26
biasanya dirawat oleh babysitter apalagi yang sudah bersekolah. Orangtua hanya akan membiarkan anak-anaknya mandiri dengan bertumbuh kembang sendiri dan
merawat dirinya sendiri atau dibantu oleh asisten rumah tangga. Sementara orangtua akan lebih sibuk mengurusi urusan pekerjaan atau bisnis daripada
mengurus anaknya sendiri. Cara, tindakan dan perilaku seperti inilah yang akan menjadi pandangan
bagi sebagian besar keluarga masyarakat Tionghoa. Mayoritas masyarakat etnis Tionghoa ingin praktis dan tidak perlu repot dalam mengurus anak tetapi kembali
lagi kepada masyarakat itu sendiri merekalah orangtua yang menentukan bagaimana dirinya seharusnya bersikap dalam mengurus anak dan keluarga, masih
ada orangtua etnis Tionghoa yang mengurus anak secara langsung. Orangtua yang mampu mengurus dan memberikan perhatian serta kasih sayang secara langsung
terhadap anaknya sejak kecil menanamkan pola nilai dalam keluarga dimana keluarga memiliki ikatan batin yang kuat dan menjadi prioritas yang nomor satu
yang harus diperjuangkan dan keluarga juga merupakan tujuan hidup seseorang. Rasa perhatian dan kasih sayang pun akan timbal balik diberikan oleh anak
apalagi disaat orangtua sudah tua dan sangat membutuhkan perhatian dari anaknya, anak pun akan lebih menghargai kedua orangtuaya karena merasakan
secara langsung.
2.2.2 Peran Keluarga Ideal dalam Merawat Orang Tua menurut Etnis
Tionghoa
Menurut tradisi Tionghoa kuno, tanggung jawab dalam merawat orang tua terletak di pundak anak laki-laki tertua, dimana anak laki-laki memiliki peran
lebih besar dibandingkan anak perempuan, dan nilai anak laki-laki juga tinggi di
27
dalam keluarga. Anak laki-laki tertualah yang bertanggung jawab lebih besar dalam merawat orangtua. Jika ada diantara anak-anaknya ada seorang sanak
saudara tidak menikah, maka tanggung jawab sanak saudara yang harus merawat orangtuanya tersebut. Hal ini berlaku mutlak pada zaman dahulu sehingga pada
zaman dahulu, orangtua pada masyarakat etnis Tionghoa menduduki posisi paling tinggi dalam keluarga. Sudah menjadi tugas menantu dari anak laki-laki tertua
yang harus bertanggung jawab membantu suami dalam merawat orangtuanya, walaupun bagi kalangan orang yang mampu menggaji pembantu rumah tangga,
akan tetapi anak dan menantu tetap wajib mengawasi langsung keperluan dan perawatan orangtuanya http:repository.usu.ac.id handle12345678935691
diakses pada hari Jumat, 12 April 2013 pukul 09.24. Ini merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh anak sebagai rasa baktinya terhadap orang tua dalam
tradisi masyarakat Tionghoa. Anak perempuan pun bukan berarti tidak memiliki tanggung jawab dalam
mengurus orangtuanya hanya saja peran perempuan di dalam keluarga lebih kecil dibandingkan laki-laki sehingga dianggap sedikit memiliki tanggung jawab dalam
merawat orangtuanya dan diharapkan anak laki-laki lah yang dapat merawat orangtuanya. Karena peranan dan tanggung jawab yang sedikit dalam keluarga,
anak perempuan tidak memiliki wewenang dalam merawat dan mengurus orangtuanya. Bagi anak-anak perempuan, ketergantungan mereka terhadap
keluarga lebih tinggi dibanding laki-laki, dan perempuan sebagai individu yang merupakan bagian dari keluarga yang tidak dapat berbuat banyak Wibowo, 2008:
67-68.
28
Selain itu, bukan hanya karena peranannya yang kecil dalam keluarga, masyarakat etnis Tionghoa memiliki sistem kekerabatan patrilineal yang
hubungan kekerabatan berdasarkan garis keturunan laki-laki sehingga apabila anak perempuan sudah menikah maka anak perempuan tersebut akan ikut bersama
suaminya dan atau tinggal bersama keluarga dari pihak suaminya. Bagi seorang perempuan menikah, maka perempuan tersebut akan terputus hubungan
kekerabatan dengan keluarganya, ditandai dengan penggunaan nama marga suami Wibowo, 2008: 64.
2.3 Pendekatan Teori Struktural Fungsional Dalam Keluarga