Dirasitio anak dari Borsak Junjungan Silaban yang berasal dari Hatuguan samosir. Semula tempat permukiman diawali dengan merantaunya beberapa
orang dari keturunan Borsak Junjungan Silaban yaitu Datu Bira dan Datu Mangambit dan Datu Guluan, yang bermukim di tipang Bakkara kemudian
bergeser ke suatu tempat yang cukup jauh kemudian berkumpul kembali beberapa orang tang lama kelamaan tumbuh dan berkembang secara alamiah menjadi suatu
desa dengan kriteria tertentu untuk dapat menjadi sebuah desa. Akhirnya berkembang menjadi wilayah yang banyak ditempati oleh marga silaban sehingga
menjadi Desa Silaban, namun sekarang telah ramai marga-marga lain.
2.2 Letak Geografis
Desa Dolok Margu dengan luas wilayah desa 1.261, 77 Ha. Secara goegrafis yang terletak di Kecamatan Lintongnihuta berada pada 2
13 - 2
20 Lintang Utara, 98
47 - 98
57, dengan batas-batas sebagai berikut: Dengan batas-batas wilayah desa sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sileang Kecamatan Dolok Sanggul.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sitio II.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pakat Dolok Kecamatan Dolok
Sanggul. d.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Siponjot. Secara administrasi keseluruhan, Kecamatan Lintongnihuta yang terdiri
dari 22 desa dengan luas wilayah 18.126,03 Ha. Kecamatan Lintongnihuta pada awalnya terdiri dari 39 desa yang kemudian di persempit menjadi 26 desa hingga
pernah penyatuan desa menjadi 12 desa. Namun Kecamatan Lintongnihuta dibagi
Universitas Sumatera Utara
kembali menjadi 22 desa yang masing-masing desa di bawah koordinasi oleh seorang Kepala Desa Kades.
Tabel 1 Luas Lahan Menurut Penggunaanya
No. Luas Lahan Menurut Penggunaan
Luas Lahan Ha 1.
Pekarangan Bangunan Halaman 114, 77
2. TegalLadangHuma
152 3.
Padang Rumput 131
4. Kopi
169 5.
Kolam Tebat Empang 1
6. Tanah Tidak Diusahai
283 7.
Tahan Untuk Kayu – Kayu 115
8. Rawa – Rawa
- 9.
Lain – Lain 181
10. Sawah 115
TOTAL 1.261, 77
Sumber : Kantor Camat Tahun 2008
2.3 Komposisi Penduduk 2.3.1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah untuk mengetahui perbandingan antara perempuan dan laki-laki. Jumlah penduduk total masyarakat
Desa Dolok Margu adalah 1270 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk laki- laki dan perempuan yang mendiami wilayah ini, maka terlebih dahulu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil penelitian bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk
laki-laki. Tabel 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin Total
Persentase 1.
Laki – laki 653
52 2.
Perempuan 617
48 JUMLAH TOTAL
1.270 100
Sumber : Kantor Camat Tahun 2008 Dari tabel 2, memperlihatkan bahwa kelompok terbesar adalah jenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 653 jiwa dan jumlah perempuan adalah 617 jiwa dengan total jumlah 1.270 jiwa.
Dari tabel 2, memperlihatkan bahwa kelompok terbesar adalah jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 653 jiwa dan jumlah jenis kelamin perempuan
adalah 617 jiwa. Banyaknya jumlah laki-laki yang hampir sebanding dengan jumlah perempuan diakibatkan adanya beberapa faktor yaitu anak laki-laki banyak
merantau di luar daerahnya, setelah lama diperantauan tidak pernah lagi kembali ke kampung halamannya dan menetap ditempat perantauan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Menurut Kelompok UmurUsia
Tabel 3 No
Deretan UsiaTahun Jumlah Orang
Persentase 1.
0 – 10 273
21,5 2.
11 – 20 241
19 3.
21 – 30 156
12,3 4.
31 – 40 249
19,6 5.
41 – 50 267
21 6.
