38
dengan wawancara yang tidak harus selaku berkomunikasi secara lisan terhadap objek yang diteliti.
Teknik pengumpulan data sekunder dikemukakan juga oleh Bungin bahwa data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data sekunder dapat diperoleh melalui buku atau studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan langkah awal yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, brosur-brosur, dokumen-dokumen, yang berkaitan dengan tujuan penelitian
Singarimbun, 1985: 45.
3.5 Interpretasi Data
Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memfokuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang
lain. Bogdan Biklan, dalam Moleong, 2006: 280-281. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data dilakukan dalam proses.
Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan
penelitian.
39
3.6 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Bulan ke 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
1. Pra proposal
2.
ACC penelitian
3. Penyusunan proposal
penelitian
4. Seminar proposal
penelitian
5. Revisi proposal
penelitian
6. Penelitian lapangan
7. Pengumpulan data dan
analisa data
8. Bimbingan skripsi
9. Penulisan laporan akhir
10. Sidang meja hijau
3.7 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengalami beberapa kendala dan keterbatasan yaitu:
1. Dalam memilih informan, peneliti kesulitan menemui para informan
yang tepat yang mengetahui sebagian besar mengenai kebudayaan etnis Tionghoa. Hal ini disebabkan oleh karena informan tidak mampu
menjelaskan secara ilmiah hanya berdasarkan tradisi kebudayaan dalam keluarganya.
40
2. Dalam memperoleh informasi dari informan, peneliti kesulitan untuk
bertemu dengan informan kunci karena informan memiliki kesibukan dan diantaranya berdomisili di luar kota Medan.
3. Peneliti merasa kesulitan dalam memperoleh data-data tertulis
disebabkan masih sedikitnya referensi-referensi yang berkaitan dengan keluarga etnis Tionghoa beserta nilai dan kebudayaannya dan
juga yang berkaitan dengan kehidupan sosial orangtua di panti jompo.
41
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Polonia
Kota Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Gunawan 2014, dalam Jakarta Post, 2014 menyebutkan bahwa Kota Medan merupakan
kota terbesar ketiga di Indonesia. Secara geografis, kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT. Berdasarkan situs resmi Badan
Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Medan, dijelaskan bahwa wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah dengan topografi cenderung miring ke Utara
dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan juga dilalui oleh dua sungai, yaitu: Sungai Deli dan Sungai Babura. Sebelah
Selatan, Barat dan Timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Serdang dan sebelah Utara Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka
http:www.blh-pemkomedan.infowebsite-2013kategori201211kondisi- geografis.html diakses pada hari Senin, 20 April 2015 pukul 11.15 WIB.
Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan http:pemkomedan.go.idselayang_informasi.php diakses pada hari Senin, 20
April 2015 pukul 11.15 WIB. Salah satu Kecamatan dari 21 Kecamatan tersebut ialah Kecamatan Medan Polonia. Kecamatan Medan Polonia terletak di wilayah
Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru; sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Medan Maimun; sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor;