Najis Najis dan Hadas

Bab V: Tatacara Bersuci 57 untuk tayamum atau pengganti mandi; batu atau benda keras lain yang suci untuk istinja’ setelah buang air kecil atau besar; serta kertas tisu atau daun yang juga dapat digunakan untuk istinja’. Aktivitas Ajaklah teman sebangku untuk mengerjakan tugas ini. Kunjungilah tempat-tempat pusat interaksi publik seperti mall, hotel, pom bensin, dan perkantoran elit. Temukanlah kamar mandi, lalu amati desain klosetnya. Jika ada tempat buang air kecil atau uriner ala barat, pasti itu dirancang agar pengguna melakukan kencing dengan berdiri. Desain itu tidak mempertimbangkan apakah dengan model demikian si pengguna dapat terhindar dari percikan air kencing. Tentu saja hal itu berpotensi membatalkan salat jika si pengguna adalah muslim padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Nah, catatlah hasil pengamatan di selembar kertas, lalu presentasikan di depan kelas untuk mendiskusikan: Bagaimana cara menyikapi bentuk modernisasi yang kurang mendukung tegaknya konsep taharah dalam Islam?

2. Hadas

Kamu telah membaca penjelasan tentang najis. Kini saatnya kamu mempelajari hadas. Jika najis berwujud benda, maka sebaliknya, hadas tak berwujud. Hadas merupakan suatu keadaan di mana seorang muslim dinyatakan sedang tidak suci sehingga ibadah tertentu menjadi tak sah jika dilaksanakan, kecuali setelah bersuci. Hadas terbagi menjadi dua, yaitu hadas kecil sugra dan hadas besar kubra. Hadas kecil ialah keadaan di mana telah keluar sesuatu dari qubul atau dubur. Misalnya, buang air kecil, buang air besar, buang angin, keluar mazi cairan bening dari alat kelamin sewaktu nafsu syahwat timbul, atau keluar wadi cairan putih kental yang mengiringi keluarnya air kencing. Cara menyucikan hadas kecil adalah dengan berwudu atau tayamum. Adapun hadas besar biasa disebut junub, yakni keadaan di mana seseorang mengeluarkan air mani karena bersenggama, atau mengeluarkan darah karena sedang haid, bernifas keluar darah setelah melahirkan, atau mati. Cara bersuci dari hadas besar ialah dengan mandi besar atau mandi wajib Al-Jaza’iri, 2009: 341 - 342.

3. Perbedaan Hadas dan Najis

Hadas dan najis memiliki perbedaan. Keduanya pun harus disucikan dengan cara yang berbeda. Najis merupakan kotoran yang bisa berasal dari mana saja. Sebagai contoh najis ringan berasal dari kotoran hewan. Ketika tempat salat, tubuh, atau pakaianmu terkena najis maka kamu harus menyucikannya dengan cara membersihkan dengan air. Pendidikan Agama Islam VII 58 Berbeda dengan najis, hadas merupakan suatu keadaan tubuh yang mewajibkan untuk bersuci. Hadas tidak selalu berbentuk najis. Misalnya ketika kamu buang angin, kamu mengalami hadas kecil. Tetapi kamu tidak perlu membasuh dengan air. Cara menyucikannya cukup dengan berwudu. Hal ini tentu berbeda dengan buang air. Kamu harus membersihkan tubuhmu dengan air, kemudian berwudu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa najis berbeda dengan hadas. Hadas adalah kondisi tubuh yang tidak suci, sedangkan najis adalah ujud segala kotoran, baik yang berasal dari tubuh maupun dari luar tubuh. Najis yang berasal dari tubuh misalnya air kencing, sedangkan yang berasal dari luar tubuh misalnya kotoran hewan, air liur anjing, dan sebagainya. Agar lebih jelas mengenai perbedaan hadas dan najis, perhatikan tabel berikut ini. Hadas Najis Berasal dari tubuh Berasal dari tubuh atau dari luar tubuh Cara mensucikan dengan berwudu atau mandi wajib Cara membersihkannya dengan air Contohnya buang angin, buang air, haid, nifas, keluar air mani, bersetubuh Contohnya air kencing, kotoran hewan maupun manusia, darah, air liur anjing, dan sebagainya. Soal Latihan Kamu dapat berlatih untuk memantapkan pengetahuanmu dengan mengerjakan soal-soal berikut ini 1. Jelaskan perbedaan hadas dengan najis 2. Jelaskan cara bersuci dari hadas 3. Sebutkan hal-hal yang membuat seseorang berada dalam kondisi hadas besar 4. Sebutkan hadas besar bagi perempuan 5. Sebutkan hadas besar bagi laki-laki

