Hijrah ke Mekah Pendidikan Agama Islam Untuk SD Kelas IV Kelas 4 Saronih Lia Syukriyah Sahroni 2011

Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV 92 kebutuhan makan dan minum mereka. Ketika Nabi Ibrahim ingin meninggalkan mereka, ia berdoa kepada Allah Swt. Artinya : Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau Baitullah yang dihormati, ya Tuhan yang demikian itu agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. Q.S. Ibrahim 14 : 37.

3. Sejarah Sumur Zam-Zam

Ketika Hajar telah kehabisan air, ia pun merasa haus, karena itu air susunya merasa berkurang. Bayinya Ismail menderita kekurangan air susu. Hajar bolak-balik pergi kesana-kemari untuk mencari air antara bukit Safa dan Marwah, namun tidak pula menemukan air. Setelah Hajar mencari air di antara bukit Safa dan Marwah, tidak lama kemudian Hajar dibawa Malaikat Jibril ke suatu tempat. Setelah berada di tempat yang dituju tiba-tiba Hajar menyentakan kakinya, maka dengan izin Allah memancarlah mata air, dan Hajar pun tergesa-gesa mengambil airnya. Ketika itu airnya melimpah-limpah ke mana-mana, kemudian Jibril berkata: “Zam-zam Artinya berkumpullah”. Kemudian air itu diberi nama Zam-zam. Kemudian Malaikat Jibril berkata: “Hai Hajar janganlah engkau takut akan kehausan di sini, karena sesungguhnya Allah menjadikan air ini untuk minuman orang-orang yang ada di sini. Dan air ini terus akan mengalir dan tidak akan pernah kering dan nanti Ibrahim a.s akan kembali ke sini untuk mendirikan Kakbah. Dengan izin Allah Swt. sampai sekarang mata air Zam-zam tidak pernah kering. Keberkahan selalu berlimpah untuk penduduk negeri Mekah hingga sekarang ini. Sementara itu bagi mereka yang pergi haji, air Zam- zam selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan. Air Zam-zam selalu dibawa untuk oleh-oleh ketika pulang menunaikan ibadah haji. Rabbana inni askantu min zurriyyati biwadin gairi zi zar‘in ‘inda baitikal- muharrami, rabbana liyuqimus-salata faj‘al af’idatam minan-nasi tahwi ilaihim warzuqhum minas-samarati la‘allahum yasykuruna. . . . . . . . Pelajaran 8 Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. 93 Peristiwa lari-lari kecil bulak-balik Hajar antara bukit Shafa dan Marwah dijadikan sebagai syariat pada salah satu rukun haji, yaitu Sa’i. Pada suatu hari datanglah rombongan orang Arab yang tengah kehausan. Tiba-tiba terlihatlah oleh mereka burung-burung yang beterbangan di atas suatu bukit. Orang-orang Arab paham dan tahu betul bahwa biasanya burung-burung itu senang pada air, dan mereka menduga bahwa di sana pasti ada air. Dugaan itu benar, karena di sana mereka menemukan air dan mereka bertemu dengan Hajar dan Ismail a.s. Mereka meminta air kepada Hajar untuk minum sehingga mereka merasa puas. Kemudian Nabi Ibrahim kembali ke Mekah untuk menemui anak dan istrinya. Alangkah terkejut beliau melihat air yang memancar tiada kurang- kurangnya, dan melihat pula di sana sudah menjadi desa yang subur makmur, sedang Hajar telah berbahagia hidupnya mempunyai harta benda yang cukup.

4. Nabi Ismail dikhitan

Agama Islam mensyariatkan kepada pemeluknya untuk mengkhitan anak laki-laki. Syariat ini sesungguhnya telah dimulai sejak Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s dikhitan ketika berusia 99 tahun, dan ada yang mengatakan ketika usia 80 tahun. Sedangkan Nabi Ismail dikhitan ketika usia 13 tahun. Sebagaimana telah diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Fitrah itu lima perkara, yaitu : khitan, bercukur, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis”. H.R. Muslim. Nabi Muhammad pernah bersabda mengenai penjelasan Nabi Ibrahim yang dikhitan pada usia 80 tahun. Dari Abu Hurairah ra berkata, “Telah bersabda Rasulullah Saw., “Nabi Ibrahim a.s Al-Khalil itu berkhitan setelah mencapai usia 80 tahun, dan ia berkhitan itu dengan Al-Qudum.” H.R. Bukhari.

5. Membangun Kakbah Baitullah

Sungguh berbahagia Nabi Ibrahim, ketika berjumpa dengan keluarga yang telah lama berpisah. Demikian juga Hajar dan Ismail a.s. Setelah berkumpul Hajar bercerita halnya kepada Nabi Ibrahim, dan ia memuji kebesaran Allah Swt. yang telah mengabulkan do’anya yang telah lalu. Ketikan beranjak dewasa Nabi Ismail, bersama Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk membangun Kakbah Baitullah yang sampai sekarang menjadi kiblat tempat umat Islam beribadah kepada Allah Swt. Sejak itulah pengikut agama Allah yang dibawa rasul mempunyai arah kiblat dalam beribadah. Sebagai umat Islam dalam melaksanakan ibadah yang wajib, yaitu melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu mengerjakannya. Sangat erat