Fungsi dan Tujuan Penabalan Marga Dalam Politik

non-formal, telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan- pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap negaranya, pemerintahnya, pemimpin politik dan lain-lain. Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai- partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang me-merintah. Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.

4.3 Fungsi dan Tujuan Penabalan Marga Dalam Politik

Adapun fungsi dan tujuan marga dalam penabalan marga yang digunakan dalam proses politik sudah lama terjadi dalam memperoleh kekuasaan. Marga digunakan untuk menunjukkan kekuasaan dari status sosial yang milikinya dapat memberikan pengaruh yang cukup dalam kedudukannya di masyarakat. Status sosial bukan berdasarkan faktor kekayaan taraf kemampuan ekonomi namun lebih ditujukan pada kondisi lingkungan dimasyarakat. Fungsi marga adalah sebagai landasan pokok dalam masyarakat Batak, mengenai seluruh jenis hubungan antara pribadi dengan pribadi, pribadi dengan Universitas Sumatera Utara golongan, golongan dengan golongan dan lain-lain. Misalnya, dalam adat pergaulan sehari-hari, dalam adat parsabutuhaon, parhulahulaon dan parboruon hubungan kekerabatan dalam masyarakat Dalihan Natolu, adat hukum, milik, kesusilaan, pemerintahan dan sebagainya. Marga yang merupakan ciri dari suku Batak yang diturunkan secara turun- temurun dari kakek-ayah dan kepada anaknya yang menunjukkan garis keturunan keluarga. Memiliki marga sangatlah penting artinya apalagi pada saat acara-acara pesta adat. Marga inilah akan menentukan kita sebagai siapa dalam pesta adat dalam pertemuan-pertemuan pesta adat Batak Toba. Banyak pandangan-pandangan terhadap marga sebagai gelar kehormatan saja. Penabalan marga yang pada intinya sebagai gelar kehormatan kepada seseorang hal ini dianggap karena orang tersebut telah berjasa kepada keluarga yang memberikan marga pada dirinya. Saat ini banyak para pejabat yang memargakan dirinya pada suku Batak Toba. Namun setiap dari penabalan marga pada seorang pejabat tidak terlepas dari maskud-maksud politik dalam hal ini tujuan politik. Tujuan politik ini memaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat Batak Toba bahwasanya dirinya telah menjadi suku Batak Toba dan akan menimbulkan hubungan kekerabatan antara sipenerima marga dengan masyarakat Batak Toba. Hal ini dimaksudkan akan menimbulkan hubungan emosional kedekatan dengan suku Batak Toba. Suku Batak Toba, marga merupakan indentitas yang sangat penting dalam mengetahui sisilah kita dalam garis keturunan Batak Toba. Dalam suku Batak Toba yang menentukan bahwa dirinya adalah sebagai dalam status adat bukan karena dia pejabat, kaya harta atau miskin dalam ekonomi, bukan karena status Universitas Sumatera Utara sosial mereka. Namun dari marga mereka masing-masing sesuai dengan partuturan hubungan kekeluargaan secara adat. Tujuan marga adalah membina kekompakan dan solidaritas sesama anggota marga sebagai keturunan dari satu leluhur. Walaupun keturunan suatu leluhur pada suatu ketika mungkin akan terbagi atas marga-marga cabang, namun sebagai keluarga besar, marga-marga cabang tersebut akan selalu mengingat kesatuannya dalam marga pokoknya. Dengan adanya keutuhan marga, maka kehidupan sistem kekerabatan Dalihan Na Tolu akan tetap lestari. Dengan ditabalkan marga akan menjadikan status sosial dalam struktur kekerabatan suku Batak Toba menjadi sangat penting. Pentingya marga sangat mempengaruhi status sosial masyarakat Batak Toba, sehingga banyak pejabat- pejabat yang hendak mencari perhatian dari masyarakat Batak Toba maka terlebih dahulu mereka melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan memargakan dirinya di dalam marga Batak Toba. Penabalan marga ini sering terjadi terhadap pejabat-pejabat yang hendak menempati jabatan-jabatan penting dalam instansi pemerintahan dan organisasi di daerah Tanah Batak khususnya. Ada marga yang ditabalkan marganya pada saat mereka telah menjabat suatu jabatan penting dengan alasan agar adanya hubungan kedekatan terhadap masyarakat sehingga pejabatan tersebut menjadi anggota masyarakat Batak Toba dan dianggap putra Batak. Anggapan bahwa memiliki marga merupakan putra daerah dimana dirinya berdomisili dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Dengan adanya anggap seperti itu membuat banyak orang memargakan dirinya sebagi orang batak agar dianggap sebagi putra daerah ataupun mencari orang tua angkat yang asli keturunan Batak. Universitas Sumatera Utara

4.4 Konflik Penabalan Marga