Struktur Organisasi Majelis Taklim Al-Barkah
46
tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap tugas kerja tersebut.”
4
Berangkat dari tulisan di atas, maka dapat dipahami bahwa struktur organisasi dapat dilakukan sebagai kerangka kerjasama di mana orang-orang
akan bertindak, menyusun tenaga kerja dan tugas-tugas serta menyusun bagian-bagian sedemikian rupa dengan penuh rasa tanggung jawab, sehingga
dalam sistem organisasi terwujud apa yang dicita-citakan. Yang dimaksud dengan kerangka yaitu ruang lingkup, jalur
koordinasi, kegiatan dan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi yang bersangkutan. Untuk
mencapai misi yang diemban oleh pengurus Majelis Taklim Al-Barkah, seperti yang dituturkan oleh ketua pengajian yaitu Bapak KH. Nasir Thabroni,
maka disusunlah sebuah struktur organisasi sebagai berikut : 1.
Ketua Majelis Taklim Jabatan ini dipegang oleh KH. Nasir Thabroni. Pada umumnya
tugas seorang ketua atau pemimpin sama halnya Majelis Taklim Al- Barkah adalah mengusahakan agar yang dipimpinnya dapat merealisasikan
tujuannya dengan sebaik-baiknya dalam kerjasama yang produktif. Seorang Ketua Majelis Taklim harus bisa mengintegrasikan pandangan-
pandangan anggota kelompok majelis taklim, baik mengenai situasi di dalam maupun di luar kelompok yang bersangkutan. Selain itu, harus bisa
mengawasi tingkah laku anggotanya berdasarkan rumusan bersama yang
4
Soetmina, Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan, Yogyakarta : Kanisius, 1992, Cet. Ke-I, h. 57.
46
47
telah ia rumuskan itu dan harus menyadari dan merasakan kebutuhan- kebutuhan, keinginan-keinginan dan cita-cita anggota serta mewakilinya
ke dalam maupun ke luar anggotanya. 2.
Wakil Ketua Jabatan Wakil Ketua ini dipegang oleh Ibu Hj. Maryam Umroh.
Tugas seorang wakil ketua adalah bertanggung jawab membantu apa yang menjadi tugas dari ketua majelis taklim. Jabatan ini sama beratnya dengan
jabatan ketua majlis taklim, karena di sini juga diperlukan tenaga ekstra dalam membantu apa yang diperintahkan oleh seorang ketua serta menjadi
penyalur aspirasi dari anggota kepada ketuanya. 3.
Sekretaris Jabatan Sekretaris ini dipegang oleh ibu Euis Fatimah. Sekretaris
bertugas mencatat siapa saja yang menabung, mencatat siapa saja yang menyumbang untuk anak yatim dan sebagainya. Jabatan ini diperlukan
suatu ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam pembukuannya dan catatannya.
4. Bendahara
Jabatan Bendahara ini dipegang oleh Ibu Hj. Aswasih. Ia bertugas memegang keuangan yang ada di Majelis Taklim A-Barkah. Sifat yang
sangat jujur diperlukan dalam tugas ini, karena banyak orang yang terjerat dosa karena korupsi dengan ekonomi. Di sinilah saatnya ia berusaha keras
untuk mengamalkan apa yang diajarkan oleh ustadz tentang amanah dan kejujuran.
47
48
Selain jabatan-jabatan di atas, dalam tugasnya mereka juga dibantu oleh seksi-seksi di antaranya sebagai berikut :
1. Seksi Dakwah
Jabatan Seksi Dakwah ini dipegang oleh Ibu Neneng Asti bertugas memimpin wiridan dan pembacaan Surah Yasin dan mencari guru
pengajar atau ustadzustadzah dari luar. Maka dia juga harus membagi waktu antara ustadzustdzah yang akan mengajar agar tidak bentrok.
Seorang Seksi Dakwah juga siap mengaji atau memimpin jalannya pengajian apabila sang UstadzUstadzah tidak hadir.
2. Seksi Perlengkapan
Jabatan Seksi Perlengkapan ini dipegang oleh Ibu Fitria Husni Thamrin. Dalam hal ini ia bertugas melayani atau melengkapi segala
kebutuhan di majelis taklim. Adapun hal-hal yang dilakukannya selama ini adalah membeli Al-Qur’an untuk majelis taklim, menyediakan minum
untuk ibu-ibu pengajian dan masih banyak lagi. 3.
Seksi Informasi Jabatan Seksi Informasi ini dipegang oleh Ibu Neneng. Seksi
informasi ini bertugas memberi informasi apapun tentang kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan majelis taklim dan menyampaikan informasi
dari luar, misalnya mengumumkan tentang adanya perayaan hari besar agama Islam, memberi informasi tentang undangan pengajian dari luar
untuk para ibu-ibu pengajian dan lain-lain.
5
5
KH. Nasir Thabroni, Ketua Majelis Taklim Al-Barkah, Wawancara Pribadi, Bekasi, Senin 8 Maret 2010.
48
49
Jabatan–jabatan yang diberikan di atas bagi ibu-ibu bukan merupakan anugerah, akan tetapi jabatan tersebut merupakan beban
tanggung jawab yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Mengenai tugas-tugasnya memang terasa berat, namun demi kelancaran jalannya
majelis taklim dalam mengemban amanah amar ma’ruf nahi munkar, mereka harus tetap istiqomah dalam memegang amanah.