33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Studi deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-
situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya Best, dalam Sukardi,
2004. Penelitian deskriptif dapat berupa studi kasus yang merupakan penelitian
mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh
deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan yang selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur
perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip. Studi kasus adalah salah satu strategi dan metode analisis
data kualitatif yang lebih menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis Bungin, 2007: 229. Dalam penelitian ini, studi kasus deskriptif
melihat gambaran nilai sosial keluarga terhadap orangtuanya yang dititipkan di panti jompo.
34
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian yang terkait mengenai judul dan masalah penelitian dimana banyaknya keluarga lebih
memilih untuk menitipkan orangtua di panti jompo khususnya pada etnis Tionghoa. Lokasi penelitian tersebut ialah Panti Jompo Karya Kasih yang terletak
di Jalan Mongonsidi Ujung No. 3 Medan. Panti jompo ini menyediakan fasilitas yang cukup memadai untuk kebutuhan para orangtua yang berusia lanjut. Di panti
jompo ini terdapat 108 orangtua dari berbagai suku dan agama, yang diantaranya beretnis Tionghoa, Batak, Jawa dan India.
Alasan peneliti memilih lokasi ini ialah karena berdasarkan hasil observasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orangtua yang tinggal di Panti
Jompo Karya Kasih adalah orangtua yang beretnis Tionghoa, dimana ada sebanyak 66 orang beretnis Tionghoa dari jumlah keseluruhan 106 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Suster Theresia yang adalah pimpinan Graha Residen Senior atau yang kita sebut sebagai panti jompo, Panti Jompo
Karya Kasih memiliki jam kunjungan bagi orangtua yang harus rutin dikunjungi oleh keluarga-keluarga para orangtua lansia yang tinggal di panti jompo ini.
Keluarga tersebut memiliki kewajiban untuk mengunjungi orangtua mereka sesuai dengan waktu kunjungan yang biasa mereka lakukan. Hal demikianlah yang dapat
memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara terhadap keluarga, anak ataupun sanak saudara dari orangtua lansia yang beretnis Tionghoa tersebut.
35
3.3 Unit Analisis Dan Informan