Materi dan Metode Pengajaran Majelis Taklim

23 1 Kelompok Pengetahuan Agama Bidang pengajaran yang masuk kelompok ini antara lain, : a Tauhid adalah, mengesahkan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan mengikhlaskan peribadahan hanya kepadanya; b Akhlakul karimah, materi ini meliputi akhlak yang terpuji, dan akhlak yang tercela. Akhlak terpuji antara lain ikhlas, tolong menolong, sabar dan sebagainya. Akhlak tercela meliputi sombong, kikir, sum’ah dan dusta, bohong dan hasud. c Fiqih. Adapun isi materi fiqih meliputi tentang shalat, puasa, zakat, dan sebagainya. Di samping itu juga dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman sehari-hari, yang meliputi pengertian wajib, sunah, halal, haram, makruh dan mubah. Diharapkan setelah mempunyai pengetahuan tersebut jamaah akan patuh dengan semua hukum yang diatur oleh ajaran Islam; d Tafsir, adalah ilmu yang mempelajari kandungan Al-Quran berikut penjelasannya, makna dan hikmahnya; e Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan dan persetujuan Nabi Muhammad yang dijadikan ketetapan atau hukum dalam agama Islam. 2 Kelompok Pengetahuan Umum Karena banyaknya pengetahuan umum, maka tema-tema yang disampaikan hendaknya hal-hal yang langsung ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Kesemuanya itu dikaitkan dengan 23 24 agama artinya dalam menyampaikan uraian-uraian tersebut hendaknya jangan dilupakan dalil-dalil agama, baik berupa ayat- ayat Al-Qur’an atau hadist-hadist maupun contoh dari kehidupan Rasullah SAW. 18 Menurut Tuti Alawiyah bahwa kategori pengajian itu diklasifikasikan menjadi lima bagian : a Majelis taklim tidak mengajarkan secara rutin tetapi hanya sebagai tempat berkumpul, membaca shalawat, berjamaah dan sebulan sekali pengurus majelis taklim mengundang seorang guru untuk berceramah, itulah isi majelis taklim. b Majelis taklim mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar ajaran agama seperti belajar mengaji Al- Qur’an atau penerangan fiqih. c Majelis taklim mengajarkan tentang fiqih, tauhid, atau akhlak yang diajarkan dalam pidato-pidato mubaligh yang kadang- kadang dilengkapi dengan tanya-jawab. d Majelis taklim seperti butir ke-3 menggunakan kitab sebagai pegangan, ditambah dengan pidato atau ceramah. e Majelis taklim dengan atau ceramah dengan pelajaran pokok yang diberikan teks tertulis. Materi pelajaran disesuaikan dengan situasi hangat berdasarkan ajaran Islam. 19 Penambah dan pengembangan materi dapat dilakukan di Majelis Taklim seiring dengan semakin majunya zaman dan semakin 18 Nurul Huda, op.cit., h.29-33 24 25 kompleks permasalahan yang perlu penanganan yang tepat. Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar Majelis Taklim tidak terkesan kolot dan terbelakang. b. Metode Metode berasal dari dua kata yaitu “Meta dan Hodos” Meta artinya melalui dan Hodos artinya jalan, maka pengertian metode adalah jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. 20 Metode adalah cara, dalam hal ini cara menyajikan bahan pengajaran dalam majelis taklim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Makin baik metode yang dipilih, makin efektif pencapaian tujuan. Metode mengajar banyak sekali macamnya, namun bagi majelis taklim tidak semua metode itu dapat dipakai. Ada metode mengajar dikelas yang tidak semua metode itu dapat dipakai. Ada metode mengajar dikelas yang tidak dapat dipakai dalam majelis taklim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi sekolah dengan majelis taklim. 21 Ada beberapa yang digunakan di Majelis Taklim, diantaranya: 1 Majelis taklim yang diselanggarakan dengan metode ceramah. Metode ini dilakukan ini dilaksanakan dengan dua cara : pertama, ceramah umum, dimana pengajar atau ustadz bertindak aktif dengan memberi pelajaran atau ceramah, sedangkan peserta pasif, 20 H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1993, Cet. Ke- 2,h.10 21 Nurul Huda, Op Cit., h.10 25 26 yaitu hanya mendengar atau menerima materi yang diceramahkan. Kedua, ceramah terbatas, dimana biasanya terdapat kesempatan untuk bertanya jawab. Jadi, baik pengajar atau ustadz maupun peserta atau jamaah sama-sama aktif. 2 Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode halaqoh. Dalam hal ini pengajar atau ustadz memberikan pelajaran biasanya dengan memegang suatu kitab tertentu. 3 Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode mudzakarah metode ini dilaksanakan dengan cara tukar menukar pendapat atau diskusi mengenai suatu masalah pendapat atau diskusi mengenai masalah yang disepakatyang suatu masalah yang disepakati untuk dibahas. 4 Majelis taklim yang diselanggarakan dengan metode campuran artinya majelis taklim menyelanggarakan kegiatan pendidikan atau pengajian tidak dengan satu macam metode saja , melainkan dengan berbagai metode secara berselang-seling. 22 .

C. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab da’wah, merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a madhi, yad’u mudhari, berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Seruan dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan. Dikatakan, orang yang adzan mu’adzin telah memanggil dan menyeru manusia untuk melaksanakan 26 27 shalat. Seorang nabi, disebut da’i, orang yang mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan mengesakan-Nya tauhid. 23 Sedangkan dakwah ditinjau dari segi terminology, mengandung beberapa arti yang beraneka ragam yang merupakan pendapat dari banyak ahli ilmu dakwah, mereka memberikan pengertian yang berbeda-beda seseuai dengan sudut pandang masing-masing di dalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut, sehingga antara definisi yang satu dengan yang lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan, yaitu sebagai berikut : HSM. Nasarudin Latif mendefinisikan dakwah: Setiap usaha aktivitas dengan tulisan maupun lisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT. Sesuai dengan garis- garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah. 24 Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah, Mengajak dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Allah Islam termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Prof. Toha Yahya omar, mendefinisikan dakwah menurut Islam ialah : Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. 25 Dari definisi di atas, ada beberapa prinsip yang menjadi substansi, sebagai berikut : 23 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Jakarta : Penamadani, 2006 Cet, ke-1. h,144 24 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta, Prenada Media, 2004. Cet,ke-1.h.5 25 Ibid . h.6 27