penelitian ini. Dan adanya tambahan data yang merupakan sebagai dokumen tentang bahan-bahan cetak sebagai data kepustakaan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan, karangan, atau gambaran seseorang secara tertulis tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan
dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian.
1.7 Teknik Analisa Data
Menurut Patton 1980:268 dalam buku Mallong bahwa analisa data adalah proses yang mengatur urutan data, mengorganisasinya ke dalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga data yang dikerjakan bermanfaat sedemikian rupa hingga berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat
dalam penelitian Koentjaraningrat, 1996:269. Seperti yang telah penulis tuturkan sebelumnya dalam penelitian ini
penulis berusaha untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data ini diperlukan sebagaimana adanya, tidak dikurangi atau tambah
atau dirubah, sehingga tidak mempengaruhi keaslian data-data tersebut. Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali atau di
edit ulang, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan hasil wawancara. Langkah selanjutnya data-data ini akan dianalisa
secara kualitatif. Keseluruhan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, sumber kepustakaan dan dokumentasi yang telah ditentukan disusun berdasarkan
kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Sejarah Singkat Desa Dolok Margu
Desa Dolok Margu merupakan salah satu bagian dari wilayah kecamatan Lintongnihuta. Mengenai nama desa Dolok Margu, menurut hasil wawancara
dengan raja adat Opung Kuwir Silaban, nama desa ini berasal dari nama nenek moyang Silaban. Setelah mengalami transformasi, desa Silaban disempurnakan
lagi menjadi 2 dua desa yaitu desa Dolok Margu dan desa Siponjot, yang digunakan sebagai nama untuk mengindentifikasi satu kelompok masyarakat dan
suatu kawasan tertentu yang merupakan wilayah kehidupan masyarakat yang bersangkutan di kecamatan Lintongnihuta, karena desa ini juga begitu luas
wilayahnya maka dibagi 2 wilayah desa. Dengan keadaan demikian itu, nama dari desa Dolok Margu mengandung
dua pengertian secara konseptual. Satu pengertian atau konsep teritorial dan satu lagi pengertian atau konsep sosio-kultural. Sebagai konsep teritorial, dolok margu
merupakan nama dari sebuah desa yang memiliki batasan-batasan wilayah yang jelas, sementara sebagai konsep sosio-kultural, dolok margu menunjukkan nama
bagian dari marga silaban dari suatu kelompok masyarakat dan kebudayaan yang memiliki suatu ciri khas.
Mengenai kapan dan siapa pendiri desa Dolok Margu, data-datanya sangat minim dan hanya dari cerita-cerita tokoh adat desa. Sedangkan yang pertama kali
menyebutkan istilah Dolok Margu kurang jelas, karena tidak adanya data-data tertulis, hanya dari mulut ke mulut dikatakan bahwa pendiri desa ini adalah Datu
Universitas Sumatera Utara