Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

36 b. Informan Biasa Yang menjadi informan biasa adalah pengurus Panti Jompo Karya Kasih. Adapun pengurus Panti Jompo Karya Kasih dikepalai oleh seorang susterbiarawati. Sedangkan yang mengelola Panti Jompo Karya Kasih adalah Keuskupan Agung Medan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah wawancara secara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet Bungin, 2007:107. Data biasanya dicatat dalam tulisan dan direkam dengan voice recorder atau video recorder untuk pengambilan suara dan gambar. Data tidak sebagai apa yang diberikan oleh alam, tetapi merupakan hasil interaksi penulis dengan sumber data. Data yang diambil berdasarkan rekaman suara ataupun video juga harus seizin unit informan. Hasil penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data. Menurut Bungin 2007: 108 sumber data terbagi dua yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun teknik pengumpulan datanya ialah berdasarkan wawancara dan observasi langsung. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan 37 pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Bungin, 2007: 108. Peneliti mengharapkan perolehan informasi dari responden mengenai suatu masalah yang diteliti, yang tidak dapat terungkap melalui penggunaan teknik kuesioner. Oleh karena itu, maka dalam melaksanakan wawancara mendalam, pertanyaan-pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak dapat dirumuskan secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut akan banyak bergantung dari kemampuan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Dengan kata lain, di dalam wawancara mendalam berlangsung suatu diskusi terarah di antara peneliti dan responden menyangkut masalah yang diteliti. Di dalam diskusi tersebut peneliti harus dapat mengendalikan diri, sehingga tidak menyimpang jauh dari pokok permasalahan serta tidak memberikan penilaian mengenai benar atau salahnya pendapat atau opini responden Basuki, 2006: 118. Teknik pengumpulan data primer berikutnya adalah melalui observasi atau pengamatan langsung. Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit Bungin, 2007: 115. Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman pada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Observasi berbeda 38 dengan wawancara yang tidak harus selaku berkomunikasi secara lisan terhadap objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data sekunder dikemukakan juga oleh Bungin bahwa data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder dapat diperoleh melalui buku atau studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan langkah awal yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, brosur-brosur, dokumen-dokumen, yang berkaitan dengan tujuan penelitian Singarimbun, 1985: 45.

3.5 Interpretasi Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi pada Manula di Panti Jompo Karya Kasih Medan.

5 54 65

Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA.

14 112 194

Gambaran Gangguan Pendengaran pada Lanjut Usia di Panti Jompo Karya Kasih Medan pada Tahun 2014

1 17 56

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME PADA ETNIS TIONGHOA Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa (Studi Kasus pada Keluarga Etnis Tionghoa di Kampung Loji Wetan Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta).

0 1 18

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME PADA ETNIS TIONGHOA Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa (Studi Kasus pada Keluarga Etnis Tionghoa di Kampung Loji Wetan Kelurahan Kedung Lumbu Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta).

0 2 16

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 1 9

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 12

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 20

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 4

Orientasi Nilai Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtua di Panti Jompo (Studi Deskriptif Pada Keluarga Etnis Tionghoa Yang Menitipkan Orangtuanya di Panti Jompo Karya Kasih Medan)

0 0 2