B. Janabat Mandi Wajib

Kamu telah memahami sebab-sebab yang membuat seseorang harus melakukan mandi wajib. Dalam percakapan sehari-hari, mandi wajib juga disebut dengan istilah mandi besar, artinya mandi untuk bersuci dari hadas besar. Jika kamu berada dalam kondisi junub, maka sebelum melakukan mandi wajib kamu tidak dapat mengerjakan salat serta hal-hal lain yang mewajibkan kita berada dalam kondisi suci. Bahkan kamu juga dilarang memasuki masjid Al-Jaza’iri, 2009: 346. Bab V: Tatacara Bersuci 59 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah An Nisa ayat 43 berikut ini. v pl q e q ” ä i ã q j f” R . 1 ú ä b A k ” m ãp Õ q f J eããq æ = v ã q ni ã o } ; e ãä t } ä îî } Û ã q f B ” V . 1 g ~” çA | =æ ä Q v ã ä ç” n- Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā taqrabus -s alāta wa antum sukārā h attā ta’lamū mā taqūlūna wa lā junuban illā ‘ābirī sabīlin h attā tagtasilū Artinya: Wahai orang yang beriman Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan ja- ngan pula kamu hampiri masjid ketika kamu dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi mandi junub. QS. an- Nisā’ [4]: 43 Untuk itu, sebagai seorang mukmin kamu harus mengetahui cara melakukan mandi wajib. Jika saat ini kamu belum pernah mengalami kondisi yang mewajibkan mandi wajib, hal ini dapat kamu kerjakan sebagai latihan. Ketika mengalami kondisi tersebut, kamu dapat mengerjakan mandi wajib dengan lancar sehingga aktivitas ibadahmu tidak terganggu. Mendengar istilah mandi wajib atau yang sering disebut mandi besar, kamu mungkin bertanya-tanya mandi besar itu seperti apa ya? Dan, kalau ada mandi besar, berarti ada mandi kecil? Perlu kamu ketahui, mandi besar yang dimaksud di sini adalah mandi dengan membasahi seluruh anggota badan, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Coba perhatikan, ketika mandi dan keramas sebagaimana aktivitas biasa, kamu mungkin juga membasahi seluruh tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Nah, jika nanti kamu mengalami mimpi basah bagi laki-laki atau haid bagi perempuan, berarti saat itu sedang dalam keadaan junub, kamu harus melakukan mandi janabat. Perlu dicatat pula di sini, yang membedakan mandi janabat dengan mandi biasa adalah niatnya. Sebelum mandi besar, niatkan di dalam hati bahwa mandi tersebut adalah untuk menjalankan ketentuan Nabi tentang mandi janabat. Lafal niat tersebut sebagai berikut. 1 ä R” u f eã d ä M = Y = ç a v ã 9 ã S Y =” e Ö æ ä n”” : ã g B U } qm Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah Ta’ala. Adapun perintah mandi wajib ini ditegaskan Allah di dalam ayat berikut. ê Ú ... ã p =t Ê ä Y ä ç” n- k n” a l ã p ... Wa in kuntum junuban fat t ahharū Artinya: ... Jika kamu junub maka mandilah .... Q.S. al-Mā’idah [5]: 6