Proses Pemanenan KESIMPULAN DAN SARAN

proses cedera. Pekerja membuat pergerakan jauh dari zona netral, risiko cedera lebih besar, terutama ketika pergerakan tersebut sering diulang danatau berkelanjutan untuk waktu yang lama. Metode observasi postural juga menawarkan keuntungan yang memudahkan pengidentifikasian resiko postur yang tinggi untuk tindakan korektif, bahkan sebelum pekerja telah terkena selama waktu cukup untuk mengembangkan signifikan ketidaknyamanan muskuloskeletal. Empat metode ergonomis menyediakan alat evaluasi postural yang sangat baik. Quick Exposure Checklist memiliki tingkat kegunaan tinggi dan sensitivitas, dan memungkinkan untuk penilaian cepat dari risiko exposure untuk pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Metode ini memiliki keuntungan bahwa metode itu dapat digunakan untuk menganalisis interaksi antara berbagai risiko kerja bahkan oleh penilai yang relatif tidak berpengalaman. Postur adalah orientasi rata-rata dari anggota tubuh. Postur tubuh ditentukan oleh ukuran tubuh dan ukuran peralatan atau benda lainnya yang digunakan pada saat bekerja. Pada saat bekerja perlu diperhatikan postur tubuh dalam keadaan seimbang agar dapat bekerja dengan nyaman dan tahan lama. Keseimbangan tubuh sangat dipengeruhi oleh luas dasar penyangga atau lantai dan tinggi dari titik gaya berat. Grieve and Pheasant, 1982.

3.3. Gangguan Musculoskeletal

2 Neville A. Stanton, dkk, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods Cet. I; New York: CRC PRESS, 2004, h. 2.2. Gangguan musculoskeletal yang sering juga disebut Work-related Musculoskeletal Disorder WMSD adalah rasa sakit yang mempengaruhi tulang, otot, dan persendian tubuh yang diderita oleh seseorang. Gangguan musculoskeletal pada umumnya disebabkan pemberian beban kerja yang melebihi kemampuan tubuh overuse untuk melakukan pemulihan, pada proses kerja yang berulang, dan dalam waktu yang lama 3

3.3.1. Penyebab Gangguan Muskuloskeletal

. Gangguan muskuloskeletal memiliki banyak penyebab, pekerjaan yang repetitive, yang paling sering menjadi penyebab gangguan ini, adalah salah satu faktor dari faktor risiko risk factor yang dimiliki oleh stasiun kerja. Faktor risiko dapat menjadi penyebab langsung dari masalah kesehatan, adanya faktor risiko bukan berarti merupakan salah satu faktor penyebab. Faktor risiko merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tingkat risiko yang dimiliki suatu pekerjaan terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul di stasiun kerja. Faktor risiko yang dapat menjadi penyebab gangguan muskuloskeletal diantaranya: 1. Pekerjaan repetitif Pekerjaan repetitif memberikan beban kerja pada bagian tubuh secara konstan. Apabila pekerjaan ini dilakukan dalam waktu yang lama dan melebihi kemampuan bagian tubuh untuk melakukan pemulihan, maka risiko terjadi gangguan muskuloskeletal sangat tinggi. 3 Serge, simoneau,”Work related musculoskeletal disorders WMSDs: A better understanding for