Perencanaan Dimensi Kolom Perencanaan Dimensi Dinding Geser Menentukan Pembebanan Plat Lantai Perhitungan Dimensi Tangga

BAB III - 74 3.2.4. Perencanaan Dimensi 3.2.4.1. Perencanaan Dimensi Balok Menurut SNI 03-2847-2013 dalam tabel 8 disebutkan tebal minimum balok di atas dua tumpuan sederhana disyaratkan L 16.

3.2.4.2. Perencanaan Dimensi Kolom

Menurut SNI 03-2847-2013 pasal 10.8.1 : kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau.

3.2.4.3. Perencanaan Dimensi Dinding Geser

Menurut SNI 03-2847-2013 pasal 16.5.3.1 : ketebalan dinding pendukung tidak boleh kurang daripada L25 tinggi atau panjang bagian dinding yang ditopang secara lateral, diambil yang terkecil, dan tidak kurang daripada 100 mm. 3.2.5. Pembebanan 3.2.5.1. Kombinasi Pembebanan Berdasarkan SNI 1726:2012 bahwa : Struktur, komponen, dan fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kombinasi berikut: 5. 1,4 DL 6. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 Lr atau R 7. 1,2 DL + 1,0 E + LL 8. 0,9 DL + 1,0 E BAB III - 75 DL = Beban mati Dead Load LL = Beban Hidup Live Load Lr = Beban hidup pada atap roof live load E = Beban gempa Earthquake load

3.2.5.2. Beban Gempa

Perhitungan analisis struktur gedung terhadap beban gempa mengacu pada Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 03-1726- 2012 dengan tahapan sebagai berikut. a.Menentukan Katagori Resiko Struktur Bangunan dan Faktor Keutamaan Berdasarkan Pasal 4.1.2 SNI 03-1726-2012 disebutkan bahwa Gedung Apartemen atau Rumah Susun termasuk dalam katagori resiko IV dengan faktor keutamaan gempa Ie sebesar 1,5. b. Menentukan Kelas Situs Getaran yang disebabkan oleh gempa cenderung membesar pada tanah lunak dibandingkan pada tanah keras atau batuan. Proses penentuan klasifikasi tanah tersebut berdasarkan data tanah pada kedalaman hingga 30 m, karena menurut penelitian hanya lapisan- lapisan tanah sampai kedalaman 30 m saja yang menentukan pembesaran gelombang gempa Wangsadinata, 2006. Data tanah tersebut adalah : Shear wave velocity kecepatan rambat gelombang geser, Standard penetration resistance uji penetrasi standard SPT, Undrained shear strength kuat geser undrained,CuSu. BAB III - 76 Dari data tanah yang akan digunakan, diketahui nilai N-SPT. ̅ ∑ ∑ Dimana , : nilai hasil test penetrasi standar rata- rata, ti : tebal lapisan tanah ke-i, Ni :hasil test penetrasi lapisan tanah ke-i. Dari nilai rata-rata hasil N-SPT yang didapatkan, dapat ditentukan kelas situs berdasarkan SNI Gempa 03-1726- 2012 Pasal 5.3. Tabel 3.1 Klasifikasi Kelas Tanah Kelas situs ῡ s mdetik N atau N ch Su kPa SA batuan keras 1500 NA NA SA batuan 750 sampai 1500 NA NA SC tanah keras, sangat padat dan batuan lunak 350 sampai 750 50 ≥100 SD tanah sedang 175 sampai 350 15 sampai 60 50 sampai 60 SE tanah lunak 175 15 50 Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan karakteristik sebagai berikut : 4. Indeks plastisitas, PI 20 5. Kadar air, w ≥ 40 6. Kuat geser niralir, Su 25 kPa SF tanah khusus yang membutuhkan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons spesifik- situs yang mengikuti 6.10.1 Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari karakteristik berikut : - Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa seperti mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah tersementasi lemah - Lempung sangat organik danatau gambut ketebalan H3 m - Lempung berplastisitas sangat tinggi ketebalan H 7,5 m dengan Indeks Plastisitas PI 75 Lapisan lempung lunaksetengah teguh dengan ketebalan H 35 m dengan Su 50 kPa BAB III - 77 3.3. Rumus Perhitungan Desain Struktur 3.3.1 Perencanaan Plat Lantai Perencanaan plat lantai seluruhnya menggunakan beton bertulang dengan mutu beton f ’c =30 MPa dan baja untuk tulangan menggunakan mutu baja fy = 240 MPa. Asumsi perhitungan plat lantai dilakukan dengan menganggap bahwa setiap plat lantai dibatasi oleh balok, baik balok anak maupun balok induk. Langkah- langkah perencanaan plat lantai meliputi : a. Menentukan syarat- syarat batas dan bentang plat lantai. b. Menentukan tebal plat lantai c. Menghitung beban yang bekerja pada plat lantai yang meliputi beban mati dan hidup. d. Menentukan nilai momen yang paling berpengaruh. e. Menghitung keamanan plat lantai dalam memikul beban.

3.3.1.1 Menentukan Pembebanan Plat Lantai

Jenis beban yang bekerja pada plat lantai yaitu 1. Beban Mati D Beban mati merata yang bekerja pada Lantai dasar – lantai 21 meliputi a. Beban plat lantai b. Beban pasir setebal 1 cm c. Beban spesi setebal 3 cm d. Beban keramik setebal 1 cm e. Beban plafond menggantung f. Beban instalasi ME 2. Beban Hidup L a. Beban hidup ditentukan yaitu: BAB III - 78 b. Ruang Kelas : 1,92 KNm 2 c. Koridor di atas lantai pertama : 3,83 KNm 2 d. Koridor lantai pertama : 4,79 KNm 2 3. Beban Rencana Wu = 1,2 D + 1,6 L

3.3.1.2 Perencanaan Tulangan Plat Lantai

Perencanaan penulangan plat lantai dilakukan dengan mengambil lebar plat lantai b sebesar 1 satuan panjang b = 1 meter atau 1000 mm. Cara perhitungan tulangan pada plat lantai adalah sebagai berikut.

