lokasi yang terdiri dari delapan desa dengan jumlah penduduk 41.841 jiwa. Suku Melayu
dan Karo
menjadi Suku
mayoritas di
desa ini.
http:www.serdang bedagaikab.go.idbappedaindex.php?mod=homeopt=hasil_
pencarianid_content= 303. “M
ata pencaharian di desa ini adalah Nelayan. Banyak warga yang memilih menjadi nelayan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
Minimnya sumber pendapatan terkadang membuat anak-anak mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi dan terkadang
memilih untuk menikah dini. kenyataannya banyak kelarga yang tidak dapat mempertahankan hidup karena kebutuhan ekonomi yang selalu
kurang mengakibatkan keluarga memilih jalan untuk berpisah dan mencari jalan masing-masing. Adapun tingkat keluarga yang mengalami
perceraian, baik cerai mati maupun cerai hidup sekitar 27, hal ini menunjukkan lebih dari seperempat penduduk mengalami perceraian dari
berbagai latar belakang permasalahan
”.
Sumber: Kepala Lorong Dusun V kecamatan Tanjung Beringin, Kamis,9 Oktober 2014.
4.1.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, pada dasarnya peneliti telah melakukan pra penelitian atau observasi tempat yang sesuai dengan judul penelitian. ada
beberapa tempat yang ingin menjadi lokasi penelitian. diantaranya peneliti mendatangi kepala dusun VII kecamatan Medan Denai dengan menanyakan
jumlah keluarga broken home, namun tak banyak didusun ini terdapat keluarga broken home. Kemudian peneliti sempat ingin meneliti di kelurahan padang bulan
namun setelah diamati kelurahan padang bulan merupakan tempat yang dipadati oleh masyarakat perantauan seperti mahasiswa, pekerja yang berasal dari
kampung, dan lain sebagainya, hal ini membuat peneliti tidak meneliti di tempat ini karena akan sulit nantinya peneliti mencari informan sesuai dengan kriteria
yang diinginkan. Lalu peneliti mencari permasalahan di tempat peneliti tinggal yaitu kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai dan ternyata
memang di tempat ini banyak yang mengalami pernikahan dini serta keluarga
broken home.
Peneliti memutuskan untuk meneliti di kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai ini karena melihat cukup banyak kasus keluarga
broken home
di lokasi ini. awalnya untuk memperoleh data yang benar peneliti
Universitas Sumatera Utara
mendatangi kantor kecamatan dan bertemu dengan salah seorang kepala dusun V kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai kemudian peneliti
menanyakan mengenai jumlah keluarga
broken home
di kecamatan Tanjung Beringin ini, terdapat sekitar 27 tingkat keluarga yang bercerai di kecamatan ini
baik cerai mati maupun cerai hidup dengan berbagai latar belakang permasalahan yang berbeda. Berdasarkan jumlah keluarga
broken home
yang terdapat di kecamatan ini peneliti tertarik untuk meneliti di kecamatan ini. Peneliti
menganggap jumlah tersebut sudah dapat memenuhi alasan peneliti memilih lokasi tersebut serta dapat memudahkan peneliti ketika mencari informan yang
sesuai dengan judul penelitian tersebut. peneliti terlebih dahulu meminta bantuan kepala dusun V tersebut untuk mengetahui keluarga mana saja yang mengalami
perceraian, dan ternyata salah satu dari keluarga tersebut terdapat salah seorang keluarga dari teman SMA peneliti, dari sinilah awal peneliti memperoleh data.
Ada beberapa dari keluarga yang dikenalkan kepada peneliti oleh kepala dusun V tersebut. namun tak semua bisa diteliti, karena sesuai dengan judul penelitian
bahwa penelitian ini di tujukan untuk keluarga
broken home
yang memiliki anak remaja yang berusia 10 tahun
– 22 tahun. Karena keluarga yang
broken home
banyak dari pernikahan dini yang sebagian belum memiliki anak dan ada yang masih memiliki anak balita. Kemudian setelah dipilih ada beberapa yang peneliti
pilih sebagai informan. Informasi pertaman pun diperoleh dari teman SMA peneliti yang menjadi salah satu informan dalam penelitian ini.
4.1.3 Deskripsi Informan dalam Keluarga