BAB III - 61
2.10.4.2 Kontrol Lendutan
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi lendutan adalah dengan meningkatkan ketebalan struktur. Spesifikasi beton bertulang biasanya
membatasi lendutan dengan cara menentukan batas maksimum lendutan hasil perhitungan yang diizinkan.
Tabel 2.5 Perhitungan lendutan maksimum yang diizinkan Jenis batang struktur
Lendutan yang harus diperhitungkan
Batas lendutan
Atap datar yang tidak menopang atau menempel pada batang nonstruktural
yang dapat rusak karena lendutan besar
Lendutan yang segera terjadi karena beban
hidup L L180
Lantai yang tidak menopang atau menempel pada batang nonstruktural
yang dapat rusak karena lendutan besar
Lendutan yang segera terjadi karena beban
hidup L L360
Konstruksi atap atau lantai yang menopang atau menempel pada batang
nonstruktural yang dapat rusak karena lendutan besar
Bagian dari lendutan total
yang terjadi
setelah L480
Konstruksi atap atau lantai yang menopang atau menempel pada batang
nonstruktural yang tidak akan rusak karena lendutan besar
L240
2.10.4.3 Simpangan Bangunan dan Simpangan Antar Lantai
Suatu struktur harus memiliki kekakuan yang cukup sehingga pergerakkannya dapat dibatasi. Kekakuan struktur dapat diukur dari
besarnya simpangan antar lantai drift bangunan, semakin kecil simpangan struktur maka bangunan tersebut akan semakin kaku
Ada perbedaan antara displacement dan drift, displacement adalah simpangan suatu lantai di ukur dari dasar lantai sedangkan drift adalah
simpangan suatu lantai di ukur dari dasar lantai di bawahnya. Kekakuan
BAB III - 62
bahan itu sendiri dipengaruhi oleh modulus elastisitas bahan dan ukuran elemen tersebut. Dan modulus elastisitas berbanding lurus dengan
kekuatan bahan, maka semakin kuat bahan maka bahan tersebut juga semakin kaku. Namun bahan yang terlalu kaku bisa menjadi getas patah
seketika. SNI 03-1726-2012 pasal 7.12.1 dengan kategori resiko IV
mensyaratkan simpangan antar lantai yang terjadi tidak boleh melampaui 0,015 kali tinggi tingkat yang bersangkutan. SNI 03-1726-2012
menetapkan ini untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan non
struktural dan ketidaknyamanan penghuni. Hal ini diperlukan untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur yang akan
membawa korban jiwa manusia Purwono, 2005:77.
Gambar 2.2 Ilustrasi simpangan
2.10.4.4 Retakan
Retak Lentur adalah retak vertikal yang memanjang dari sisi tarik balok dan mengarah ke atas sampai daerah sumbu netralnya. Jika
balok mempunyai web yang sangat tinggi lebih dari 3 atau 4 ft, jarak
BAB III - 63
retak akan sangat dekat, dengan sebagian retak terjadi bersamaan sampai di atas tulangan, dan sebagian lagi tidak sampai ke tulangan.
Retak ini akan lebih lebar di pertengahan balok daripada di bagian dasarnya McCormac,2003:175
Retak miring karena geser dapat terjadi pada bagian web balok beton bertulang baik sebagai retak bebas atau perpanjangan retak
lentur. Kadang-kadang retak miring akan berkembang secara bebas pada balok meskipun tidak ada retak lentur pada daerah tersebut. Retak
ini, yang disebut retak geser web, kadang-kadang terjadi pada web β
web penampang prategang, terutama penampang dengan flens yang besar dan web yang tipis.
Retak puntir tension crack, cukup mirip dengan retak geser terkecuali retak puntir ini melingkar di sekeliling balok. Jika sebuah
batang beton tanpa tulangan menerima torsi murni, batang tersebut akan retak dan runtuh di sepanjang garis spiral 45ΒΊ karena tarik
diagonal yang disebabkan tegangan puntir. Meskipun tegangan puntir sangat mirip dengan tegangan geser, namun tegangan puntir terjadi di
seluruh permukaan batang. Akibatnya, tegangan puntir ini menambah tegangan geser pada satu sisi dan mengurangi tegangan geser pada sisi
yang lain. Retak juga dapat terjadi pada beton akibat penyusutan, perubahan
temperatur, penurunan, dan sebagainya.
2.10.4.5 Kontrol Retak Lentur