Al-Khāliq Mengenal Sepuluh Asm ā

Bab III: Asm ā’ul Husnā 33 ê c m ã Ù Ö M c m 9e o i ä nî e è sp ä n”” } 9s : ã 9 R æ ä n”æ q f] T ? v ä nî æ + å ä s q e ã m ã Rabbanā lā tuzig qulūbanā ba’da iż hadaitanā wa hab lanā milladunka rah mahtan, innaka antal-wahhābu. Artinya: Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi” QS. Āli-‘Imrān [3]: 8 Allah berhak mendapat predikat sebagai al-Wahhāb, karena Dia Maha Memberi tanpa menuntut balasan apa pun. Rezeki yang kita nikmati adalah pemberian Allah, sehingga sudah sepantasnyalah kita mencontohnya dengan bersikap gemar memberi. Di dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus mengembangkan sikap suka memberi kepada sesama, dalam bentuk apa pun, semampu kita.

6. Al-Fattāh

Asmā’ul h usnā Al Fattāh memiliki arti “Maha Memutuskan”. Pada Yaumul H isāb nanti, nasib kita memang bergantung pada amal perbuatan sewaktu di dunia. Mendapat surga atau neraka, segala keputusan ditentukan oleh Allah. Tentu saja, segala keputusan Allah sangat adil. Manusia saleh akan memperoleh ganjaran surga, sedangkan orang-orang fasiq, kafir, dan musyrik diganjar neraka. Allah berfirman: ê= k ~” f” R e ã ä Z” e ã q s p Ú _” ä æ ä n”n” ~” æ 3 Z” } Z ä n” æ ä n”n” ~” æ Sj . } g ] Qul yajma‘u bainanā rabbunā s umma yaftah u bainanā bil-h aqqi, wa huwal- fattāh ul ‘alīmu. Artinya: Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi Keputusan, Maha Mengetahui.” QS. as-Saba’ [34]: 26 Lantas, bagaimana cara menghayati dan mengamalkan asma Allah yang satu ini? Jika kamu aktif di sebuah organisasi, maka asma Allah al-Fattāh dapat kamu hayati dan terapkan, misalnya untuk mengambil suatu keputusan dalam musyawarah. Pada situasi ini kamu akan menyadari betapa setiap keputusan harus diambil dengan pikiran jernih dan hati lapang.

7. Al-‘Adl

Nama indah Allah Al-‘Adl artinya Maha Adil. Nama ini bermakna bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu sesuai potensi dan kedudukannya. Al- ‘Adl juga berarti Yang Maha Adil dalam melakukan perhitungan atas amal Pendidikan Agama Islam VII 34 perbuatan manusia di dunia. Apabila kamu melakukan amal kebaikan di dunia, maka di akhirat akan memperoleh pahala berlipat ganda. Perhitungan Allah senantiasa adil, berjalan di atas asas keseimbangan yang sempurna. l q e ã ãq j ~” ] ã p + l ã ?” ~” j e ã ð ã q V Ë v ã Ø l ã ? ~ j e ã SMp p ä t RY x ä j B eã p ê, l ã ?” ~” j e ã ãp = B 6 v p Ì B” ” e ä æ Was-samā ´ a rafa‘ahā wa wad a‘al-mīzāna. Allā tat gau fil-mīzāni. Wa aqīmul- wazna bil-qist i wa lā tukhsirul-mīzāna. Artinya: Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. QS. ar- Rahmān [55]: 7-9 Jika Allah adalah Al-‘Adl, maka sebagai hamba Allah kita harus meneladani- nya dan berusaha menjadi hamba Allah yang adil. Sikap adil dapat dibiasakan dengan cara selalu menyadari bahwa kedudukan manusia di hadapan Allah adalah sama, sehingga kita harus memperlakukan semua orang dengan cara yang adil. Sikap adil dibutuhkan dalam semua hal. Misalnya jika kamu seorang ketua kelas dan akan memutuskan suatu masalah, maka putuskan dengan adil. Lihatlah semua warga kelas sebagai warga yang memiliki hak yang sama. Meskipun beberapa di antara mereka mungkin adalah teman dekatmu, kamu tidak boleh memihak kepada mereka dan merugikan yang lain.

8. Al-Qayyūm

Secara bahasa, nama Al-Qayyūm ini berpangkal pada kata dasar qawama yang berarti ‘berdiri’. Pada bab sebelumnya kamu telah menjumpai istilah qiyamuhū bi nafsihi. Allah berdiri sendiri, tidak membutuhkan bantuan apa pun dari makhluk-Nya. Dalam mencipta, mengatur, dan memenuhi kebutuhan seluruh makhluk-Nya, Allah tak pernah bergantung pada pihak lain. Coba simak firman Allah SWT. berikut. êÚ h q~” ” e ã é ã q s v ã u” e ã v ê ã Allāhu lā ilāha illā huwal-h ayyul-qayyūmu. Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya. QS. Āli-‘Imrān [3]: 2 Al-Qayyūm dapat diteladani dengan membiasakan diri untuk bersikap mandiri, tidak tergantung kepada orang lain. Kita dapat membiasakan untuk bersikap mandiri dengan memutuskan dan mengatasi sendiri masalah- masalah yang menyangkut kepentingan pribadi, mengerjakan tugas sendiri, menyelesaikan urusan kita sendiri.