Kontraversi ini juga menjadi perbincangan hangat dalam kekeluargaan silaban yang memiliki tiga 3 sub kecil dari silaban itu sendiri. Meskipun adanya
padangan masyarakat yang berbeda-beda tapi proses pelaksanaan upacara penabalan marga tetap dilakukan secara sah yang dihadirin oleh pengetua adat,
tulang, bere dan dongan sabutuha. Bagi orang batak marga adalah identitas yang berbau adat kalau di
kalangan orang Batak dan berbau suku kalau berhubungan dengan suku lain. Marga sebagai lambang identitas tidak ditentukan oleh seorang pemimpin untuk
dimiliki oleh seseorang. Marga hanya dapat diberikan kepada keturunannya untuk diteruskan kepada generasi ke generasi agar mereka dapat mengenal asal-muasal
mereka. Pemberian marga juga dapat diberikan kepada mereka yang bukan suku Batak lihat dari jasa-jasa mereka terhadap marga yang memberikan marga
tersebut kepada yang menerima.
3.4.1 Pandangan Sesama Marga Silaban
Marga silaban yang memiliki tiga sub kecil dalam garis keturunannya yang masing-masing memiliki satu sisilah asal yang sama tapi memiliki
pandangan yang berbeda dalam memandang penabalan marga Syamsul Arifin. Pandangan yang berbeda ini timbul karena kurangnya komunikasi yang baik
antara marga silaban itu sendiri. Penabalan marga silaban yang dilakukan di Pangakalan Berandan yang telah dilakukan secara pesta adat kurang banyak
diketahui oleh marga silaban yang lain. Ketika dirinya datang ke kampung halaman silaban untuk memberitahukan dirinya sudah menjadi bagian dari marga
silaban dan menceritakan kedekatan dirinya terhadap marga silaban dari kecil
Universitas Sumatera Utara
sehingga dirinya berkehendak menjadi salah satu bagian dari marga silaban. Disisi lain marga silaban kurang memahami maksud dari penabalan marga Syamsul
Arifin di margakan disaat dirinya juga sebagai calon kepala daerah tingkat I. Marga silaban memang tidak mempersoalkan hal ini terlalu dalam, namun
mereka juga marga silaban yang sepatutnya mengetahui hal tersebut. Sambutan yang cukup baik dari marga silaban dengan adanya penabalan
ini menunjukkan marga sibalan memiliki rasa simpati terhadap penabalan marga pada Syamsul Arifin. Menunjukkan bahwa marga silaban merupakan marga yang
pernah memargakan salah satu kepada daerah dalam keluarga mereka. Walaupun pada dasarnya penabalan ini telah dilaksanakan dengan lancar dan secara resmi di
Pangkalan Berandan.
3.4.2 Padangan Masyarakat
Pandangan masyarakat terhadap penabalan marga Syamsul Arifin dipandang masyarakat baik karena Syamsul Arifin yang bukan suku batak
berkeinginan menjalin hubungan terhadap masyarakat Batak dengan proses penabalan marga. Penabalan marga sekaligus janji akan kesejahteraan masyarakat
dalam memajukan taraf kehidupan masyarakat dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan kesehatan serta perbaikan sarana dan prasarana. Sebagaimana
yang sering di ucapkan dalam kampanyenya terhadap ribuan masyarakat dengan istilah ”masyarakat tidak bodoh, masyarakat tidal lapar dan masyarakat tidak
sakit”. Hal ini sangat didukung positif masyarakat silaban dengan awal penabalan marga silaban pada Syamsul Arifin.
Universitas Sumatera Utara
Ada juga masyarakat yang memandang penabalan ini dilakukan hanya untuk mencari popularitas dalam bulan-bulan kampanye pemilihan kepala daerah
sumatera utara. Marga yang merupakan identitas yang paling menonjol dalam kehidupan masyarakat Batak baik dalam pergaulan maupun tata-keramah
dijadikan jembatan mencari popularitas untuk menunjukkan hubungan yang lebih dekat terhadap masyarakat Batak. Popularitas marga dalam kehidupan masyarakat
sangat vital dalam kehidupan sehari-hari baik bericara terhadap laki-laki maupun perempuan agar dapat saling mengetahui status sosial mereka sebagai apa.
Sehingga banyak menggunakan marga dalam kampanye atau popluritas untuk dapat dikenal sebagai orang Batak di daerah Batak.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV GELAR KEHORMATAN DAPAT DIGUNAKAN DALAM PROSES
POLITIK
4.1 Gelar Kehormatan Marga Dalam Proses Politik
Marga dalam proses politik memiliki peranan cukup kuat untuk dapat digunakan dalam menjalin hubungan emosional terhadap masyarakat yang masih
kuat sistem kekerabatannya. Marga disaat ini bukan hanya dapat berfungsi sebagai status sosial, namun lebih dapat digunakan dalam peranan politik bagi mereka
yang mencari suara. Bagi mereka yang memiliki marga akan sangat cepat dan lebih mudah dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang memiliki status sosial
berdasarkan sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan yang sangat kuat ini dapat mempengaruhi status sosial masyarakat dengan status kedudukan yang dihargai
sebagai panutan yang dituakan dalam sistem kekerabatan di suatu masyarakat tertentu. Pengaruh marga yang cukup kuat dalam suatu masyarakat tertentu dan
memiliki pengaruh terhadap hal yang ingin dicapai. Dalam hal ini marga menjadi suatu hal yang berharga, yang dapat saja di perjualbelikan hanya dalam konteks
untuk memperoleh kekuasaan. Marga silaban yang merupakan marga pertama yang berdomisili di desa
Silaban ini di yakini memiliki pengaruh yang cukup kuat sebagai marga pertama yang datang atau bagi orang batak disebut raja huta. Pengaruh status sosial marga
silaban yang kuat dapat saja memberikan pengaruh tidak terlepas marga silaban masih mendominasi dalam bentuk kuantitas dan kualitas dalam kehidupan
masyarakat terlihat dari jumlah penduduk yang mayoritas marga silaban dan
Universitas Sumatera Utara