Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan
Pelajaran 8 Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
87
dan domba-domba ia bertanya dalam hatinya: Siapakah yang menjadikan binatang-binatang itu?
Ketika hari sudah malam, ia melihat bulan, bintang sampai tenggelam. Pada siang hari ia melihat matahari dari timbul hingga tenggelam pula,
dan ia berkata dalam hatinya: Aku tidak akan ber-Tuhan yang tenggelam itu Demikianlah pengembaraan Nabi Ibrahim ketika mencari Tuhan dengan
penyelidikannya sendiri yang digambarkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
Artinya : “Ketika malam telah menjadi gelap, dia Ibrahim melihat sebuah bintang, lalu ia
berkata “Inilah Tuhanku” Maka ketika bintang itu terbenam, dia berkata: “Aku tidak suka terbenam. Lalu ketika ia melihat bulan terbit, dia berkata: “Inilah
Tuhanku”. Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata: “Sungguh jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.
Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini lebih besar”. Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata: “Wahai kaumku, sungguh
Falamma janna ‘alaihil-lailu ra’a kaukaban, qala haza rabbi, falamma afala qala la uhibbul-afilina.
Falamma ra’al-qamara bazigan qala haza rabbi, falamma afala qala la’illam yahdini rabbi la’akunanna minal-qaumid-dallina.
Falamma ra’asy-syamsa bazigatan qala haza rabbi haza akbaru, falamma afalat qala ya qaumi inni bari’um mimma tusyrikuna.
Inni wajjahtu wajhiya lil-lazi fataras-samawati wal-arda hanifaw wa ma ana minal-musyrikina.
. .
. .
. .
. .
. .
.
Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV
88
aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan mengikuti
agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Q.S. Al-
An‘am 6 : 76-79. Setelah Raja Namruz tidak lagi memerintahkan ajudannya untuk
membunuh bayi laki-laki, maka saat itu pula Nabi Ibrahim dibawa pulang oleh ibunya. Ketika itu Nabi Ibrahim sudah dewasa. Nabi Ibrahim
mempunyai keyakinan yang berbeda dengan ayahnya yang pembuat patung. Ayahnya percaya dengan patung-patung buatannya, sedangkan
Nabi Ibrahim percaya dan beriman kepada Allah Swt.
Ketika sampai di rumah dan berkumpul dengan keluarga termasuk ayahnya, Nabi Ibrahim sangat bahagia dan senang. Namun kesenangan
dan kebahagiaan yang Nabi Ibrahim dapatkan tidak berjalan lama. Ayahnya yang dicintai dan yang disayanginya adalah seorang yang menyembah
berhala buatannya. Walaupun ayahnya berbeda keyakinan dengan dirinya, Nabi Ibrahim tetap taat dan patuh dengannya. Suatu ketika Nabi Ibrahim
diperintahkan ayahnya untuk membawa dan menjual patung-patung buatannya ia pun melakukannya.
Sambil membawa dan memasarkan patung-patung tersebut, Nabi Ibrahim tidak henti-hentinya mencaci dan menghina patung-patung
bawaannya. Nabi Ibrahim berkata: “Hai patung kamu adalah benda yang tidak berguna dan bermanfaat, sedangkan orang yang membelimu adalah
orang yang pikirannya tidak waras. Nampaknya, perbuatan Nabi Ibrahim yang selalu mencaci patung-patung diketahui oleh ayahnya, dan ayahnya
pun sangat marah kepadanya, sehingga Nabi Ibrahim diusir dari rumah oleh ayahnya Azar.
Setelah Nabi Ibrahim a.s diusir dari rumah, Nabi Ibrahim semakin yakin dan mantap dengan keimanannya. Ia selalu mendekatkan diri kepada Allah
Swt. siang dan malam memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah Swt. Nabi Ibrahim a.s tidak mau tersesat seperti ayahnya dan penduduk
Babylonia yang menyembah patung yang bisu dan tidak bisa berbuat apa- apa. Kekuatan iman Nabi Ibrahim dari hari ke hari semakin kuat. Nabi
Ibrahim tidak mempercayai Tuhan kecuali Allah Swt., Tuhan yang patut disembah, Yang Maha Esa dan Kuasa.
Dengan keimanan yang teguh dan kokoh serta kesabaran yang kuat, akhirnya Allah Swt. mengangkat derajat Nabi Ibrahim menjadi seorang
rasul Allah, yang mendapat gelar atau julukan Khalilullah kekasih Allah.
Pelajaran 8 Kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
89