mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Behaviorisme memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam
diri individu sedangkan kaum behaviorisme hanya melihat pada peristiwa-
peristiwa eksternal. Sumanto,2014:167
Berdasarkan psikologi sosial dalam Dayakisni,2003 :13-14, teori belajar telah digunakan untuk menjelaskan berbagai gejala perilaku sosial, seperti: agresi,
altruisme prososial, daya tarik interpersonal, komunikasi, prasangka dan pembentukan sikap. Pada bidang-bidang sejenis ini teori belajar menjadi
mekanisme penjelas. meskipun demikian teori belajar banyak diminati para ahli psikologi sosial karena menekankan pada tingkah laku yang dapat diselidiki
secara alamiah obyektif. Teori belajar mempunyai tiga ciri khusus yang membedakannya dengan teori lainnya: 1sebab-sebab perilaku diduga terutama
terletak pada pengalaman belajar individu di masa lampau, 2 cenderung menempatkan penyebab perilaku terutama pada lingkungan eksternal dan tidak
pada pengertian subyektif individu terhadap yang terjadi. Jadi, lebih menekankan kejadian eksternal yang telah diasosiasikan dengan stimulus atau
reinforcement
yang telah dikaitkan dengan timbulnya tanggapan atau model peran yang pernah ditemui, 3 biasanya pendekatan belajar diarahkan untuk menjelaskan perilaku
yang nyata dan bukan keadaan subyektif atau psikologis faktor-faktor internal seperti emosiperasaan, motif, persepsi.
2.1.3.2 Aliran-Aliran Dalam Teori Bahaviouristik
Ada tiga
aliran yang
terdapat dalam
teori behavioristik
Sumanto,2014:168:170: 1.
Aliran Behaviour dari Watson Pemikiran dari Watson adalah bahwa perkembangan manusia harus
didasarkan pada observasi perilaku yang tampak daripada spekulasi tentang motif- motif yang tidak disadari atau melalui proses kognitif yang tidak dapat di
observasi. Dalam penelitiannya Watson menggunakan prinsip
classical conditioning
dari Pavlov. Watson berupaya mengubah perilaku dari seorang bayi yang berusia sembilan tahun yang tidak takut melihat binatang apapun yang
Universitas Sumatera Utara
dilihatnya. Watson menggunakan prinsip
classical conditioning
ini, yaitu, pertama memberikan suara bel yang keras
unconditional stimulus
pada anak tersebut yang menimbulkan rasa takut
unconditional respons
pada diri si anak. Selanjutnya Watson
memberikan perlakuan sebagai berikut: sebelum
mendengarkan bunyi bel yang keras lagi, si anak tersebut diperlihatkan padanya seekor kelinci putih
conditional stimulus
maka anak tersebut pun takut
unconditional respons
yang masih disebabkan oleh bunyi bel yang keras pada perlakuan awal. Pengkondisian ini dilakukan berkali-kali sampai si anak takut
melihat kelinci putih tanpa didengarkan suara bel yang keras. Kemudian anak tersebut pun mulai takut
conditional respons
. Lama kelamaan anak tersebut tidak hanya takut pada kelinci putih saja melainkan pada binatang lain yang
berbulu putih generalisasi. Watson berpendapat bahwa perilaku manusia dapat dibentuk melalui pengondisian.
2. Teori Belajar Operan dari Skinner
Operant learning
mengungkapkan bahwa perilaku tertentu berulang atau bahkan berhenti tergantung dari konsekuensi yang diperoleh dari perilaku
tersebut. Skinner memahami bahwa bentuk yang paling penting dari belajar adalah kebiasaan. Dalam
operant learning
ada dua hal, yaitu : a.
Reinforcement
adalah segala sesuatu yang mengikuti perilaku dan menyebabkan perilaku tersebut diulangi.
Reinforcement
ada dua: pertama,
positive reinforcement
adalah suau konsekuensi yang mengikuti perilaku dan memperbesar kesempatan untuk perilaku itu berulang. Misalnya,
perhatian yang diperoleh seorang anak ketika ia melakukan hal tertentu, maka perilaku itu akan ia ulangi. Kedua,
negative reinforcement
, terjadi ketika individu belajar untuk menampilkan perilaku tertentu yang
menyebabkan sesuatu yang tidak menyenangkan berhenti. Misalnya, flu adalah pengalaman yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar dari
kita, maka kita akan memakan obat flu untuk menghentikan obat flu tersebut.
b.
Punishment
, adalah segala sesuatu yang mengikuti perilaku tertentu yang menyebabkan perilaku itu berhenti atau tidak diulangi. Jadi
punishment
Universitas Sumatera Utara
diberikan agar perilaku yang tidak diinginkan tidak diulangi lagi kemunculannya.
Skinner percaya bahwa kebiasaan berkembang sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman
operant learning
yang unik. Teori
operant learning
menjelaskan bahwa arah dari perkembangan tergantung dari stimuli eksternal dibandingkan kekuatan-kekuatan internal.
3. Teori Sistem Bioekologi
Bronfenbrenner melakukan analisis tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan. Bronfenbrenner mempelajari konteks yang multipel dan membagi
konteks ini dalam lima sistem, yaitu: a.
Microsystem
, yaitu pola dari kegiatan-kegiatan, peran, interaksi-interaksi yang terjadi dalam lingkunganlingkup yang terdekat dengan individu.
Microsystem
, adalah konteks dinamis untuk perkembangan. Masing- masing individu dipengaruhi oleh semua dalam sistem tersebut.
contohnya, bayi mikrosistemnya adalah keluarga inti, karyawan mikrosistemnya tempat kerjanya.
b.
Mesosystem
, yaitu jaringan relasi antara mikrosistem. Seperti, rumah sekolah, tempat kerja. Bronfenbrenner yakin bahwa perkembangan dapat
berlangsung optimal dengan adanya jaringan dukungan yang kuat antara mikrosistem.
c.
Exosystem
, yaitu konteks dimana anakindividu tidak menjadi bagian dari sistem tersebut namun dapat mempengaruhi perkembangan. Contohnya,
lingkungan kerja orang tua dapat mempengaruhi emosi anak dalam relasinya dengan orang tua.
d.
Macrosystem
, yaitu konteks budaya atau sub-budaya atau kelas sosial dimana mikrosistem, mesosistem dan ekosistem berada. Contohnya,
budaya barat yang individualistik dan budaya timur yang kolektivistik akan
mempengaruhi orang
tua masing-masing
budaya dalam
memperlakukan anaknya. e.
chronosystem
, yaitu derajat stabilitas atau perubahan dalam dunia individu. Seperti perubahan dalam komposisi keluarga, tempat tinggal dan
pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Teori bioekologi dari Bronfenbrenner menekankan bahwa perkembangan individu terjadi dalam suatu seri sistem lingkungan, interaksi dengan seseorang
akan mempengaruhi perkembangan dan sebaliknya.
2.2.4 KONSEP DIRI