Keluarga Inti Nuclear Family Kerjasama dan Pembagian Kerjasama

64 Juni 1993, dan kini memimpin Graha Residen Senior panti jompo Karya Kasih sejak tahun 2002.

4.4 Konsep Keluarga Menurut Informan

4.4.1 Keluarga Inti Nuclear Family

Di dalam keluarga ada yang disebut dengan keluarga inti nuclear family, dimana di dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak atas dasar ikatan perkawinan yang sah. Sesuai dengan perkembangan keluarga, ada tahap dimana keluarga akan menghadapi anak yang menikah, meninggalkan rumah dan membentuk keluarga baru. Dalam keluarga inti, masyarakat etnis Tionghoa menganut sistem kekerabatan patrilineal dimana garis keturunan berdasarkan garis keturunan ayah bapak. Sistem kekeluargaan patrilineal menggambarkan bahwa posisi orangtua khususnya ayah adalah posisi yang tertinggi dalam keluarga keluarga inti. Seperti yang diungkapkan oleh Diana lk, 25 tahun sebagai berikut: “Dalam keluarga kami Tionghoa sama dengan kita orang Batak berdasarkan garis keturunan bapak.” Budi lk25 tahun pun membenarkan hal tersebut seperti yang diungkapkannya sebagai berikut: “Iya garis keturunan kami berdasarkan garis keturunan bapak patrilineal. Jadi saya menggunakan marga bapak.”

4.4.2 Kerjasama dan Pembagian Kerjasama

Berdasarkan sistem patrilineal dalam setiap keluarga inti nuclear family yang memegang peranan penting adalah ayah dan anak laki-laki terutama anak laki-laki yang tertua di dalam keluarga. Semua keluarga inti setelah ayahnya meninggal akan beralih ke dalam kekuasaan anak laki-laki, semua anggota 65 keluarga berada dibawah kekuasaannya. Anak sulung laki-laki pun memiliki peran dan posisi yang penting dalam keluarga dimana ia akan menggantikan kedudukan ayahnya apabila ayahnya sudah meninggal. Seperti yang diungkapkan oleh Diana pr52 tahun sebagai berikut: “Kalau orang kami Tionghoa anak laki-laki lebih punya hak kuasa dibanding kita anak perempuan, apalagi yang tertua laki- laki” Dalam keluarga masyarakat Tionghoa yang berdasarkan garis keturunan ayah patrilineal ini, pembagian kerjasama dan warisan terletak pada wewenang orangtua khususnya ayah. Dalam buku Wibowo 2008 pihak laki-laki berhak menempati rumah orangtuanya, dan anak perempuan setelah menikah akan tinggal menetap di sekitar kediaman kerabat suaminya yang juga akan hidup mengelompok di dalam satu rumah. Berdasarkan kerjasama, masyakarat Tionghoa memiliki rasa solidaritas antar etnis apalagi solidaritas dalam keluarga, tak heran pihak keluarga yang lain ikut membantu keluarga yang kesusahan, seperti yang diungkapkan oleh R.S lk35 tahun sebagai berikut: “Awalnya karena mama tinggal sendiri di Sibolga dan waktu itu s udah menderita stroke, jadi acek memutuskan untuk membawa ma ma ke Medan dan tinggal di panti jompo Karya Kasih, pada tahun 2011.” Sama halnya dengan pernyataan Budi lk25 tahun menjelaskan mengenai kebudayaan etnis Tionghoa sebagai berikut: “Budaya kami menjunjung tinggi nilai solidaritas antar etnis apala gi terhadap orang yang masih memiliki ikatan persaudaraan.” Walaupun hubungan antara ayah dan anak laki-lakinya dituntut kepatuhan tanpa syarat dan penghormatan dari sang anak, tetapi sebenarnya hubungan ini 66 mengandung ketergantungan satu sama lain yang sangat besar. Dimana sang ayah pun membutuhkan anak laki-laki untuk menggantikan posisinya kelak dan hal ini berkaitan dengan jaminan orangtua yang didapatkan dari anak-anaknya kelak jika orangtua telah uzur dan tidak mampu lagi bekerja memenuhi kebutuhannya Wibowo, 2008: 64. Demikianlah keterkaitan erat hubungan sosial antara orangtua dengan anaknya terlebih antara ayahnya dengan anak laki-laki tertua, dimana anak laki- laki memiliki peran penting di dalam keluarga masyarakat Tionghoa. Bagi etnis Tionghoa nilai anak laki-laki dianggap lebih tinggi daripada nilai anak perempuan. Oleh sebab itu peranan anak laki-laki lebih besar dalam keluarga masyarakat Tionghoa dan masyarakat tersebut senantiasa menuntut agar mendapatkan lebih banyak keturunan anak laki-laki di dalam keluarga mereka Hidajat Z.M, 1993: 101. Dengan demikian, hal itu dapat menunjukkan posisi ayah menjadi posisi yang tertinggi di dalam keluarga Tionghoa hingga saat ini.

4.5 Posisi Orangtua dalam Keluarga menurut Informan

Dokumen yang terkait

Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Manula di Panti Jompo Karya Kasih Medan.

5 54 65

Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA.

14 112 194

Gambaran Gangguan Pendengaran pada Lanjut Usia di Panti Jompo Karya Kasih Medan pada Tahun 2014

1 17 56

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME PADA ETNIS TIONGHOA Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa (Studi Kasus pada Keluarga Etnis Tionghoa di Kampung Loji Wetan Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta).

0 1 18

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME PADA ETNIS TIONGHOA Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa (Studi Kasus pada Keluarga Etnis Tionghoa di Kampung Loji Wetan Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta).

0 2 16

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 1 9

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 12

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 20

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 4

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 2