Pengertian Dakwah LANDASAN TEORITIS

27 shalat. Seorang nabi, disebut da’i, orang yang mengajak manusia untuk beriman kepada Allah dan mengesakan-Nya tauhid. 23 Sedangkan dakwah ditinjau dari segi terminology, mengandung beberapa arti yang beraneka ragam yang merupakan pendapat dari banyak ahli ilmu dakwah, mereka memberikan pengertian yang berbeda-beda seseuai dengan sudut pandang masing-masing di dalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut, sehingga antara definisi yang satu dengan yang lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan, yaitu sebagai berikut : HSM. Nasarudin Latif mendefinisikan dakwah: Setiap usaha aktivitas dengan tulisan maupun lisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT. Sesuai dengan garis- garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah. 24 Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah, Mengajak dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaran-ajaran Allah Islam termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Prof. Toha Yahya omar, mendefinisikan dakwah menurut Islam ialah : Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. 25 Dari definisi di atas, ada beberapa prinsip yang menjadi substansi, sebagai berikut : 23 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Jakarta : Penamadani, 2006 Cet, ke-1. h,144 24 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta, Prenada Media, 2004. Cet,ke-1.h.5 25 Ibid . h.6 27 28 1. Dakwah merupakan proses penyelanggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. 2. Usaha yang diselenggarakan itu adalah berupa : a. Mengajak orang untuk beriman dan mentaati Allah SWT, atau memeluk agama Islam; b. Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat; c. Nahi munkar. 3. Proses usaha penyelenggaraan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhai oleh Allah SWT. Islam adalah agama dakwah, dan mempertahankan kebebasan berdakwah itu secara konsekwen. 26 Berdasarkan pengertian-pengertian diatas pula dapat ditegaskan bahwa pengertian dakwah ialah mengajak mad’u untuk melakukan kebaikan dan menjauhi larangan sesuai dengan ajaran Islam. 26 K.H.M. Isa Anshari. Mujahid Dakwah Bandung: CV, Di ponegoro,1995, Cet, ke-V. hal.17 28 29

D. Unsur-unsur Dakwah

1. Subyek Dakwah

Berdasarkan masalah dakwah, maka tidak dapat dipisahkan dari subjek dakwah dan objek dakwah. Karena kedua komponen ini merupakan satu rangkaian yang tidak dapat di pisahkan dari sudut prosesnya. Namun penulis akan menjelaskan terlebih dahulu tentang subjek dakwah. Subjek dakwah dinamakan da’i, juru penerang, mubaligh, dan lain sebagainya. Da’i merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Sebagai pelaku dan penggerak kegiatan dakwah, da’i menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan dakwah. Adapun pengertian da’i adalah ”orang yang menyeru, memanggil, mengundang, atau mengajak”. 27 Pada dasarnya da’i adalah penyeru ke jalan Allah, pengibar panji-panji Islam, dan pejuang Mujahid yang mengupayakan terwujudnya sistem Islam dalam realitas kehidupan umat manusia. 28 Sebagai penyeru ke jalan Allah, da’i tidak bisa tidak, harus memiliki pemahaman yang luas mengenai Islam sehingga ia dapat menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat dengan tidak bisa tidak, harus memiliki pemahaman yang luas mengenai Islam sehingga ia dapat menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat dengan baik dan benar, ia juga harus memiliki semangat dan ghirah keislaman yang tinggi yang menyebabkan ia setiap saat dapat menyeru manusia kepada kebaikan dan 27 A.H. Hasanudin, Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional , 1983. Cet, ke-1. h. 33 28 A. Ilyas Ismail. Paradigma. H. 311 29 30 mencegah mereka dari kejahatan, meskipun untuk itu ia harus menghadapi tantangan yang berat. 29 Menyeru ke jalan Allah tersebut merupakan tugas dan kewajiban setiap muslim di manapun mereka berada menurut kadar kemampuannya. Jadi, setiap muslim adalah da’i sebagaimana Allah berfirman : فْوﺮْ ْﺎ نْوﺮ ْﺄ ﺾْ ءﺂ ْوا ْ ﻬﻀْ تﺎﻨ ْﺆ ْاو نْﻮﻨ ْﺆ ْاو ْا ﻦ نْﻮﻬْﻨ و ﷲا نْﻮ ْﻄ و ةﺎآﱠﺰ ا نْﻮ ْﺆ و ةﻼﱠﺼ ا نْﻮ ْﻘ و ﺮﻜْﻨ ْﻜ ﺰْﺰ ﷲا ﱠنا ﷲا ﻬ ْﺮ ﻚﺌ وا ﻪ ْﻮ رو Artinya : ”Dan orang-orang yang beriman, lelaki atau perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana”. QS. AT Taubah 9:71 Namun, kalau kita melihat realita kehidupan, bahwa yang ditangani manusia bukan hanya satu bidang, maka perlu pembagian tugas dan kewajiban sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing dalam rangka pengabdian kepada Allah untuk mendapatkan ridho-Nya. Untuk melakukan aktivitas dakwah, seorang da’i perlu mempunyai syarat-syarat dan kemampuan masing-masing dalam rangka pengabdian kepada Allah untuk mendapatkan ridho-Nya. Untuk melakukan aktivitas dakwah, seorang da’i perlu mempunyai syarat-syarat dan kemampuan tertentu agar bisa berdakwah dengan hasil yang baik dan sampai pada tujuannya. Persyaratan dan kemampuan yang perlu dimiliki oleh da’i secara umum bisa mencontoh kepada Rasullulah 29 Ibid 30