penyakitnya kepada orang lain. Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien Depkes RI, 2011.
Pasien tuberkulosis yang sakit dengan dahak positif akan mengunjungi suatu tempat pelayanan kesehatan puskesmas, rumah sakit, poliklinik, atau dokter praktik,
tetapi akan terdiagnosis hanya bila dahaknya diperiksa terhadap TB secara rutin. Hal ini merupakan penemuan kasus secara pasif. Penemuan kasus secara aktif yaitu
dengan mengunjungi rumah-rumah penduduk dan meminta dahak untuk diperiksa Crofton, 2002.
2.1.6 Pemeriksaan Tuberkulosis Paru
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
Pemeriksaan darah tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk menyokong diagnosa tuberkulosis paru, karena hasil pemeriksaan darah tidak menunjukkan
gambaran yang khas. Gambaran darah terkadang dapat membantu menentukan aktivitas penyakit Alsagaff dan Mukty, 2005.
2. Sputum
Pemeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosa tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Pemeriksaan ini mudah dan
murah sehingga dapat dikerjakan di lapangan puskesmas. Pemeriksaan mikroskopi dahak dapat membantu menemukan etiologi. Kriteria sputum BTA
positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu
Universitas Sumatera Utara
sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000 kuman dalam 1 mL sputum Amin dan Bahar, 2010.
3. Tes Tuberkulin
Uji tuberkulin merupakan pemeriksaan guna menunjukkan reaksi imunitas seluler yang timbul setelah 4-6 minggu penderita mengalami infeksi pertama
dengan basil tuberkulosis Alsagaff dan Mukty, 2005. Pemeriksaan ini masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan
diagnosis tuberkulosis terutama pada anak-anak balita. Biasanya dipakai tes mantoux yakni dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin P.P.D Purified Protein
Derivative intrakutan berkekuatan 5 T.U Intermediate strength. Tes tuberkulin hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang atau pernah mengalami
infeksi M.tuberculosis, M.bovis, vaksinasi BCG dan Mycobacteria patogen lainnya Amin dan Bahar, 2010. Menurut Price dan Standridge 2006, bila
derivate protein tuberkulin yang telah dimurnikan PPD disuntikkan ke dalam kulit individu yang limfositnya sensitif terhadap tuberkuloprotein maka limfosit
yang sensitif akan mengadakan reaksi dengan ekstrak tersebut dan menarik magrofak ke daerah tersebut
b. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi dada merupakan cara yang praktis untuk menemukan lesi tuberkulosis. Lokasi lesi tuberkulosis umumnya di daerah apeks paru segmen
apikal lobus atas atau segmen apikal lobus bawah, tetapi dapat juga mengenai lobus bawah bagian inferior atau di daerah hilus menyerupai tumor paru misalnya pada
tuberkulosis endobronkial Amin dan Bahar, 2010. Menurut CDC 2000a dalam
Universitas Sumatera Utara
kutipan Price dan Standridge 2006, pada orang dewasa, segmen apeks dan posterior lobus atas atau segmen superior lobus bawah merupakan tempat-tempat yang sering
menimbulkan lesi yang terlihat homogen dengan densitas yang lebih pekat. Ketidaknormalan apa pun pada foto dada seseorang yang positif HIV dapat
mengindikasikan adanya penyakit tuberkulosis.
2.1.7 Upaya Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Tuberkulosis Paru