Kegiatan Pengajian Majelis Taklim Al-Barkah dalam Membina

membimbing pemulung dalam melaksanakan tuntunan shalat yang lebih baik lagi dalam bentuk teori atau praktek. Kegiatan ini dilaksanakan di dalam Majelis Taklim Al-Barkah, dengan diikuti oleh semua jamaah. Kegiatan bimbingan shalat ini dipimpin dan dibimbing langsung oleh KH. Nasir Thabroni. Adapun bentuk pelaksanaannya yaitu KH Nasir Thabroni membacakan bacaan-bacaan shalat dan juga mempraktekkan gerakan- gerakan shalat, kemudian menunjuk salah satu jamaah untuk maju ke depan dan mempraktekkan bacaan dan gerakan yang tadi telah di contohkan oleh Pak Kyai. karena keterbatasan waktu dan jumlah jamaah yang banyak, maka dalam satu kali pertemuan hanya beberapa jamaah saja yang maju ke depan. Kegiatan bimbingan shalat ini juga mempraktekkan tata cara ibadah shalat sunnah yang lain beserta bacaannya. 2. Ceramah Agama Kegiatan ini di dalam majelis taklim dengan diikuti oleh semua jamaah pemulung. Pelaksanaannya ketika pengajian berlangsung, dan yang memberikan ceramah agama ini biasanya KH. Nasir Thabroni dan sesekali waktu mengundang penceramah dari luar untuk mengisi ceramah agama ini. Materi yang disajikan bermacam-macam tergantung dari penceramah itu sendiri. Biasanya materi yang sering dibawakan berupa Tafsir, Aqidah atau Fiqh. Ceramah agama ini bersifat satu arah, yaitu jamaah hanya menjadi mustami’ atau pendengar saja, tanpa ada tanya- jawab. Padahal, bentuk komunikasi yang paling baik yang terdapat pada ceramah agama yaitu bersifat dua arah, yaitu ada tanya jawabnya. Jadi ada 57 feed back- nya atau umpan balik yang diberikan oleh ustadz dan ditanggapi oleh jamaah. Sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan. 3. Shalat Tasbih Berjamaah Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jamaah. Waktu pelaksanaannya hanya sebulan sekali, dan bertempat di dalam majelis taklim. Kegiatan ini juga diisi dengan dzikir dan doa bersama oleh KH. Nasir Thabroni sebagaimana shalat berjamaah lainnya. Hanya perbedaannya terdapat dalam jumlah raka’at dan bacaan- bacaan shalatnya. 4. Peringatan Hari- Hari Besar Islam Kegiatan ini dilakukan selain ajang silatuhrahmi, juga sebagai manifestasi umat kepada Islam itu sendiri. Hari-hari besar Islam itu terjadi dan berputar pada tiap tahun. Adapun hari-hari besar Islam yang pernah diperingati oleh para jamaah di Majelis Taklim Al Barkah diantaranya : Peringatan Hari Raya Idul Fitri, Peringatan Hari Raya yang jatuh pada tanggal 1 syawal, Peringatan Maulid Nabi yang jatuh pada tanggal 12 Robiul Awal, Peringatan Isra Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab, Peringatan Hari Qurban yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah, Peringatan Hari Raya Anak Yatim Idul Aitam yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. 5. Manasik Haji Kegiatan ini merupakan kegiatan baru yang menjadi program dari kegiatan–kegiatan Majelis Taklim Al-Barkah yang sudah ada. Bentuk kegiatan ini pun hampir sama dengan kegiatan manasik haji yang sudah ada di Taman Kanak-Kanak TK, hanya saja dalam kegiatan yang 58 diadakan di Majelis Taklim Al-Barkah ini ada sedikit perbedaan. Diantaranya yaitu, semua peserta manasik haji ini diikuti oleh jamaah Majelis Taklim Al-Barkah. Sedangkan di TK, pesertanya adalah murid TK itu sendiri yang pastinya masih anak-.anak. Dalam pelaksanaannya, kegiatan manasik haji ini sangat banyak peminatnya. Hal ini dikarenakan selain kegiatan ini masih terbilang baru, juga banyak yang berharap kegiatan ini merupakan doa juga bagi yang belum menunaikannya dengan berharap semoga bisa dipanggil ke tanah suci. Tujuan lainnya ialah sebagai latihan bagi para jamaah baik dari dalam maupun dari luar sebelum berangkat ke tanah suci. Kegiatan manasik haji ini dibimbing oleh ustadz yang berasal dari luar daerah.

B. Peranan Ibu-ibu Pengajian tentang Kegiatan Majelis Taklim Al-Barkah

dalam Membina Pengamalan Ibadah Pemulung Peranan ini begitu memberikan dampak positif dalam peningkatan pemahaman dan pengamalan ibadah para pemulung. Ibu-ibu pengajian adalah orang yang paling dekat interaksinya dengan para pemulung. Hal ini membuat semangat dan minat para pemulung semakin kuat untuk mempelajari ilmu agama, merasa nyaman dan tidak dianggap sebelah mata dalam berinteraksi dengan kaum ibu, karena status sosial menjadi sama, dan tidak dibeda- bedakan. Tali silatuhrahmi di antara merekapun menjadi kuat. Kaum ibu juga memiliki peranan penting dalam hal membantu menyediakan alat-alat media pendukung yang belum ada bagi para pemulung 59 yang memang kekurangan seperti halnya ibu-ibu pengajian menyediakan kitab-kitab, konsumsi, memberikan santunan dan sebagainya. Bagi para ibu pengajian yang memang lebih memahami dan menguasai ilmu agama, mereka dengan sukarela membagi ilmunya dengan para pemulung tanpa mengharapkan imbalan apapun kecuali ridho Allah SWT. Seperti halnya melatih para pemulung dalam berpidato secara baik dan berisi, membantu para pemulung dalam melakukan tata cara sholat yang baik dan benar. Kaum ibu pun selalu memberikan kesempatan bagi para pemulung untuk bisa mengeluarkan kemampuan mereka dalam hal berpidato dengan dijadikannya MC dalam suatu acara peringatan hari besar Islam. Ada juga yang menjadi qori atau qoriah bagi pemulung yang memang memiliki bakat tersebut. Peranan ibu-ibu pengajian dalam membina pengamalan dan memperluas pengetahuan para pemulung intinya mencakup dua faktor yaitu faktor keilmuan dan faktor sosial interaksi dan meningkatkan minat pendukung.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan para Pemulung di

Bantargebang Bekasi. Dalam membina para pemulung, Majelis Taklim Al-Barkah menemukan faktor, baik pendukung maupun penghambat seperti diutarakan sebagai berikut : 60