tentang  diri  kita.  Dengan  membuka  diri,  konsep  diri  menjadi  dekat  pada kenyataan.  Bila  konsep  diri  sesuai  dengan  pengalaman  kita,  kita  akan  lebih
terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru. c.
Percaya diri
Self Confidence
Percaya  diri  adalah  hal  yang  paling  menentukan.  Untuk  meningkatkan percaya  diri,  menumbuhkan  konsep  diri  yang  sehat  menjadi  perlu  seperti  yang
dikatakan Maxwell Maltz seorang tokoh psikosibernetik “Believe in your self and
you will succed” Keinginan  untuk  menutup  diri,  selain  karena  konsep  diri  yang  negatif
timbul  dari  kurangnya  kepercayaan  kepada  kemampuan  sendiri.  Orang  yang kurang  percaya  diri  akan  cenderung  sedapat  mungkin  menghindari  situasi
komunikasi.  Ketakutan  untuk  melakukan  komunikasi  dikenal  sebagai
communication  apprehension
.  Orang  yang  aprehensif  dalam  komunikasi disebabkan  oleh  kurangnya  rasa  percaya  diri.  Tentu  tidak  semua  parehensi
komunikasi  disebabkan  kurangnya  percaya  diri,  tetapi  ada  faktor  lainnya  yang mempengaruhi.
d. Selektivitas
konsep  diri  mempengaruhi  perilaku  komunikasi  kita,  karena  konsep  diri mempengaruhi  kepada  pesan  apakah  seseorang  bersedia  membuka  diri  terpaan
selektif, bagaimana kita mempersepsi pesan persepsi selektif dan apa yang kita ingat ingatan selektif.
2.2.5  TEORI KETERBUKAAN DIRI
SELF DISCLOSURE THEORY
2.2.5.1 Pengertian Keterbukaan Diri
Self Disclosure Theory
Keterbukaan  diri
self  disclosure
atau  sering  disebut    pengungkapan  diri dalam  Dayakisni,2003:86-87  merupakan  proses  menghadirkan  diri  yang
diwujudkan  dalam  kegiatan  membagi  perasaan  dan  informasi  dengan  orang  lain. Dalam  tindakan  komunikasi  diri
self
termasuk  tindakan  yang  penting  apalagi dalam  kehidupan  kita  sehari-hari.  Kaitannya  dengan  teori  ini  menjelaskan
bagaimana  kita  memberitahu  informasi  diri  kita  sendiri  kepada  orang  lain. Informasinya  menyangkut  pengalaman  pribadi,  perasaan,  rencana  masa  depan,
impian  dan  lain  lain.  Dalam  melakukan  proses
self  disclosure
seseorang  harus
Universitas Sumatera Utara
memahami  waktu,  tempat  dan  keakraban.  Kunci  sukses  dan  hal  yang  paling mendasar dari
self disclosure
adalah kepercayaan. Biasanya seseorang akan mulai terbuka  pada  orang  yang  sudah  lama  dikenalnya.  Selain  itu  menyangkut
kepercayaan,  beberapa  ahli  psikologi  berpendapat  bahwa  perasaan  percaya terhadap  orang  lain  yang  mendasar  pada  seseorang  ditentukan  oleh  pengalaman
selama  tahun-tahun  pertama  hidupnya.  Bila  seseorang  telah  menyingkapkan sesuatu  tentang  dirinya  pada  orang  lain,  ia  cenderung  memunculkan  tingkat
keterbukaan balasan pada orang yang kedua. Menurut  Morton  dalam  Dayakisni,  2003:87,  Pengungkapan  diri
Self Disclosure
merupakan  kegiatan  membagi  perasaan  dan  informasi  yang  akrab dengan  orang  lain.  Informasi  didalam  pengungkapan  diri  ini  bersifat  deskriptif
atau  evaluatif.  Deskriptif  artinya  individu  melukiskan  berbagai  fakta  mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti jenis pekerjaan,
alamat  dan  usia.  Sedangkan  evaluatif  artinya  individu  mengemukakan  pendapat atau perasaan pribadinya seperti  tipe orang  yang  kita sukai  atau  yang kita benci.