50 84
6,6 TOTAL JUMLAH
1.270 100
Sumber : Kantor Camat Tahun 2008 Dari tabel diatas, terdapat enam golongan umur, mulai dari 0-50 tahun ke
atas. Keenam deretan usia tersebut menunjukkan bahwa usia 0 tahun sampai pada usia 10 tahun adalah jumlah terbesar di desa Dolok Margu. Diikuti oleh usia 41-
50 tahun sebanyak 21. Jumlah penduduk paling kecil adalah pada usia diatas 50, orang sekitar 6,6 sangat sedikit dibandingkan golongan umur yang lain. Hal ini
menggambarkan tingkat pertumbuhan penduduk di desa Dolok Margu cukup tinggi.
2.3.3. Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan sebagai indikator kesejahteraan nilai sosial budaya masyarakat ditandai dengan kemampuan penduduk untuk bisa baca tulis.
Selanjutnya kemajuan suatu bangsa turut ditentukan oleh besar jumlah penduduk yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterima melalui
Universitas Sumatera Utara
pendidikan formal dan non-formal. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
1. Belum Sekolah
152 12,0
2. Belum Tamat SD
109 8,6
3. SD
291 22,91
4. SLTP
140 11,0
5. SLTA
123 9,7
6. D-I
72 5,7
7. D-III
140 11,0
8. S-1
243 19.1
Jumlah 1.270
100 Sumber : Kantor Camat Tahun 2008
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keadaan penduduk Desa Dolok Margu dapat dilihat dari tingkat pendidikan tergolong rendah. Hal ini
ditandai dengan mendominasikan jumlah penduduk yang berpendidikan Sekolah Dasar SD. Umumnya penduduk yang berpendidikan SD adalah para orang tua
usia 40 tahun keatas. Jadi mereka yang berusia 40 tahun pada masa dahulu memilki pandangan yang masih rendah, tentang arti pentingnya pendidikan
sekolah. Baru mereka setelah menjadi orang tua dan sadar tentang petingnya pendidikan sekolah bagi anak-anak mereka minimal tamat SLTASederajat.
Sementara ada kurang lebih 243 orang yang berpendidikan perguruan tinggi,
Universitas Sumatera Utara
mereka ini banyak yang menjadi pegawai negeriswasta, aparat keamanan dan tidak sedikit pula diantara mereka adalah pengusaha.
2.3.4. Menurut Mata Pencaharian Penduduk
Kehidupan masyarakat di Dolok Margu bersifat agraris, sehingga pertanian merupakan sumber utama penghasilan bagi masyarakat, tetapi hanya
sedikit di antara penduduk menekuni pekerjaan lain sebagai mata pencaharian utama. Ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, buruh tani, pedagang, supir
angkot, dan pekerjaan lainnya. Walaupun bekerja sebagai pegawai negeri atau sawasta biasanya sepulang dari bekerja mereka pergi ke ladang karena umumnya
memiliki tanah pertanian yang dijadikan sumber penghasilan tambahan.
Tabel 5 Komposisi penduduk Menurut Mata Pencaharian
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Keluarga
Persentase 1.
Petani 146
56,5 2.
Jasa angkutan 52
20 3.
Pedagang 26
10 4.
Pegawai Negeri Sipil 18
7 5.
Peternak 16
6,5 JUMLAH TOTAL
258 100
Sumber : Kantor Camat Tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
Desa Dolok Margu adalah suatu daerah yang sangat kaya dengan potensi alam. Lahan pertanian baik lahan kering dan lahan basah yang sangat subur,
menjadikan masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Hasil pertanian dari perladangan dan persawahan cukup memuaskan, sehingga mampu untuk
memenuhi kebutuhan di rumah bahkan untuk dijual. Hal itu terlihat dari tabel diatas, jumlah penduduk dengan mata pencaharian bertani berada pada angka
tertinggi 48,5. Sementara jumlah penduduk yang berprofesi sebagai jasa angkutan, pedagang, pegawai negeri sipil, dan peternak berada pada angka yang
sangat rendah dibandingkan petani. Apabila ditotalitaskan dari seluruh mata pencaharian selain bertani hanya mencapai 43,5.
