BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 PARADIGMA KAJIAN
Paradigma adalah pendangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan dan sifat dasar bahan kajian. Paradigma penelitian kualitatif dilakukan melalui
proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum. Konseptualisasi, kategorisasi dan deskripsi yang dikembangkan berdasarkan masalah yang terjadi
di lokasi penelitian. Paradigma kualitatif mencanangkan pendekatan humanistik untuk memahami realitas sosial para idealis yang memberikan suatu tekanan pada
pandangan yang terbuka tentang kehidupan sosial dan paradigma kualitatif ini memandang kehidupan sosial sebagai kreatifitas bersama individu-individu. Oleh
karena itu, melalui paradigma kualitatif dapat menghasilkan suatu realitas yang dipandang secara objektif dan dapat diketahui yang melakukan interaksi sosial.
Ghony dan Almanshur,2012:73. Menurut Maxwell dalam Ghony dan Almanshur,2012:77, Kelebihan
paradigma adalah pemahaman makna, dimana makna merujuk pada kognisi, afeksi, intense dan apa saja yang berada dalam perspektif partisipan. Peneliti
bukan saja tertarik pada aspek fisik pada kejadian itu melainkan bagaimana mereka memaknai semua itu dan bagaimana makna itu mempengaruhi tingkah
laku informan. Fokus pada makna seperti itu mempengaruhi tingkah laku informan, fokus pada makna seperti itu disebut intrepretif. Dalam kegiatan kajian,
paradigma kualitatif dijabarkan ke dalam langkah-langkah, sebagai berikut : 1.
penentuan kajian
focus of study
yang mencakup kegiatan memilih masalah yang memenuhi syarat kelayakan dan kebermaknaan
2. pengembangan kepekaan teoritik dengan menelaah bahan pustaka yang
relevan dari hasil kajian sebelumnya 3.
penentuan kasus atau bahan kajian yang meliputi kegiatan memilih darimana dan dari siapa data diperoleh
Universitas Sumatera Utara
4. pengembangan protol pemerolehan dan pengolahan data yang mencakup
kegiatan menetapkan piranti, langkah dan teknik pemerolehan dan pengolahan data yang digunakan
5. pelaksanaan kegiatan pemerolehan data yang terdiri atas kegiatan
mengumpulkan data lapangan atau melakukan pembacaan naskah yang dikaji
6. pengolahan data perolehan yang meliputi kegiatan penyandian
coding
, pengkategorian
categorizing
, pembandingan
comparing
dan pembahasan
discussing
7. negosiasi hasil kajian dengan subjek kajian
8. perumusan simpulan kajian yang meliputi kegiatan penafsiran dan
penyatu-paduan
interpreting and intergrating
temuan ke dalam bangunan pengetahuan sebelumnya serta saran bagi kajian berikutnya.
Sesuai dengan metodologi penelitian ini yakni penelitian kualitatif, maka dalam penelian ini peneliti menggunakan paradigma interpretatif. Hal ini
dikarenakan paradigma interpretif adalah cara pandang yang bertumpu pada tujuan untuk memahami dan menjelaskan dunia sosial dari kacamata aktor yang
terlibat di dalamnya. Artinya bahwa peneliti disini sesuai dengan paradigma interpretatif memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala interaktif
reciprocal
. Selain itu, dengan menggunakan paradigma ini hasil penelitian dapat dikaji secara
kritis dengan teori yang relevan serta informasi yang akurat yang diperoleh peneliti sendiri dari lapangan. Sifat dasar bahan yang dikaji serta tujuan yang
ingin dicapai, bisa saja langkah-langkah tersebut di ubah menurut dinamika di lapangan. Fokus kajian misalnya mungkin mengalami penajaman dan perumusan
ulang setelah peneliti melakukan penjajakan lapangan. Tentu saja penajaman ulang perlu dilakukan berdasarkan ketersediaan data serta dimaksudkan untuk
meningkatkan kebermaknaan kajian. Maka dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap objek
penelitian sebagai sebuah kasus dan berusaha untuk mencari informasi sebanyak mungkin agar dapat menggambarkan psikologis komunikasi anak remaja yang
Universitas Sumatera Utara
termasuk dalam keluarga
broken home
dan gambaran konsep diri serta keterbukaan diri masing-masing anak tersebut.
2.2 KAJIAN PUSTAKA