11
2002, Peranan Majelis Taklim Hidayatul Mustaqim dalam Meningkatkan Pengamalan Keagamaan Ibu-Ibu di Cinangka Sawangan Depok oleh Sri
Lestari 2004 Oleh karena itu, peneliti berusaha membandingkan karya tulis
terdahulu dengan skripsi yang peneliti kerjakan ini, dalam hal ini tentang peranan majelis taklim.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teoritis. Dalam bab ini membahas tentang sekitar
majelis taklim, yaitu berisi pengertian peranan majelis taklim, tujuan majelis taklim, peranan majelis taklim, materi dan
metode pengajaran majelis taklim, dan pengertian pengamalan ibadah.
Bab III
: Gambaran Umum Majelis Taklim Al-Barkah, membahas tentang gambaran umum Majelis Taklim Al-Barkah, sejarah
berdirinya , tujuan majelis taklim dan struktur organisasi, dan program jangka panjang dan pendek, profil pemulung
Bantargebang Bekasi. Bab IV
: Hasil penelitian, membahas tentang analisa hasil penelitian yang berisi tentang kegiatan pengajian Majelis Taklim
Al-Barkah dalam membina pengamalan ibadah bagi pemulung
11
12
12 di Bantargebang Bekasi, harapan pemulung tentang kegiatan
pengajian Majelis Taklim Al-Barkah dalam membina pengamalan ibadah, dan kesesuaian antara kegiatan pengajian
Majelis Taklim Al-Barkah dengan harapan pemulung di Bantargebang Bekasi.
Bab V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.
13
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Peranan
1. Pengertian Peranan
Berbicara mengenai peranan, tentu tidak bisa dilepaskan dengan status kedudukan, walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling
berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dikatakan berperan atau
memiliki peranan karena orang tersebut mempunyai status dalam masyarakat, walaupun kedudukannya itu berbeda antara satu dengan
statusnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan
1
, bagian yang dimainkan seorang pemain dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa.
2
Sedangkan Grass Mascan dan A.w.Mc.Eachern sebagaimana dikutip oleh Berry mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-
harapan yang di kenakan pada individu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu. Harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan
imbangan dari norma-norma sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peran itu di tentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1998, h.667
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1991,h.751
13
14
diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat didalam pekerjaan lainnya
3
Dengan pengertian dan penjelasan tersebut di atas terlihat suatu gambaran bahwa yang dimaksud dengan peranan merupakan kewajiban-
kewajiban dan keharusan keharusan yang di lakukan. Seseorang karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau
lingkungan dimana ia berada. Teori peran Role Theory adalah teori yang merupakan perpaduan
berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu
4
, dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peristilahan dalam teori peran
dalam empat golongan yaitu istilah-istilah yang menyangkut : a.
Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut; b.
Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut; c.
Kedudukan orang-orang dalam prilaku; d.
Kaitan antara orang dan prilaku.
5
Masih menurut Biddle dan Thomas, ada lima istilah tentang prilaku dalam kaitannya dengan peran yakni :
a. Expectation harapan;
b. Norm norma;
c. Performance wujud perilaku;
3
N. Grass, W.S. Massan and A.W.Mc. Eachern, Exploration Role Analisis, dalam David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi
, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995, Cet .Ke-1,h.99-100
4
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Social Jakarta : PT, Raja Grafindo Persada 2003, Cet ke -8 h.214
5
Ibid, h.215 14