20
14. Tanggung jawab. Biarkanlah setiap orang di sekolah untuk bekerja
menyelesaikan transformasi mutu. Transformasi merupakan tugas setiap orang.
Selanjutnya dalam buku Nana Syaodih tentang pengendalian Mutu, ada beberapa prinsip yag perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan
diantaranya sebagai berikut:
24
a. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional
dalam bidang pendidikan. b.
Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah ketidak mampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang
mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.
c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan.
d. Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu. Mutu
pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas, dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada
kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi. e.
Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan.
f. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki
pengetahuan keahlian dalam menyiapkan para siswa memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki
pasar kerja yang bersifat global. g.
Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian-
penyesuaian dan penyempurnaan. h.
Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem pengukuran.
24
Nana Syaodih Sukmadinata dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah:konsep,prinsip, dan instrumen
, … h. 9-11
21
i. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari
kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-
program singkat.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan
Dalam bukunya prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, dkk tentang pengendalian mutu pendidikan bahwa:
Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Merupakan sesuatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan
yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Merupakan sesuatu yang mustahil pula,terjadi pendidikan yang bermutu
jika tidak didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh
personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan professional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan
prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen
yang tepat, serta lingkungan yang mendukung. Mutu pendidikan bersifat menyeluruh, menyangkut semua komponen, pelaksana, dan kegiatan
pendidikan, atau disebut sebagai mutu total atau “total quality”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai suatu
kualitas pendidikan tidak cukup dengan hanya satu atau dua komponen saja yang ditingkatakan kualitasnya akan tetapi peningkatan tersebut harus dilakukan secara
keseluruhan, karena satu komponen pendidikan dengan komponen pendidikan yang lain saling berkaitan, sehingga jika ada dari salah satu komponen tersebut
diabaikan maka akan berpengaruh terhadap hasil dari kualitas pendidikan itu sendiri.
Oleh karena itu faktor-faktor yang terlibat dalam pengembangan mutu pendidikan secara sistemik dapat dilihat pada gambar berikut.
25
25
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Konsep, Prinsip, dan instrumen… hal.7
22
Gambar 1
Peta komponen pendidikan sebagai sistem
Dalam tataran input salah satu yang termasuk ke dalam bagian instrumental input adalah biaya atau pembiayaan pendidikan. Biaya pendidikan merupakan
salah satu komponen masukan instrumental instrumental input yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. Biaya cost dalam
pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang
RAW input siswa: - Intelek
- Fisik-kesehatan - Sosial-afektif
- Peer grooup Proses Pendidikan:
- Pengajaran - Pelatihan
- Pembimbingan - Evaluasi
- Ekstra kurikuler - pengelolaan
Environmental Input: - Lingkungan sekolah
- Lingkungan keluarga - Masyarakat
- Lembaga sosial, unit kerja Instrumental Input:
Kebijakan pendidikan Program pendidikan kurikulum
Personil;KS, Guru, Staf TU Sarana, fasilitas, media, biaya
Output lulusan:
- Pengetahuan - Kepribadian
- performasi
23
berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga yang dapat dihargakan dengan uang.
Biaya pendidikan di tingkat sekolah berasal dari tiga sumber yaitu pemerintah termasuk dari hibah dan pinjaman luar negeri, keluarga siswa baik disalurkan
melalui sekolah maupun dibelanjakan sendiri, dan masyarakat selain keluarga siswa.
26
Lebih lanjut mengenai sumber pendanaan pendidikan ini dijelaskan dalam UU SISDIKNAS pasal 47 ayat 2 yaitu pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
27
Dalam implikasi diterapkannya manajemen pendidikan berbasis sekolah, adalah pemberian wewenang kepada sekolah untuk mengelola dana sendiri.
Sekolah diberi kewenangan untuk mencari dana dan menggunakannya dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Strategi yang digunakan untuk mengatasi
pembiayaan pendidikan dalam menyukseskan manajemen pendidikan berbasis sekolah, dapat dilakukan dengan meminta bantuan komite sekolah.
Disamping komite sekolah, kepala sekolah melakukan pendekatan yang bersifat khusus kepada warga masyarakat yang memiliki kemampuan dalam
memberikan dana. Walaupun pekerjaan mencari dana tidaklah mudah, namun beberapa sekolah dalam usahanya telah menerima bantuan dari masyarakat yang
memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Oleh karenanya, setiap sekolah sebaiknya melakukan pendekatan kepada
warga masyarakat tertentu yang dianggap dapat memberikan bantuan terhadap sekolah. Bagaimanapun, dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,
26
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, cet. Ke-2, h. 3 dan 26
27
Depdiknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaanya 2000- 2004, Jakarta: Tamita Utama, 2004, h. 25