tahun kemarin. Syamsul Arifin juga telah ditabalkan secara resmi sebagai marga silaban secara pesta adat yang dilakukan di Pangkalan Berandan tempat dia
berdomisili dan dimana dirinya diangkat sebagai bagian dari marga silaban. Dalam kampanyenya di desa silaban Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten
Humbang Hasudutan, dia juga menceritakan bagaimana awalnya dirinya bisa menjadi bagian dari marga silaban. Hal ini tetntu dapat menarik perhatian ribuan
masyarakat silaban terhadap dirinya sehingga akan timbul rasa kekeluargaan terhadap Syamsul Arifin dan masyarakat Desa Silaban. Timbulnya perasaan
seperti itulah digunakan juga untuk mendapat perhatian masyarakat Desa Silaban agar disaat pemilihan Gubernur Sumatera Utara masyarakat dapat memilihnya,
dengan janji-janji yang diucapkannya. Dalam hal ini marga juga telah mengambil peran dalam kehidupan politik dan sosial bagi orang Batak karena marga juga
merupakan status sosial.
4.2.1 Perolehan Suara Dalam Politik Tradisional
Bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang majemuk suku bangsanya. Di wilayah Indonesia terpadat beberapa suku bangsa yang mempunyai
kebudayaan dan saling mempengaruhi kebudayaan Indonesia yang asli tumbuh dan berkembang di berbagai pulau, yang terpisah-pisah sehingga terdapat
perbedaan yang khas. Salah satu perbedaan itu terdapat pada sistem sosial kemasyarakatannya. Demikian halnya bangsa Batak sistem kekerabatannya
memiliki ciri khas yang berbeda dengan suku-suku lain. Dalam lingkungan suku bangsa Batak, sistem kemasyarakatannya diatur
dalam sistem kekerabatan yang berlandasan organisasi sosial, marga merupakan
Universitas Sumatera Utara
dasar untuk menentukan partuturan, hubungan persaudaran, baik untuk kalangan semarga maupun di marga-marga lain. Hal inilah yang menimbulkan hubungan-
hubungan emosional yang cukup tinggi dalam ikatan kekeluargaan suku batak Toba. Tidak heran dalam kegiatan perpolitikan kita cenderung lihat lebih bersifat
tradisional yang memiliki sifat ketimuran. Kekuatan politik dalam memperoleh suara yang dilakukan Syamsul Arifin
terlihat dari merangkul suara dari penabalan marga yang dilakukan di 2 dua suku yang berbeda disaat Syamsul Arifin mencalonkan dirinya sebagai Calon Gubernur
Sumatera Utara. Hal ini tidak di mungkinkan dirinya ditabalkan marga hanya sebagai gelar kehormatan namun memiliki unsur politik dalam memperoleh suara
dalam pemilihan kepada daerah dengan adanya hubungan kekeluargaan. Kekuatan yang digalak dengan menggunakan marga sebagai landasan
pacu atau kekuatan awal dalam politik yang dilakukan Syamsul Arifin. Marga silaban yang cukup mendominasi jumlah penduduk dan diyakini sebagai tanah
kelahiran marga silaban, walaupun ada beberapa marga pendatang yang datang ke daerah silaban serta berdomisili namun pengaruh marga silaban dan setumpunnya
masih sangat di hargai sebagai raja huta yang pertama kali menempati kampung. Dengan dimargakam maka Syamsul Arifin akan memiliki hubungan emosional
sebagai marga silaban yang sebagaimana marga silaban yang ada. Sehingga akan menimbulkan sikap simpati terhadap Syamsul Arifin karena sudah merasa satu
hati, satu penanggungan, satu jiwa dan satu keluarga. Cara ini sering digunakan para pejabat yang ingin mendapat simpati masyarakat baik pejabat yang hendak
menduduki jabatan maupun yang sudah punya jabatan dengan alasan untuk mendekatkan diri terhadap lingkungan yang dianggap mereka tinggalin
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pengaruh Marga Pada Politik