Dalam  proses  pengungkapan  diri  nampaknya  individu-individu  yang  terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok timbal balik. Bila seseorang
menceritakan  sesuatu  yang  bersifat  pribadi  pada  kita,  kita  akan  cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya kita mengaharapkan orang lain
memperlakukan  kita  sama  seperti  kita  memperlakukan  mereka.  Seseorang  yang mengungkapkan  informasi  pribadi  yang  lebih  akrab  daripada  yang  kita  lakukan
akan  membuat  kita  merasa  terancam  dan  kita  akan  lebih  senang  mengakhiri hubungan  semacam  ini.  bila  sebaliknya,  kita  yang  mengungkapkan  diri  terlalu
akrab dibandingkan orang lain kita akan merasa bodoh dan tidak aman. Pengetahuan  tentang  diri  akan  meningkatkan  komunikasi  dan  pada  saat
yang  sama  berkomunikasi  dengan  orang  lain  meningkatkan  pengetahuan  tentang diri  kita.  Dengan  membuka  diri,  konsep  diri  menjadi  lebih  dekat  dengan
kenyataan.  Bila  konsep  diri  sesuai  dengan  pengalaman  kita,  kita  akan  lebih terbuka  untuk  menerima  pengalaman-pengalaman  dan  gagasan-gagasan  baru,
lebih cenderung menghindari sikap defensif dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan  antara  konsep  diri  dan  membuka  diri  dapat  dijelaskan  dengan johari  window.  Dalam  johari  window  diungkapkan  tingkat  keterbukaan  dan
tingkat  kesadaran  tentang  diri  kita.  Konsep  johari  window  dapat  digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Konsep Johari Window
Kita Ketahui Tidak diketahui
Publik
Privat
Sumber: Rakhmat, Jalaluddin. 2007.
Psikologi Komunikasi
. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kamar  pertama  disebut  “daerah  terbuka”  meliputi  perilaku  dan  motivasi yang kita ketahui dan diketahui orang lain. Kita berusaha menampilkan diri dalam
bentuk  topeng.  Gejolak  hati  dan  kejengkelan  diri  yang  ditutup-tutupi  adalah “daerah tersembunyi”, seringkali diri menggunakan topeng sehingga kita sendiri
tidak  menyadarinya.  Sesuatu  hal  yang  tidak  disadari  tetapi  orang  lain menyadarinya ini termasuk daerah “buta”  dan tentu ada diri kita yang sebenarnya
yang  hanya  diketahui  oleh  maha  pencipta  ini  disebut  dae rah  “tidak  dikenal”.
Makin  luas  diri  publik  kita  makin  terbuka  kita  pada  orang  lain,  makin  akrab
Terbuka Buta
Tersembunyi Tidak dikenal
Universitas Sumatera Utara
hubungan kita dengan orang lain, makin baik anda mengetahui seseorang, makin akrab hubungan, makin lebar daerah terbuka jendela anda.
2.2.5.2Tingkatan-Tingkatan Keterbukaan diri
Dalam  proses  hubungan  interpersonal  terdapat  tingkatan-tingkatan  yang berbeda  dalam  keterbukaan  diri.  Menurut  Powell  dalam  Dayakisni  2003:89,
tingkatan-tingkatan keterbukaan diri  dalam komunikasi,yaitu: a.
Basa-basi  :    merupakan  taraf  pengungkapan  diri  yang  paling  lemah  atau dangkal,  walaupun  terdapat  keterbukaan  diantara  individu,  tetapi  tidak
terjadi  hubungan  antar  pribadi.  Masing-masing  individu  berkomunikasi basa-basi sekedar kesopanan.
b. Membicarakan orang lain : yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah
tentang orang lain atau  hal-hal  yang diluar dirinya.walaupun pada tingkat ini  isi  komunikasi  lebih  mendalam  tetapi  pada  tingkat  ini  individu  tidak
mengungkapkan diri. c.
Menyatakan  gagasan  atau  pendapat  :  sudah  mulai  dijalin  hubungan  yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.
d. Perasaan  :  setiap  individu  dapat  memiliki  gagasan  atau  pendapat  yang
sama  tetapi  perasaan  atau  emosi  yang  menyertai  gagasan  atau  pendapat setiap  individu  dapat  berbeda-beda.  Setiap  hubungan  yang  menginginkan
pertemuan  antar  pribadi  yang  sungguh-sungguh  haruslah  didasarkan  atas hubungan  yang  jujur,  terbuka  dan  menyatakan  perasaan-perasaan  yang
mendalam. e.
Hubungan  puncak  :  pengungkapan  diri  telah  dilakukan  secara  mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan
yang  dialami  individu  lainnya.  Segala  persahabatan  yang  sejati  haruslah berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.3   Fungsi Keterbukaan Diri