Fase-fase Dalam Proses Perancangan Produk

5 Kriteria buying. 6 Kriteria finance produk awal. b. Fase kreatif Fase ini bertujuan dalam menampilkan alternatif yang dapat memenuhi fungsi yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1 Penentuan kriteria atribut produk dengan diagram pohon. 2 Penentuan prioritas perancangan dengan menggunakan QFD. 3 Pembuatan alternatif model produk. 4 Perhitungan biaya alternatif model. c. Fase analisa Fase ini bertujuan dalam menganalisa alternatif-alternatif yang dihasilkan pada fase kreatif dan memberikan rekomendasi terhadap alternatif- alternatif terbaik. Analisa yang dilakukan antara lain : 1 Analisa kriteria atribut yang akan dikembangkan. 2 Penilaian kriteria atribut antar model. 3 Pembobotan kriteria atribut produk. 4 Matrix combinex. 5 Value analysis. d. Fase pengembangan Fase ini bertujuan memilih salah satu alternatif tunggal dari beberapa alternatif yang ada merupakan alternatif terbaik dan merupakan output dari fase analisa. Data-data alternatif yang terpilih adalah sebagai berikut : 1 Alternatif terpilih. 2 Gambar produk terpilih dan spesifikasinya, e. Fase presentasi Fase ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara baik dan menarik terhadap hasil pengembangan produk 11

3.8.2. Metode Perancangan Produk

. Metode perancangan produk adalah tiap-tiap prosedur, teknik, dan alat bantu tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang digunakan oleh perancang dalam proses perancangan. Ada dua metode yang digunakan dalam perancangan yaitu: 1. Metode kreatif Metode perancangan yang bertujuan untuk membantu menstimulasikan pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreatifitas, atau dengan cara memperluas area pencarian solusi. Metode kreatif terbagi lagi atas dua metode, yakni: a. Brainstorming Bertujuan untuk menstimulasikan sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah besar gagasan dengan cepat. Orang terlibat langsung dan tidak homogen mengenai persoalan aturan, yaitu: 2 Kelompok haruslah bersifat non-hirarki. 3 Pemimpin kelompok berperan sebagai fasilitator. 4 Kelompok diharapkan menghasilkan sebanyak mungkin gagasan. 11 Rosnani Ginting, Perancangan Produk, Medan, Graha Ilmu , 2009, h. 19-21. 5 Gagasan yang kelihatan aneh tetap diterima. 6 Usahakan semua gagasan dinyatakan secara singkat. 7 Suasana selama brainstorming berlangsung rileks dan bebas. 8 Kegiatan selama brainstorming sebaiknya dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 20- 30 menit. Kegiatan yang dilakukan selama brainstorming, yaitu: 1 Membentuk kelompok dan menetapkan pimpinan. 2 Menginformasikan aturan-aturan dalam brainstorming. 3 Pemimpin kelompok melontarkan pertanyaan permasalahan awal. 4 Masing-masing anggota diberi waktu tenang beberapa menit untuk menggali gagasannya. 5 Setiap anggota diminta untuk menuliskan gagasannya pada kartu-kartu tersendiri. 6 Antar anggota saling bertukar satu sama lain. 7 Berikan waktu istirahat sejenak agar masing-masing anggota memiliki kesempatan untuk berefleksi dan mencari gagasan-gagasan baru mengacu pada gagasan rekannya, kemudian dituliskan dalam bentuk kartu yang jelas. 8 Kumpulkan kartu-kartu dan setelah periode tertentu dilakukan evaluasi. b. Sinektik Bertujuan untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas spontan pemikiran ke arah eksplorasi dan transormasi masalah perancangan. Sinektik adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun, mengkombinasikan dan mengembangkan gagasan-gagasan untuk memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan dalam perancangan. Tidak memperkenalkan adanya kritikan, menghasilkan solusi tunggal, dengan membangkitkan alternatif analogi secara langsung, personal, simbolik, dan fantastik. Metode ini bertujuan untuk: 1 Membentuk kelompok yang terdiri dari para anggota yang selektif. 2 Melatih para anggota kelompok dalam menggunakan analogi untuk membangkitkan aktivitas spontan otak atau pikiran terhadap persoalan 3 Memaparkan masalah prancangan kepada kelompok yang sama seperti yang dinyatakan oleh klien atau manajemen perusahaan. 4 Menggunakan analogi-analogi. 2. Metode Rasional Metode ini merancang sesuai dengan pikiran logika, sehingga produk yang dihasilkan dapat sederhana dan setiap anggota kelompok menggunakan pemikiran yang rasional untuk mendapatkan hasil yang baik dan membentuk hasil yang sederhana. Perancangan yang baik akan menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen. Karenanya perancangan membutuhkan input dari berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Proses perancangan sangat mempengaruhi produk, sedikitnya dalam tiga hal, yaitu biaya pembuatan produk, kualitas produk, dan waktu penyelesaian produk mulai dari diterimanya kebutuhan akan suatu produk sampai produk tersebut dapat dipasarkan.