3.3.1.2.1. Menentukan syarat- syarat batas dan bentang

perencanaan plat lantai Bentang terpanjang, selanjutnya disebut ly Bentang pendek, selanjutnya disebut Ix = Iy Ix 1. Menentukan Tebal Plat Lantai Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2013, rasio kekakuan lentur balok terhadap plat lantai ditentukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Sisi balok induk ataupun anak

I = E cb I b E cp I p

b. Rasio kekuatan rata-rata

m = 1 . . . . . ke n n BAB III - 79 2. Menentukan Tebal Selimut Beton Berdasarkan SNI 03-2847-2013 untuk: a. D ≤ 36 mm, ts = 20 mm b. D 36 mm, ts = 40 mm 3. Menentukan Nilai momen Nilai momen dapat diperoleh dari output ETABS.v9.6.0 4. Menghitung tinggi efektif Plat Lantai dx dx = h – ts – 0.5 x D 5. Menentukan besarnya Nilai f’c ≤ 30 MPa, = 0,85 f’c 30 MPa, = 0,85 – 0,008 f’c – 30 balance = 0.85 f c fy [ 600 600 fy] 6. Menentukan besarnya rasio penulangan minumum dan maksimum m in = 1,4 fy m in = √ fc 4xfy maks =0,75 x balance

3.3.1.2.2. Menentukan tulangan pokok daerah lapangan dan

tumpuan Faktor Tahanan Momen Mn= Mu Rn= Mn b. x 2 BAB III - 80 m= fy 0.85xfc Rasio penulangan = 1 m 1 √1 2.m.Rn fy R nb = b x fy [1 1 2 x b x m] Jika Rn R maks, maka digunakan tulangan tunggal Rasio penulangan min maks Luas tulangan yang dibutuhkan Ast = min . b .dx Tinggi balok regangan, a = As. Fy 0,85 . fc.xb Momen nominal, Mn = As. Fy. d-a2 .10 -6 Kontrol Kekuatan ΦMn ≥ Mu Jarak Antar Tulangan S = 0,25 . . 2 . b As BAB III - 81

3.3.2. Perencanaan Tangga dan Bordes

Perencanaan tangga dan bordes meliputi dimensi, kemiringan,dan penulangan plat tangga. Perencanaan struktur tangga menggunakan beton bertulang dengan mutu beton f’c = 30 MPa.

3.3.2.1. Perhitungan Dimensi Tangga

Perhitungan anak tangga meliputi jumlah antrede injakan, optrade tanjakan, dan plat tangga adalah sebagai berikut :

1. Menghitung antrede injakan

a. Menghitung sudut kemiringan tangga tan = H 2 L b. Menghitung panjang antrede injakan Menurut Diktat Konstruksi Bangunan Sipil karangan Ir. Supriyono : 2X + Y = 61~65 2 Y. tan Y = 61~65

2. Menghitung optrade tanjakan

a. Menghitung tinggi optrade tanjakan X = Y . tan b. Menghitung jumlah optrade tanjakan Jumlah optrade = H 2 X c. Menghitung tebal plat tangga Tinggi dari plat tangga minimal h min adalah sebagai berikut : h min = L 27 BAB III - 82 3.3.2.2.Pembebanan Tangga Beban yang bekerja pada struktur tangga meliputi beban mati dan hidup. Distribusi beban yang bekerja pada elemen tangga ditunjukkan sebagai berikut: a. Beban Mati tangga dan bordes = 150 Kgm 2 b. Beban Hidup tangga dan bordes = 500 Kgm 2 3.3.2.3.Perencanaan Tulangan Plat Tangga Penulangan plat tangga direncanakan arah X dan Y. arah X menggunakan M11 dan arah Y menggunakan M22 a. Tinggi efektif plat bordes d d x = h – ts – 0,5 x Ø b. Momen nominal M 11 = M u M n = Mu c. Rasio tulangan min = 1.4 4fy balance = 0.85 f c fy [ 600 600 fy] maks =0,75 balance m = fy 0,85.fc R n = Mn b x dx 2 BAB III - 83 = 1 m 1 √1 2mRn fy Jika min , maka dipakai min d. Kebutuhan Tulangan As = x b x d Luas satu tulangan, A s = ¼ x x D 2 Jumlah tulangan N = A st A s Jarak antar tulangan : s = 0,25 x x D x b Ast 3.3.2.4.Perencanaan Tulangan Plat Bordes Desain penulangan plat bordes meliputi arah X dan arah Y adalah sebagai berikut : arah X menggunakan M11 dan arah Y menggunakan M22 a. Tinggi efektif plat bordes d d x = h – ts – 0,5 x Ø b. Momen nominal M 11 = M u c. Rasio tulangan min = 1.4 4fy BAB III - 84 balance = 0.85 f c fy [ 600 600 fy] maks =0,75 balance m = fy 0,85.fc R n = Mn b x dx 2 = 1 m 1 √1 2mRn fy Jika min , maka dipakai min d. Kebutuhan Tulangan As = x b x d Luas satu tulangan, A s = ¼ x x D 2 Jumlah tulangan N = A st A s Jarak antar tulangan : s = 0,25 x x D x b Ast

3.3.2.5. Perencanaan Balok Bordes Tangga