Bab IV: Tawadu’, Taat, Qana’ah, dan Sabar
45
2. Contoh-contoh Perilaku Taat
Ketaatan seseorang dapat diamati melalui tindak-tanduknya dalam ke- hidupan sehari-hari. Orang yang taat kepada Allah takkan melakukan per-
buatan-perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan-Nya. Ia akan selalu menjaga diri dari perbuatan dosa, seperti mencuri, memfitnah, aniaya, dan
sebagainya. Orang yang taat kepada Rasul juga dapat dilihat dari ketekunan ibadahnya. Pecinta Rasul akan selalu mengamalkan sunah-sunahnya, seperti
berpuasa sunah, menegakkan salat-salat sunah, meniru perilaku Rasul dalam bergaul seperti merendahkan suara ketika bertutur kata, gemar menebar salam,
murah senyum, gemar menolong, dan sebagainya.
Adapun ketaatan seseorang terhadap pemimpin ulil amri dapat kita ketahui melalui kehidupan bernegaranya. Warga negara yang baik akan
senantiasa menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ia akan tetap berhenti di traffic light yang menyala merah, meski di sana tidak ada
polisi. Ia tetap akan membayar pajak, meski bisa saja hal itu dimanipulasinya. Ia akan dengan lapang dada mengakui kesalahan dan menerima hukuman.
3. Membiasakan Perilaku Taat
Untuk membiasakan diri bersikap taat, kamu harus berupaya menerap- kannya dalam kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan. Biasakan
perilaku taat beribadah, taat pada peraturan sekolah, taat pada peratusan masyarakat, dan sebagainya.
Aktivitas
Kamu dapat membiasakan perilaku taat dengan cara mematuhi jadwal. Buatlah jadwal pribadi, misalnya tiap hari kamu menyediakan waktu untuk salat, mengerjakan
tugas sekolah, belajar, dan sebagainya. Cobalah untuk mematuhi jadwal tersebut
C. Qana’ah
1. Pengertian Qana’ah
Qana’ah berarti menerima dengan senang hati dan merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Qana’ah adalah suatu sikap rela menerima kenyataan
hidup dan meyakininya sebagai rahmat dari Allah SWT. Sikap ini harus tetap diikuti dengan ikhtiar atau usaha keras. Qana’ah bukan berarti menerima
hidup apa adanya, lalu menjadi malas berusaha dan bekerja keras. Jika mengaku muslim, maka seseorang harus selalu bersyukur atas keadaannya,
yang diwujudkan dengan berusaha memperbaiki kekurangan yang ia alami. Semakin mendapat nikmat, seorang muslim akan semakin giat memperbaiki
kinerjanya untuk memperoleh hasil terbaik.