56
Lie Kui Hai 81
Perempuan Sumber: Buku Induk Graha Residen Senior Panti Werdha Karya Kasih
Data diatas menunjukkan bahwa dari 66 orangtua yang beretnis Tionghoa, ada sebanyak 13 orangtua yang tidak menikah, 53 orangtua yang menikah, dan
dari 53 orangtua yang menikah tersebut terdapat sebanyak 42 orangtua yang memiliki anak. Di panti jompo Karya Kasih terdapat 3 kelas hunian yaitu: kelas
hunian sosial, standar dan VIP. Kelas hunian VIP tiap-tiap kamar hanya memiliki 1 tempat tidur dan masing-masing ditempati oleh 2 orangtua, satu yang beretnis
Tionghoa dan satunya lagi beretnis Batak. Adapun orangtua etnis Tionghoa yang tinggal di kelas hunian VIP tersebut adalah Tan Kebie seorang perempuan berusia
68 tahun dengan status tidak menikah dan alasan tinggal di panti jompo karena tidak bisa berjalan atau mengalami kelumpuhan. Selebihnya, orangtua tinggal di
kelas hunian sosial dan standar, yang di dalam masing-masing ruangan kamar terdapat 3 hingga 5 buah tempat tidur.
4.2.2 Kegiatan Yang Dijalani Orangtua Sehari-hari Di Panti Jompo Karya
Kasih
Di dalam buku album kenangan 50 tahun Karya Kasih dijelaskan bahwa orangtua lansia yang tinggal di Karya Kasih menjalani berbagai kegiatan yang
disediakan oleh Panti Jompo Karya Kasih. Karya Kasih menyediakan balai pengobatan seperti: klinik gigi, klinik akupuntur dan klinik mata yang didukung
oleh Departemen Kesehatan Sumatera Utara. Khusus bagi orangtua lansia disediakan pelayanan baru, yakni klinik fisioterapi yang didirikan karena sebagian
besar orangtua menderita penyakit stroke bagi bekas penderita stroke. Orangtua lansia yang menderita stroke sangat membutuhkan fisioterapi yang bertujuan
57
untuk melatih dan menguatkan otot agar kondisi kesehatannya semakin membaik dan bisa pulih secara perlahan dan bagi bekas penderita stroke dapat mencegah
terjadinya kembali penyakit stroke tersebut. Selain itu orangtua juga melakukan latihan fisik lainnya setiap hari seperti senam kebugaran dan senam otak yang
bertujuan untuk melatih ingatan dan mengurangi kelupaan pikun. Berdasarkan hasil wawancara, Suster Theresia selaku pimpinan Panti
Jompo Karya Kasih menjelaskan kegiatan orangtua di Karya Kasih. Adapun kegiatan yang dilakukan orangtua penghuni panti jompo dimulai pukul 07.00
WIB ada doa pagi di gereja, bagi orangtua yang beragama Katolik bisa mengikuti misa dan bagi agama lain juga bisa melakukan ibadat pagi. Selanjutnya pada
pukul 07.30 WIB orangtua bisa berjemur di bawah sinar pagi untuk mendapatkan ultraviolet yang dibutuhkan oleh tubuh dan senam kebugaran dengan iringan
musik gembira dan bersemangat di bawah tuntunan seorang instruktur. Sarapan pagi pukul 08.00 WIB, orangtua diwajibkan makan bersama dan dilakukan secara
rutin 3 kali sehari: pagi, siang dan malam ditambah snack dan juice di sore hari. Sekitar pukul 10.00 WIB, orangtua mendapatkan perawatan fisioterapi sampai
makan siang atau selama kurang lebih 2 jam. Makan siang pukul 12.00 WIB lalu fisioterapi dilanjutkan lagi pukul 15.00 WIB setelah istirahat siang. Snack dan
juice diberikan pada pukul 16.00 WIB lalu makan malam pukul 19.00 WIB tidak diberikan pada orangtua yang tinggal di hunian kelas sosial. Adapun tidur malam
pukul 21.00 WIB, paling lama pukul 22.00 orangtua sudah harus memasuki ruangan tidurnya masing-masing. Bagi anak ataupun sanak saudara yang ingin
berkunjung diberikan keleluasan jam kunjungan pada pukul 10.00 WIB sampai
58
dengan 17.00 WIB. Biasanya keluarga melakukan kunjungan di akhir pekan yaitu: hari Sabtu dan Minggu.
4.3 Profil Informan