Perancangan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan Quality Function

5.2.8.3 Penyusunan Kebutuhan

Penyusunan kebutuhan terhadap produk tojok perlu dilakukan untuk membandingkan keinginan konsumen demand dengan keinginan produsen wish. Hal ini dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen. Langkah - langkah dalam menyusun kebutuhan. 5.2.8.4 Penentuan Karakteristik Penentuan karakteristik ini bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk tojok yang sedang dirancang. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan metode QFD Quality Function Deployment. QFD merupakan suatu matriks yang sistematis dengan menggambarkan pendekatan yang dilakukan untuk merancang produk kualitas dari tojok yaitu dengan menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam bentuk atribut produk yang disesuaikan dengan karakteristik teknik produk tersebut. QFD menggunakan House of Quality yaitu suatu matriks yang menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik desain. Prosedur penggunaan matriks House of Quality adalah : 1. Mengidentifikasikan keinginan konsumen ke dalam bentuk atribut produk. Pada tahap ini akan diuji sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk tojok. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk mengetahui keinginan konsumen adalah dengan menyebarkan kuesioner.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan penyebaran kuisioner SNQ terhadap operator diperoleh rasa sakit pada semua segmen tubuh, tetapi rasa sakit yang paling menonjol ditunjukkan Rasa sakit yang dialami operator pada saat menggunakan alat hasil rancangan sebelumnya sangat berakibat fatal bagi kesehatan operator, maka dilakukan perancangan ulang alat bantu angkat tandan buah segar TBS yang sesuai dengan ukuran tubuh antropometri operator angkat buah kelapa sawit.

6.2. Analisis Postur Kerja Operator dengan Metode REBA

Hasil penelitian menggunakan metode REBA dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengangkatan dan pemindahan tandan buah segar TBS tersebut memiliki postur yang kurang baik. Hal ini dikarenakan beban yang berat dan jarak perpindahan pengangkatan tandan buah segar TBS yang besar sehingga menyebabkan posisi tubuh terlalu membungkuk sehingga berpengaruh buruk terhadap tulang belakang pada operator dan cukup berbahaya bagi operator, hal ini dikarenakan postur kerja operator angkat buah kelapa sawit TBS kurang ergonomis. Beban angkat operator juga mempengaruhi adanya keluhan posisi operator saat menggunakan alat rancangan sebelumnya. Penilaian Reba dengan alat rancangan sebelumnya

6.3. Analisis dan Evaluasi Biomekanika Maximum Permisible Limit

MPL Perhitungan yang dilakukan pada penentuan nilai biomekanika diperoleh nilai dari operator 1 sampai dengan nilai operator 8 memiliki nilai gaya kompres pada L5S1 lebih besar daripada nilai Maximum Permisible Limit MPL sehingga dapat dikategorikan dengan “Berbahaya” standard NIOSH dengan kategori berbahaya. Penyebab utama “Berbahaya” adalah pada saat posisi tubuh operator melakukan proses pengangkatan buah kelapa sawit dan juga proses pemindahan buah kelapa sawit yang membentuk sudut tubuh yang besar.

6.4. Analisis Hubungan Biomekanika dan Postur Kerja pada Aktivitas

Pengangktan dan Pemindahan TBS. Hubungan biomekanika dan postur kerja pada aktivitas Pengangktan dan Pemindahan TBS ini yaitu besarnya gaya yang dihasilkan pada biomekanika akibat sudut yang dibentuk ketika Pengangktan tandan buah segar akan mempengaruhi bentuk postur yang dihasilkan oleh operator. Kemudian berdasarkan hubungan antara biomekanika dan postur kerja inilah dapat dianalisis resiko kerja yang dihasilkan dari aktivitas Pemindahan TBS. Dari hasil analisa biomekanika dan postur kerja didapatkan faktor yang menyebabkan resiko kerja yaitu panjangnya pegangan tojok, beratnya tojok . Jarak vertikal pemindahan TBS yang tinggi menyebabkan bentuk sudut yang dibentuk ketika mengangkat TBS besar, dimana dalam proses pemindahan TBS ini operator harus membungkuk ketika mengambil TBS sehingga postur yang dihasilkan mengakibatkan resiko pada aktivitas pemindahan TBS ini.

6.5. Analisis Perancangan QFD

Perancangan dengan metode QFD adalah sebagai berikut: 1. Klarifikasi Tujuan Clarifying Objectives Klarifikasi tujuan dilakukan untuk menentukan tujuan perancangan produk dan sub- sub tujuan dengan menggunakan metode pohon tujuan Objectives Tree Methode. 2. Penetapan fungsi Establishing Function Fungsi perancangan produk tojok adalah Penetapan fungsi-fungsi Establishing Functions ini bertujuan untuk menentukan fungsi-fungsi yang terjadi dalam suatu rancangan. 3. Penyusunan Kebutuhan Setting Requirement Langkah ini bertujuan untuk membuat spesifikasi pembuatan yang akurat bagi desain atau rancangan.. 4. Penentuan Karakteristik Determing Characteristics Tujuan dari penentuan karakteristik ini adalah untuk mengetahuai rancangan yang di inginkan atau yang dibutuhkan oleh konsumen. QFD Quality Function Deployment dengan hasil akhir berupa rumah mutu.

6.6. Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan

Pada perancangan fasilitas kerja rancangan sebelumnya dan rancangan usulan ada beberapa perbedaan, yaitu pada fasilitas kerja rancangan sebelumnya terbuat dari bahan dasar besi kopong, sedangkan fasilitas kerja rancangan usulan pipa stainless. Kemudian bentuk pegangan utama sebelumnya melengkung sedangkan fasilitas kerja rancangan usulan segitiga. Fasilitas kerja usulan yang digunakan sudah sesuai dengan dimensi tubuh operator bagian pemanenan. Fasilitas kerja yang dirancang yaitu tojok yang digunakan untuk memudahkan operator pada saat melakukan penyortiran TBS.