Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

13 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang kualitas 14 Tabel 1 Sebelum membeli produk Saat membeli produk Sesudah membeli produk Image citra dan nama merek perusahaan Pengalaman sebelumnya Opini dari teman Reputasi took atau tempat penjualan Publikasi hasil-hasil pengujian produk Harga untuk performansi yang diiklankan Spesifikasi performansikinerja Komentar dari penjualan produk Kondisi atau persyaratan jaminan Kebijaksanaan perbaikan dan pelayanan Program-program pendukung Harga untuk performansi yang ditetapkan Kemudahan instalasi dan penggunaan Penanganan, perbaikan, pengaduan, jaminan. Ketersediaan suku cadang spare part Efektifitas pelayanan purna- jual Keandalan produk Performansi komparatif Jika dianalogikan tabel diatas dalam dunia pendidikan, bahwasanya faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan orang tua tentang memandang kualitas suatu adalah dikategorikan ke dalam tiga aspek ini yaitu faktor sebelum membeli, biasanya orang tua akan mencari sekolah yang memang pencitraan namanya baik, sebelumnya sudah merasakan hasil dari pembelajaran, masukan dari orang lain, tempat atau fasilitas sekolah tersebut, transparan dalam hal prestasi siswanya kepada masyarakat dan tentunya biaya yang akan ditawarkan. Kemudian faktor yang mempengaruhi kedua yaitu pada saat menggunakan jasa pendidikan biasanya para orang tua akan mempersepsikan kualitas suatu pendidikan yaitu dengan melihat kinerja para tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, keluhan selama dalam kegiatan belajar mengajar, keadaan sesungguhnya di lapangan, tanggap terhadap kesalahan dan langsung 14 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Manajemen, Bogor:Ghalia Indonesia, 2005, ed. Ke-2, h.51 14 memperbaikinya, program kegiatan yang mendukung siswa, dan konsisten dalam pembiayaan. Dalam faktor yang terakhir yaitu ketika sudah menggunakan jasa pendidkan sekolah, orang tua akan menilai suatu sekolah berkualitas ketika harapan yang diinginkan sesuai dengan tujuan, menerima masukan dari masyarakat, menunjukkan performan melalui prestasi siswa dan tentunya diterima di masyarakat.

B. KUALITAS PENDIDIKAN 1. Pengertian Kualitas Pendidikan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata kualitasmutu berarti ukuran baik buruknya suatu benda, kadar, taraf atau derajat kepandaian, kecerdasan dan sebagainya. 15 Selanjutnya kata mutu dalam buku Sudarwan Danim, mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. 16 Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Mutu bukanlah benda magis atau sesuatu yang rumit. Mutu didasarkan pada akal sehat. 17 Dalam bukunya Dorothe Wahyu Ariani, mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu mempunyai nilai subyektifitas yang tinggi antara satu konsumen dengan konsumen lain atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa mutu produk atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada kepuasan pelanggan custumer satisfaction. 18 15 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia , … h. 467 16 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Menuju Organisasi Sekolah Efektif, Jakarta:Bumi Aksara, 2008, cet.3, h. 53 17 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah penerapan, 2007, Yogyakarta:Pustaka Belajar, cet.4, hal. 75 18 Dorothe Wahyu Ariani, Manajemen Kualitas, Yogyakarta: Andi Offset, cet. 1, h. 6 15 Ditambahkan kembali dalam bukunya M. Nur Nasution: 2005 tentang Manajemen Mutu terpadu mengartikan mutu ke dalam beberapa elemen sebagai berikut: 19 a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan c. Kualitas merupakan saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan maupun keluaran hasilnya. Artinya mutu pendidikan mengacu pada input siswa, tenaga pendidik, pembiayaan, kebijakan progarm yang kemudian diproses dalam kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan output yang baik. Kualitas atau mutu pada umumnya adalah gambaran dan karakteristik menyuluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat juga dari konsep secara absolute dan relativ Edward dan Sallis, 1993. Dalam konsep absolut sesuatu barang disebut berkualitas bila memenuhi standar tinggi atau sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Bila diterapkan dalam dunia pendidikan konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang mampu menawarkan kualitas tertinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu membayarnya. Sedangkan, dalam konsep relativ, kualitas berarti memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sesuai dengan tujuan fit for their purpose. Edwad dan Sallis 1993 dalam Nurkolis, mengemukakan kualitas dalam konsep relativ berhubungan dengan produsen, maka kualitas berarti sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pelanggan. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relativ, terutama berhubungan dengan kepuasan pelanggan. pelanggan 19 M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Managemen, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Ed. II, h. 3 16 pendidikan aa dua aspek, yaitu palanggan internal dan eksternal Nurkholis, 1997. Pendidikan berkualitas apabila: a Pelanggan internal kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah berkembang baik fisik maupun psikis. Secara fisik antara lain mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan, bakat dan kreatifitasnya. b Pelanggan eksternal: 1. Eksternal primer para siswa: menjadi pembelajaran sepanjang hayat, komunikator yang baik dalam bahasa nasional maupun internasional, punya keterampilan teknologi untuk lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari, integritas pribadi, pemecahan masalah dan penciptaan pengetahuan, menjadi warga Negara yang bertanggungjawab Phillip Hallinger, 1998, dalam Nurkholis. Para siswa menjadi manusia dewasa yang bertanggungjawab akan hidupnya. 2. Eksternal sekunder orang tua, para pemimpin pemerintah dan perusahaan; para lulusan dapat memenuhi harapan orang tua, pemerintah dan pemimpin perusahaan dalam hal menjalankan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan. 3. Eksternal tersier pasar kerja dan masyarakat luas; para lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan masyarakat sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Berbicara mengenai pelanggan ada beberapa unsur penting dalam kualitas yang ditetapkan pelanggan, yaitu sebagai berikut.  Pelanggan harus merupakan prioritas utama organisasi  Pelanggan yang dapat diandalkan merupakan pelanggan yang paling penting, yaitu pelanggan yang membeli berkali-kali.  Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan perbaikan terus-menerus.