9
dan bertolak belakang apabila ditinjau dari akar kebudayaan masyarakat etnis Tionghoa yang sangat menjunjung tinggi nilai penghormatan terhadap orangtua.
Hal inilah yang menarik untuk diteliti.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana orientasi nilai keluarga etnis Tionghoa yang menitipkan
orangtua di panti jompo? 2.
Mengapa keluarga etnis Tionghoa memilih untuk menitipkan orangtuanya di panti jompo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah: 1.
Untuk mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana orientansi nilai keluarga etnis Tionghoa yang menitipkan orangtua di panti jompo.
2. Untuk mengetahui adakah faktor perubahan nilai sosial yang terjadi dalam
kaitannya terhadap orangtua yang dititipkan di panti jompo khususnya dan orangtua etnis Tionghoa Medan umumnya.
3. Untuk mengetahui seberapa besar bentuk perhatian dan kasih sayang
keluarga terhadap orangtuanya. Apakah bukan hanya ketidakmampuan tetapi juga ketidakmauan dalam merawat orangtua mereka
ketidakmampuan disini karena adanya faktor kesibukan. 4.
Untuk menganalisis dalam bentuk apakah kebutuhan yang diinginkan oleh orangtua lansia moril atau materiil.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
10
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dan kalangan akademik untuk menambah pengetahuan dalam memahami permasalahan yang
berkaitan dengan hubungan keluarga antara anak dengan orangtua yang sudah lanjut usia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini ialah : 1.
Memberikan gambaran orientasi nilai sosial keluarga secara umum pada masyarakat etnis Tionghoa di Medan.
2. Memberikan kesadaran bagi masyarakat mengenai peran anak atau
keluarga terhadap orangtua lansia yang seharusnya dijalankan. 3.
Memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan mengenai peran sosial yayasan panti jompo sebagai sebuah wadah gerakan sosial dalam
upaya pelayanan dan penanganan orangtua lansia.
1.5 Definisi Konsep
Orientasi : peninjauan untuk menentukan sikap arah, tempat, dan
sebagainya yang tepat dan benar; pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan.
Nilai : sifat-sifat hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan; sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Menurut Soerjono Soekanto, nilai sebagai
konsepsi pemikiran abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai sosial
itu berarti nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat.
11
Orientasi nilai : bersifat komplek tetapi berpola pada prinsip yang mengutamakan tatanan dan langsung pada tindakan dan pikiran
manusia yang berhubungan dengan solusi dalam memecahkan masalah.
Nilai budaya : wujud ideal dari kebudayaan yang merupakan konsep yang
hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat. Nilai berdasarkan pada sistem, seperti sistem norma, hukum,
hukum adat, aturan etika, aturan moral, aturan sopan-santun, dan sebagainya.
Panti jompo : rumah tempat mengurus dan merawat orang jompo orang yang
sudah berusia lanjut. Yayasan
: badan hukum yang tidak mempunyai anggota, dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial.
Konfusianisme : suatu ajaran moral sebagai pandangan atau paham yang menjadi dasar kepercayaan etnis Tionghoa dalam menjaga
hubungan sosial antar manusia terutama orangtua dengan anak. Ajaran moral dan etika Konfusius ini bersifat humanis religius
untuk bertujuan menciptakan keharmonisan hubungan antar umat manusia dan yang berakar kuat pada penekanan konsep
bakti; bentuk penghormatan anak terhadap orangtua. Filial piety
: berasal dari bahasa Inggris yang berarti bakti. Bakti yang dimaksudkan ialah suatu rasa, bentuk dan tanda hormat anak
kepada orangtuanya.
12
Patrilineal : mengenai hubungan keturunan melalui garis kerabat pria saja,
bapak. Patrilineal ini adalah sistem kekerabatan masyarakat yang melalui garis keturunan laki-laki ayah. Sistem
kekerabatan patrilineal ini terdapat pada masyarakat etnis Tionghoa seperti dalam pembahasan ini dan secara umum pada
masyarakat etnis Batak. Konsanguinal
: menekankan pada pentingnya ikatan-ikatan darah, seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya dianggap lebih
penting daripada ikatan antara suami atau isterinya. Konsanguinal merupakan suatu sistem keluarga yang
dideskripsikan menurut Clayton.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Orientasi Nilai
Orientasi ialah peninjauan untuk menentukan sikap arah, tempat, dan sebagainya yang tepat dan benar; pandangan yang mendasari pikiran, perhatian
atau kecenderungan. Menurut Kluckhohn dalam Mulyana, 2004, nilai adalah konsepsi tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri
kelompok dari apa yang diinginkan, yang memengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antar dan tujuan akhir. Definisi ini berimplikasi terhadap
pemaknaan nilai-nilai budaya. Kluckhohn mengungkapkan ada enam implikasi terpenting, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai merupakan konstruk yang melibatkan proses kognitif logis dan rasional
dan proses ketertarikan dan penolakan menurut kata hati. b.
Nilai selalu berfungsi secara potensial, tetapi tidak selalu bermakna apabila diverbalisasi.
c. Apabila hal itu berkenaan dengan budaya, nilai diungkapkan dengan cara unik
oleh individu atau kelompok. d.
Karena kehendak tertentu dapat bernilai atau tidak, maka perlu diyakini bahwa pada dasarnya disamakan aquated daripada diinginkan, ia didefenisikan
berdasarkan keperluan sistem kepribadian dan sosiol budaya untuk mencapai keteraturan dan menghargai orang lain dalam kehidupan sosial.
e. Pilihan diantara nilai-nilai alternatif dibuat dalam konteks ketersediaan tujuan
antara means dan tujuan akhir ends.