Beton 1 Definisi Beton Mutu Baja

BAB III - 44

2.2.3.2 Faktor Keutamaan Gempa

Tabel 2.4 Faktor keutamaan gempa Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, Ie I atau II 1,0 III 1,25 IV 1,50 Dari tabel 2.4 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa, dengan jenis pemanfaatan bangunan sebagai gedung sekolah dan fasilitas pendidikan dengan kategori risiko IV maka faktor keutamaan gempa Ie yaitu 1,50 yang dapat dilihat dari tabel 2.4. 2.3. Beton 2.3.1 Definisi Beton Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan angregat kasar, serta air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan Winter, 1993. Beton dari berbagai variasi sifat kekuatan dapat diperoleh dengan pengaturan yang susuai dari perbandingan jumlah material pembentuknya. Variasi ini tergantung pada proporsi dari campurannya, pada kesempurnaan dari adukan bahan-bahan pembentuk campuran tersebut dan pada kondisi kelembaban dan temperatur pada tempat diletakkannya BAB III - 45 campuran tersebut sejak saat ditempatkannya campuran tersebut dalam cetakan hingga mengeras sepenuhnya Winter,1993 Modulus Elastisitas beton yaitu perbandingan antara tegangan dan regangan. Nilai Modulus elastisitas dapat ditentukan secara empiris, yaitu dari nilai kuat tekan beton. Semakin besar kuat tekan beton, semakin besar pula nilai modulus elastisitasnya . hubungan modulus elastisitas terdapat kuat tekan beton menurut SNI 03-2847-2013 pasal 8.5.1 adalah sebagai berikut: E = 4700√fc Mutu Beton yang digunakan dalam perencanaan adalah fc:30 Mpa untuk struktur pondasi, balok, plat lantai, tangga, dan tie beam, fc:35 Mpa untuk struktur kolom dan shearwall.

2.4. Mutu Baja

Baja tulangan merupakan material berkekuatan tinggi, yang memiliki kekuatan tarik maupun tekan, kekuatan lelehnya kurang lebih sepuluh kali dari kekuatan tekan struktur beton yang umum, atau seratus kali dari kekuatan tariknya. Winter,1993 Baja Tulangan yang dipakai ada 2 jenis, yaitu 1. Baja Tulangan Polos BJTP 2. Baja Tulangan Ulir atau Deform BJTD Tulangan polos digunakan untuk tulangan geserbegelsengkang, dan mempunyai tegangan leleh fy sebesar 240 MPa disebut BJTP-24, dengan ukuran diameter ≤ 13 mm. Sedangkan tulangan ulirdeform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan BAB III - 46 mempunyai tegangan leleh fy 400 Mpa dengan ukuran diameter ≥ 13 mm. Salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap perilaku plastifikasi yang dihasilkan pada elemen struktur tahan gempa adalah kondisi permukaan baja tulangan yang digunakan. Penggunaan tulangan polos sebagai baja tulangan struktur dapat memberi dampak yang negatif terhadap kinerja plastifikasi yang dihasilkan. Kuat lekatan baja tulangan polos pada beton, yang pada dasarnya hanya terdiri atas mekanisme adhesi dan friksi, diketahui hanyalah sekitar 10 kuat lekatan tulangan ulir. Selain itu, degradasi lekatan akibat beban bolak-balik disaat terjadi gempa pada tulangan polos sangatlah derastis dibandingkan dengan degradasi lekatan pada tulangan ulir. SNI 03-2847-2013 hanya mengijinkan penggunaan baja tulangan polos pada tulangan spiral. Sedangkan untuk penulangan lainnya, disyaratkan untuk menggunakan baja tulangan ulir.

2.5. Struktur Bawah