Definisi Penyebab Tuberkulosis Gejala Tuberkulosis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis Paru

2.1.1. Definisi

Tuberkulosis TB adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Sebagian besar basil mikobakterium tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airborne infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer dari Ghon Alsagaff dan Mukty, 2005. Menurut Wolinsky 1985, Tuberkulosis adalah suatu pernyakit infeksius yang kronik yang disebabkan oleh mikobakteria dari tuberkulosis yang kompleks yang disebut dengan mikobakterium tuberkulosis. Sedangkan menurut Price dan Standridge 2006, tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.

2.1.2 Penyebab Tuberkulosis

Tuberkulosis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Basil Tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil daripada sel darah merah. Kuman akan tumbuh optimal pada suhu sekitar 37º C dengan tingkat PH optimal pada 6,4 sampai 7,0. Untuk membelah diri satu sampai dua generation time kuman membutuhkan waktu 14 – 20 jam Aditama, 2002. Dinding kuman tuberkulosis terdiri atas asam lemak lipid, kemudian peptidoglikan dan arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan Universitas Sumatera Utara terhadap asam asam alkohol sehingga disebut bakteri tahan asam BTA dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Tekanan oksigen pada bagian apikal paru – paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis Amin dan Bahar, 2010.

2.1.3 Gejala Tuberkulosis

Gejala klinis penyakit tuberkulosis paru menurut Amin dan Bahar 2010, adalah: a. Batuk Batuk Darah Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering non-produktif kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif menghasilkan sputum. Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. b. Demam Biasanya menyerupai demam influenza. Tetapi terkadang panas badan dapat mencapai 40-41º C. Sering kali panas badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari. Panas badan meningkat atau menjadi lebih tinggi bila proses berkembang menjadi progresif sehingga penderita merasakan badannya hangat atau muka terasa panas. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pesien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk. Universitas Sumatera Utara c. Sesak napas Pada penyakit yang ringan belum dirasakan sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru – paru. d. Nyeri dada Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas nyeri dikeluhkan di daerah aksila, di ujung scapula atau di tempat – tempat lainnya. Hal ini terjadi karena gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik melepaskan napasnya. e. Malaise Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

2.1.4 Cara Penularan

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

1 1 16

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 2

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 8

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 1 26

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 1 3

Gambaran Perilaku Keluarga Penderita TB Paru Terhadap Pencegahan TB Paru di Wilayah Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

0 0 32

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9