Kisah Kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV 28 Kelahiran Nabi Muhammad mendapat perhatian masyarakat luas dari penduduk Jazirah Arab karena beberapa peristiwa penting ikut mengiringi kelahirannya, yaitu sebagai berikut. 1. Aminah tidak merasa mules dan sakit perut. 2. Ketika mengandung Nabi Muhammad Saw. Aminah tidak pernah merasakan lelah, capek, dan tidak pernah merasa takut. 3. Rasulullah lahir sudah dalam keadaan terkhitan sunat. 4. Pepohonan yang daunnya mengering, menjadi hijau kembali dan buahnya cepat matang. 5. Tersungkurnya berhala-berhala di kerajaan orang-orang kafir. 6. Seluruh binatang baik yang ada di darat maupun di laut bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. 7. Berjatuhannya patung-patung yang berada di sekeliling Kakbah dalam keadaan sujud. Nabi Muhammad Saw. lahir dari seorang ibu yang mulia, bernama Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Ketika Nabi Muhammad Saw. lahir, beliau sudah dalam keadaan yatim. Ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusyay bin Kilab wafat sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Garis keturunan dari ayah dan ibu beliau bertemu di kakek yang kelima yaitu Kilab, masing-masing dari suku Quraisy yang berpengaruh dan berkuasa. Ayah Nabi Muhammad Saw. Abdullah wafat ketika beliau berumur 2 bulan dalam kandungan ibunya. Abdullah wafat setelah mengalami sakit yang parah ketika hendak pulang dari Kota Syam tempat Abdullah berdagang. Akhirnya, dalam usia 25 tahun ia menghembuskan napas yang terakhir di Madinah. Harta warisan Abdullah tidak terlalu banyak. Ia hanya meninggalkan lima ekor unta, sejumlah kambing, dan seorang budak perempuan. Budak perempuan itu bernama Ummu Aiman. Kelak ia termasuk salah satu seorang pengasuh Nabi Muhammad Saw.. Nabi Muhammad Saw. lahir di rumah kakeknya yang bernama Abdul Muttalib. Rumah kakeknya tak jauh dari Masjidil-Haram di kota Mekah. Bayi itu kemudian dibawa Abdul Muttalib ke Kakbah. Di sanalah bayi mungil itu dinamakan Muhammad. Muhammad berarti orang yang terpuji. .. .. Pelajaran 3 Kisah Nabi Adam a.s. dan Nabi Muhammad saw. 29

1. Bersama Ibunya

Muhammad kecil tidak langsung disusui oleh Aminah. Selama beberapa hari, beliau disusui oleh Tsuwaiba. Setelah itu, disusui oleh Halimah. Halimah membawa Muhammad ke rumahnya di kampung Bani Sa’ad. Tak terasa Muhammad sudah berumur lima tahun. Hati Halimah sangat sedih. Masalahnya, ia harus mengembalikan Muhammad kepada ibunya, Aminah. Mau tidak mau Halimah harus menyerahkan kembali Muhammad kepada ibunya di Mekah. Padahal semenjak Muhammad diasuh olehnya, kehidupan Halimah dan keluarganya menjadi lebih baik. Air susunya berlimpah, ternak kambingnya cepat berkembang biak dan gemuk-gemuk. Halimah menyayangi Muhammad sama seperti ia menyayangi anak sendiri. Pada usia enam tahun, Muhammad diajak oleh ibunya berziarah ke makam sang ayah Abdullah di Madinah. Perjalanan ke Madinah cukup jauh. Mereka harus menempuh jarak sekitar enam ratus kilometer. Nabi Muhammad serta ibunda tercinta, ditemani oleh Ummu Aiman. Mereka berangkat bersama kafilah dagang yang menuju ke negeri Syam. Setelah kurang lebih satu bulan di Madinah, mereka kembali ke Mekah. Dalam perjalanan pulang ke Mekah dari Madinah ketika sampai di suatu tempat yang bernama Abwa, terjadilah musibah. Aminah jatuh sakit. Tak lama kemudian, Aminah pun meninggal dunia. Akhirnya Nabi Muhammad hidup tanpa ibu dan ayah yang menemani.

C. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad Saw.

Gambar 3.3 Kakbah di Mekah Sumber: httpat-tadzkir.org Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV 30 Gambar 3.4 Rombongan kafilah dagang dengan kendaraan unta .. .. . .. . . . . . . . .

2. Nabi Muhamad bersama Kakek dan Pamannya

Setelah kedua orang tua Nabi Muhammad Saw. wafat, beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muttalib. Dua tahun kemudian Abdul Muttalib pun meninggal dalam usia 80 tahun. Saat itu umur Nabi Muhammad Saw. delapan tahun. Maka atas wasiat Abdul Muttalib, Nabi Muhammad Saw. dipelihara dan diasuh oleh Abu Talib. Selanjutnya, Nabi Muhammad Saw. tinggal bersama Abu Talib. Paman beliau anak bungsu Abdul Muttalib. Abu Talib memiliki banyak anak, salah satunya bernama Ali. Abu Talib juga bukan orang kaya. Meskipun demikian, Abu Talib pandai mendidik anak. Keluarga Abu Talib hidup serba kekurangan. Hidup mereka pas-pasan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw. tidak tinggal diam. Beliau turut bekerja membantu kebutuhan hidup keluarga Abu Talib dengan menggembala kambing. Nabi Muhammad Saw. dalam hidupnya selalu dimanfaatkan untuk bekerja dan belajar. Banyak orang yang menyukai beliau. Sikap beliau sangat santun. Kata-katanya selalu sopan. Sayang kepada anak yang lebih kecil dan hormat kepada yang besar. Nabi Muhammad Saw. tak pernah berbohong. Sehingga Nabi Muhammad Saw. diberi julukan Al-Amin artinya orang yang sangat terpercaya. Ketika Nabi Nabi Muhammad Saw. berusia dua belas tahun. Beliau melihat Abu Talib sedang sibuk hendak pergi berdagang ke negeri Syam. beliau tertarik untuk ikut. Pamannya Nabi Muhammad Saw. memohon pada pamannya Abu Talib, agar ia ikut berdagang ke negeri Syam. Paman tak melarang, asalkan Ananda kuat berjalan jauh. Siap paman. Nabi Muhammad Saw. sangat senang, karena bisa melihat negeri orang, bisa menambah pengalaman. Sumber: www.britannica.com