BAB IV GELAR KEHORMATAN DAPAT DIGUNAKAN DALAM PROSES
POLITIK
4.1 Gelar Kehormatan Marga Dalam Proses Politik
Marga dalam proses politik memiliki peranan cukup kuat untuk dapat digunakan dalam menjalin hubungan emosional terhadap masyarakat yang masih
kuat sistem kekerabatannya. Marga disaat ini bukan hanya dapat berfungsi sebagai status sosial, namun lebih dapat digunakan dalam peranan politik bagi mereka
yang mencari suara. Bagi mereka yang memiliki marga akan sangat cepat dan lebih mudah dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang memiliki status sosial
berdasarkan sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan yang sangat kuat ini dapat mempengaruhi status sosial masyarakat dengan status kedudukan yang dihargai
sebagai panutan yang dituakan dalam sistem kekerabatan di suatu masyarakat tertentu. Pengaruh marga yang cukup kuat dalam suatu masyarakat tertentu dan
memiliki pengaruh terhadap hal yang ingin dicapai. Dalam hal ini marga menjadi suatu hal yang berharga, yang dapat saja di perjualbelikan hanya dalam konteks
untuk memperoleh kekuasaan. Marga silaban yang merupakan marga pertama yang berdomisili di desa
Silaban ini di yakini memiliki pengaruh yang cukup kuat sebagai marga pertama yang datang atau bagi orang batak disebut raja huta. Pengaruh status sosial marga
silaban yang kuat dapat saja memberikan pengaruh tidak terlepas marga silaban masih mendominasi dalam bentuk kuantitas dan kualitas dalam kehidupan
masyarakat terlihat dari jumlah penduduk yang mayoritas marga silaban dan
Universitas Sumatera Utara
kerabatnya serta jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan dan jabatan penting diluar struktur pemerintahan masih di dominasi oleh marga silaban.
Dalam dunia bisnis pemberian marga juga dapat terjadi hanya untuk mencapai tujuan yang ingin kita capai, termasuk dalam bisnis multi-level dalam
pergaulan memperkenalkan produk-produk yang dipasarkan. Seperi halnya pemberian marga Silaban yang diterima oleh Syamsul Arifin, Gubernur Sumatera
Utara, karena dia pernah hidup sangat sederhana menjadi makmur setelah dia diberi marga silaban. Hal ini juga banyak dilakukan pejabat-pejabat dalam
memajukkan karier mereka. Pemberian marga sebenarnya bukanlah masalah baru, karena sejak puluhan tahun yang lalu hal ini telah dilakukan orang Batak untuk
memperoleh kekuasaan maupun kedudukan. Sekarang ini pemberian marga banyak mengandung unsur-unsur politik. Sesungguhnya pemberian marga tidak
boleh dilakukan di luar saudara kandung, karena marga berhubungan dengan darah. Ditambah sikap egosentris orang Batak untuk memberi marga adalah
menggambarkan orang Batak masih menggangap suku lain di luar Batak tidak memiliki hubungan kekerabatan.
4.2 Strategi Kampanye Dalam Perolehan Suara