2.3.5. Menurut AgamaKepercayaan
Pada penjelasan ini, jumlah penduduk berdasarkan agamakepercayaan tidak ada tabel seperti pada sebelumnya. Hal itu dikarenakan masyarakat desa
Dolok Margu adalah masyarakat homogen termasuk agamanya. Seperti yang dijelaskan pada Bab sebelumnya, masyarakat desa Dolok Margu yang hampir
berpendudukan satu keturunan nenek moyang yang sama yang berpindah tempat, hanya menganut satu agama saja yaitu Kristen Protestan 100. Terbukti juga
melalui bangunan ibadah yang ada, penulis hanya mendapati satu unit bangunan Gereja HKBP Dolok Margu dan satu Gereja Protestan yang lain . Sementara
bangunan ibadah untuk agama yang lain tidak ada ditemui. Singkatnya jumlah penduduk desa Dolok Margu sebanyak 1.270 jiwa seluruhnya menganut agama
Kristen Protestan. Karena memang nenek moyang mereka yang banyak
Universitas Sumatera Utara
berdomisili atau tinggal dan menghuni desa Dolok Margu sehingga banyak yang menganut agama Kristen Protestan.
2.4. SaranaFasilitas 2.4.1. Sarana Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari. Faktor kesehatan juga menentukan kualitas masyarakat
dalam kesadaran akan kebersihan, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
Perkembangan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang harus semakin
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan gizi dan pembudidayaan sikap hidup bersih dan sehat didukung dengan perumahan dan
pemukiman yang banyak. Untuk itu perlu adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat, peningkatan
mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan, terutama bagi yang kurang mampu dan terpencil. Pada kenyataannya, hal itu belum tercapai di desa Dolok Margu.
Karena, di desa ini sarana kesehatan masih sangat jarang dan terbatas jumlahnya. Di desa Dolok Margu tersedia beberapa sarana kesehatan untuk keperluan
masyarakat dalam bidang kesehatan dan pengobatan seperti Puskesmas Pembantu, Posyandu, BKIA, Polindes, dan Poskesdes.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 Jenis Sarana Kesehatan Masyarakat Desa Dolok Margu Tahun 2007
No. Sarana Kesehatan
Jumlah 1.
Rumah Sakit -
2. Puskesmas
- 3.
Pukesmas Pembantu 1
4. Posyandu
2 5.
PBU -
6. BKIA
1 7.
Polindes 1
8. Poskesdes
1 JUMLAH
6 Sumber : Kantor Camat Tahun 2008
. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa sarana kesehatan di Desa Dolok Margu tersedia dua unit sarana bangunan kesehatan untuk keperluan pelayanan
masyarakat dalam bidang kesehatan dan pengobatan seperti Puskesmas pembantu dan Posyandu. Sarana kesehatan inilah yang melayani kesehatan masyarakat
dengan jumlah 1.270 jiwa yang masih belum merata. Banyaknya Posyandu dibandingkan dengan Puskesmas berguna untuk mempermudah dalam pemberian
layanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan Posyandu diadakan sedikitnya satu bulan sekali yaitu dengan memeriksa kesehatan anak, melihat
perkembangan dan pertumbuhan serta pemberian imunisasi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam meningkatkan kedudukan dan status seseorang, yang dalam hal ini haruslah ditunjang dengan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai. Data yang diperoleh dari kantor Camat dan hasil survei pengamatan langsung ke lapangan, di Desa Dolok Margu tidak
adanya sarana pendidikan. Sehingga penduduk setempat sekolah keluar dari lingkungan desa mereka, hal ini tidak terlepas desa yang saling berdekatan dan
adanya beberpa kali pengabungan beberapa desa dari terbentuknya Desa Dolok Margu di struktur pemerintahan Kecamatan Lintongnihuta sehingga tidak adanya
sarana bangunan Sekolah Dasar SD. Namun untuk jejang lanjutan SMP Negeri ada dua sekolah yang terletak di jantung pusat kecamatan Lintongnihuta yang
saling berhadapan kedua sekolah SMP Negeri ini dengan kantor Kecamatan. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat salah satunya
dipengaruhi fasilitas pendidikan yang ada di daerah tertentu. Untuk menuntut ilmu pengetahuan ke tingkat pendidikan SLTA Sederajat anak-anak dari desa ini harus
keluar dari wilayah desanya. Sarana pendidikan tingkat SLTASederajat hanya ada di Kota Dolok Sanggul sebagai Ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sarana ataupun fasilitas yang kurang memadai ini tidak membuat arti pentingnya sekolah bagi penduduk setempat. Adanya kesadaran dan pentingnya
pendidikan yang dipahami oleh orang tua bagi anak mereka. Ini dapat kita lihat di tabel 3 diatas sudah banyaknya lulusan sarjana dari Desa Dolok Margu yang
menunjukkan adanya peningkatan pendidikan dari orang tua mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Sarana Ibadah
Seperti halnya dengan sarana kesehatan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sarana ibadah juga jumlahnya masih sangat terbatas. Adapun sarana
ibadah di Desa Dolok Margu hanya ada Gereja HKBP Dolok Margu sebagai tempat beribadah umat Kristen. Sarana yang lain selain Gereja HKBP ada satu
Gereja Protestan selain Gereja HKBP dan untuk pembangunan rumah ibadah yang lain belum juga adanya perencanaan pembangunan. Hal ini semakin menguatkan
bahwa penduduk Desa Dolok Margu mayoritas beragama Kristen Protestan. Bilamana ada orang lain diluar agama tersebut ingin beribadah, maka harus pergi
jauh lagi ke Kota Dolok Sanggul. Misalnya saja Islam untuk menemukan Mesjid yang ada di kota.
