33
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, perkenankanlah seruan dari Allah dan seruan dari Rosul, apabila Rasul menyeru kamu
kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu”. Q.S.Al Anfal : 24
Adapun yang dimaksud dengan tujuan dakwah adalah sebagaimana yang dirumuskan oleh Abu A’la Maududi bahwa yang ingin
dicapai melalui dakwah Islam adalah, menghidupkan manusia baik daya observasinya, daya rasa, dan daya cipta, serta menghidupkan dhamir hati
nurani dan basyirah. M. Syafa’at Habib merinci tujuan dakwah Islamiyah itu sebagai
usaha untuk : a.
Membentuk masyarakat yang konstruktif menurut ajaran Islam; b.
Mengadakan koreksi terhadap situasi atau tindakan yang menyimpang dari ajaran agama;
c. Menembus hati nurani seseorang sebagai sarana untuk membentuk
masyarakat yang diridhai Allah; d.
Menjadikan manusia dari segala bentuk frustasi, kejahilan dan kebekuan pikiran.
32
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah yang menjadi tujuan dakwah dalam berbagai bentuknya tidaklah lain dari suatu usaha yang dilakukan
menciptakan pribadi muslim yang mampu serta bertanggung jawab melaksanakan ajaran islam. Baik pribadi muslim itu telah mampu
32
Abu A’la Maududi, Petunjuk Untuk Juru Dakwah Terj, Media Dakwah, Jakarta 1982, h.4
33
34
melaksanakan ajaran Islam maka yang diharapkan adalah sejahtera lahir dan batin serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Demikian tujuan dakwah Islam yang pada intinya adalah merubah sikap dan prilaku seseorang atau kelompok supaya kembali pada pola
dasarnya, bahwa manusia pada dasarnya hidup di dunia ini agar mengabdi kepada Allah SWT.
4. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu ”meta”melalui dan ”hodos” jalan, cara. Dengan demikian kita dapat
artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain mengatakan bahwa metode
berasal dari bahasa Jerman methodika artinya ajaran tentang metode. Arti secara bebas metode adalah cara yang telah diatur dan melalui proses
pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Dari pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa, metode
dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i komunikator kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar
hikmah dan kasih sayang.
33
Sumber-sumber pokok metode dakwah yang dijadikan pedoman para da’i antara lain : Al-Qur’an, As-Sunnah, Sirah sejarah,
Salafusshaleh dari kalangan sahabat, tabi’in dan ahli ilmu serta iman.
33
Said Bin Ali Al-Qohthani. Dakwah Islam Dakwah Bijak Jakarta : Gema Insani Press, 1994. Cet ke-1.h 101
34
35
Metode dakwah yang bijak umumnya didasarkan pada hal-hal berikut :
a. Memeriksa dan mendiagnosis pasien kalau da’i diumpamakan dokter
Seorang dokter ahli berpengalaman sebelum mengobati ia akan melakukan pemeriksaan dan mengetahui penyakitnya terlebih
dahulu. Setelah itu, melakukan pengobatannya berdasarkan penyakit tersebut. Seorang da’i adalah dokter rohani. Penyakit rohani antara
lain kufur dan maksiat. Dalam hal ini, seorang dai harus memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang di derita pasien. Obat kufur
adalah iman kepada Allah dan ajaran yang di bawa Rasullulah SAW, sedangkan obat maksiat adalah bertaubat kepada Allah dan
memperbanyak taat. Bagi Allah setiap penyakit ada obatnya. b.
Menghilangkan syubhat Tujuan dari menghilangkan syubhat ini adalah agar audiens
tidak sempat sempat melihat penyakit apalagi merasakan. Tidak diragukan lagi bahwa syubhat bisa melahirkan keraguan syak pada
kejujuran seorang da’i dan hakikat ajakannya. c.
Memberikan semangat kepada audiens agar selalu menggunakan ”obat” dan menerima yang hak.
d. Membimbing audiens dengan al qu’ran, as sunnah, dan sirah kaum
salafus shaleh e.
Menyampaikan cara-cara di atas dengan bijak. Yakni melalui nasihat dan diskusi yang baik atau kalau memang di perlukan dengan
35