Ketika Hajar telah kehabisan air, ia pun merasa haus, karena itu air susunya merasa berkurang. Bayinya Ismail menderita kekurangan air susu. Hajar bolak-balik pergi kesana-kemari untuk mencari air antara bukit Safa dan Marwah, namun tidak pula menemukan air. Setelah Hajar mencari air di antara bukit Safa dan Marwah, tidak lama kemudian Hajar dibawa Malaikat Jibril ke suatu tempat. Setelah berada di tempat yang dituju tiba-tiba Hajar menyentakan kakinya, maka dengan izin Allah memancarlah mata air, dan Hajar pun tergesa-gesa mengambil airnya. Ketika itu airnya melimpah-limpah ke mana-mana, kemudian Jibril berkata: “Zam-zam Artinya berkumpullah”. Kemudian air itu diberi nama Zam-zam. Kemudian Malaikat Jibril berkata: “Hai Hajar janganlah engkau takut akan kehausan di sini, karena sesungguhnya Allah menjadikan air ini untuk minuman orang-orang yang ada di sini. Dan air ini terus akan mengalir dan tidak akan pernah kering dan nanti Ibrahim a.s akan kembali ke sini untuk mendirikan Kakbah. Dengan izin Allah Swt. sampai sekarang mata air Zam-zam tidak pernah kering. Keberkahan selalu berlimpah untuk penduduk negeri Mekah hingga sekarang ini. Sementara itu bagi mereka yang pergi haji, air Zam- zam selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan. Air Zam-zam selalu dibawa untuk oleh-oleh ketika pulang menunaikan ibadah haji. Rabbana inni askantu min zurriyyati biwadin gairi zi zar‘in ‘inda baitikal- muharrami, rabbana liyuqimus-salata faj‘al af’idatam minan-nasi tahwi ilaihim warzuqhum minas-samarati la‘allahum yasykuruna. . . . . . . .