Tabel 7 Sarana Ibadah
No. Sarana Bangunan Ibadah
Jumlah Persentase
1. Gereja HKBP
1 50
2. Gereja Kristen Protestan
1 50
Jumlah 2
100 Sumber: Kantor Camat Tahun 2008.
Bila dilihat dari tabel 7 diatas, terlihat tidak adanya sarana ibadah selain sarana Gereja. Hal ini menunjukkan masih homogennya penduduk Desa Dolok
Margu. Jumlah sarana ibadah Gereja cukup sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk yang beragama Kristen Protestan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Sarana dan Prasarana
Transportasi merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi perkembangan suatu wilayah. Jenis transportasi yang dimaksudkan adalah
transportasi yang dimaksud adalah transportasi darat yang dapat memperlancar jenis aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat baik petani, pedagang, pegawai
negeri sipil, pengusaha, peternak, anak-anak sekolah dan lainnya. Di Desa Dolok Margu sarana transportasi ini cukup memadai dan lancar karena di dukung oleh
prasarana yang cukup baik pula. Hal ini didukung oleh transportasi lintas bukan transportasi daerah setempat yang lintasannya cukup jauh antara Dolok Sanggul
ke Medan. Beberapa jenis sarana transportasi juga sudah ada di kecamatan ini, seperti
angkutan umum, Bus umum, Becak, Truck, Sepeda Motor, Mobil pribadi dan lainnya. Sarana transportasi kecamatan juga sarana transportasi Desa Dolok
Margu.
2.5. Sistem Organisasi Sosial
Berbicara mengenai masyarakat, maka dalam masyarakat tersebut mendapat struktur berupa sistem sosial yang mengatur dan sebagai wadah bagi
setiap anggota masyarakat untuk melakukan interaksi sosial. Melalui organisasi sosial dan kerja sama antar kesatuan-kesatuan masyarakat akan dapat terbina
dengan baik. Masyarakat Batak Toba secara kekerabatan menarik garis keturunan dari
pihak Ayah Patrilineal. Struktur sosial Batak Toba diatur dalam Dalihan Na Tolu yang meliputi tiga unsur, Hula-hula saudara pihak perempuan, Dongan
Universitas Sumatera Utara
Sabutuha saudara kandung, dan Boru anak perempuan. Yang menempati kelas-kelas paling tinggi adalah Hula-hula, kemudian antara boru dan dongan
sabutuha memiliki kedudukan hampir sama. Struktur sosial tersebut bukan sebagai bentuk penguasaan melainkan sistem mengatur kekerabatan antar
masyarakat sehingga tetap seimbang, dan setiap orang akan mengerti masing- masing kedudukan dalam adat.
Tertib pertalian Patrilineal menguasai seluruh hukum adat, hak milikwarisan dan upacara pemujuaan. Satu marga tidak diperbolehkan untuk
menggantikan marganya, karena satu marga itulah sebagai teman untuk menjalankan atau menerima adat, harus seperasaan dalam segala hal. Seperti
kesatuan kekerabatan yang dijelaskan diatas, organisasi juga terdapat di Desa Dolok Margu antara lain organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, Naposo
Bulung pemuda-pemudi Gereja dan Karang Taruna.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Struktur Pemerintahan Desa Dan Perangkat Desa