Jenis dan Kandungan Semen Tinjauan Korosi Dimensi minimum ElemenKomponen Struktur

BAB III - 66

2.10.5.3 Jenis dan Kandungan Semen

Berdasarkan SNI 03 2847-2013, material semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut: a. Semen Portland: ASTM C150M b. Semen hidrolis blended: ASTM C595M Kecuali tipe IS ≥70, yang tidak diperuntukan sebagai unsur pengikat utama beton struktural c. Semen hidrolis ekspansif: ASTM C845 d. Semen hidrolis: ASTM C1157M e. Abu terbang fly ash dan pozzolan alami: ASTM C618 f. Semen flag: ASTM C989 g. Silica fume: ASTM C1240

2.10.5.4 Tinjauan Korosi

Menurut SNI 03 2847-2013 Pasal 7.7.6 Pada lingkungan korosif atau kondidi paparan parah lainnya, selimut beton harus ditingkatkan bilamana diperlukan. Sebagai tambahan untuk proteksi korosi, seimut beton yang ditetapkan untuk tulangan tidak kuang dari 50 mm untuk dinding dan slab dan tidak kurang dari 65 mm untuk komponen struktur lainnya direkomendasikan. Untuk komponen struktur beton pracetak yang dibuat dibawah kondisi kontrol pabrik, selimut beton yang ditetapkan tidak kurang dari 40 mm untuk dinding dan slab dan tidak kurang dari 50 mm untuk komponen struktur lainnya direkomendasikan. BAB III - 67

2.10.6 Syarat Ketahanan terhadap Kebakaran

Dimana standar ini mensyaratkan tebal selimut beton untuk perlindungan terhadap kebakaran sebih besar dari tebal minimum selimut beton diatas, tebal yang lebih besar tersebut harus disyaratkan.

2.10.6.1 Dimensi minimum ElemenKomponen Struktur

a. Pelat Tinggi minimum pelat satu arah Tabel 2.7 Tebal minimum pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung Komponen Struktur Tebal minimum h Tertumpu sederhana Satu ujung menerus Kedua ujung menerus Kantilever Komponen struktur tidak menumpu atau tidak berhubungan dengan partisi atau konstruksi lainnya yang mungkin rusak oleh lendutan yang besar Pelat masif satu arah l20 l24 l28 l10 Balok atau pelat rusuk satu arah l16 l18.5 l21 l18 Dikutip dari tabel 9.5 a SNI 2847:2013 halaman 70 BAB III - 68 Luasan tulangan susut dan suhu harus menyediakan paling sedikit memiliki rasio luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014: a. Batang tulangan ulir mutu 280 atau 350, A smin = 0,002 b h b. Batang tulangan ulir mutu 420, A smin = 0,0018 b h c. Batang tulangan ulir mutu 420, A smin =b h Spasi tulangan utama, dipilih nilai yang terkecil dari: a. s 3 h h = tebal pelat b. s 450 mm. Spasi tulangan susut dan suhu, dipilih nilai yang terkecil dari: c. s 5 h h = tebal pelat d. s 450 mm. b. Balok Menentukan nilai h pembulatan keatas kelipatan 50 mm dengan: a. Tinggi balok minimum yang disyaratkan agar lendutan tidak diperiksa. b. Bila h aktual h min balok, lendutan perlu diperiksa sesuai dengan tabel 9.5a SNI 2847:2013. c. b w 0,3 h atau b w ≥ 250 mm Pasal 21.5.1.3 SNI 2847:2013. c. Kolom Estimasi dimensi kolom ditentukan berdasarkan beban aksial yang bekerja diatas kolom tersebut. Beban yang bekerja meliputi beban mati dan hidup balok, pelat, serta berat dari lantai di atas kolom tersebut. Untuk komponen struktur non-prategang dengan tulangan sengkang berdasarkan pasal 10.3.6.2 SNI 2847:2013: ФP nmax = 0,8 Ф [ 0,85 f’ c A g – A st + f y A st ] Dengan nilai Ф = 0,65 BAB III - 69

2.10.7 Syarat Integritas

Dalam pendetailan tulangan dan sambungan, komponen struktur harus diikat secara efektif bersama untuk meningkatkan integritas struktur secara menyeluruh. Persyaratan minimum untuk konstruksi cor di tempat: a. Pada konstruksi balok usuk, paling sedikit terdapat satu batang tulangan bawah yang menerus atau harus disambung lewatan dengan sambungan lewatan tarik kelas B atau sambungan mekanis atau las yang memenuhi paling sedikit 1,25fy dan pada tumpuan tak menerus harus diangkur untuk mengembangkan fy pada muka tumpuan menggunakan kait standar yang memenuhi penyaluran kait satandar dalam kondisi tarik atau batang tulangan ulir berkepala b. Balok sepanjang perimeter struktur harus memiliki tulangan menerus melebihi panjang bentang yang melalui daerah yang dibatasi oleh tulangan longitudinal c. Tulangan menerus diperlukan pada poin b harus dilingkupi oleh tulangan transversal yang tidak perlu diteruskan melalui kolom d. Bilamana sambungan tulangan diperlukan poin b pada ujung tulangan harus disambung pada atau dekat dengan tengah bentang dan dibawah tulangan harus disambung pada atau dekat tumpuannya. BAB III - 70

2.10.8 Syarat yang berhubungan dengan Pelaksanaan Konstruksi

Pemilihan metode konstruksi yang tepat untuk diterapkan pada daerah lokasi perencanaan, bahan bangunan yang digunakan serta mutu bahan yang tersedia, meninjau kendala pelaksanaan seperti cuaca serta kondisi medan, selain itu sumber daya tenaga kerja di daerah tersebut. BAB III - 71 ya

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

3.1. Diagram Alur Perencanaan

Alur Perencanaan Desain Gedung Kuliah 21 lantai dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 3.1 Diagram Alur Perencanaan Analisis Gempa Perhitungan Praktis dengan ETABS versi 9.6.0 meliputi Plat, Balok, dan Kolom Gambar Kerja,RAB, RKS tidak Mulai Data Tanah berupa N-SPT, Kriteria desain, Penentuan kelas Gempa, Parameter input data, pembebanan Selesai Pembuatan model struktur di software ETABS versi 9.6.0 dan menentukan balok terlemah Perhitungan manual dengan bantuan Mathcad versi 14 meliputi perhitungan Pondasi Tiang Pancang, Plat lantai, Tangga, Balok, Kolom, tie beam, dan Shearwall